Selasa, 12 Juli 2022

Melihat sisi lain Rahwana tokoh antagonis dalam kisah Ramayana.

 


Cerita Ramayana merupakan bagian dari kitab suci agama Hindu , Weda, yang ditulis oleh Maharsi Walmiki, ribuan tahun silam yang diceritakan 50 ribu tahun sebelum Mahabarata, yang mengandung filsafat tinggi tentang bagaimana Cinta yang semestinya kepada Tuhan, yang dimana dalam hal ini Tuhan digambarkan sebagai Rama, Cinta itu pengabdian , penyerahan diri sepenuhnya kepada Nya, seperti bagaimana Cinta nya Laksamana adik Rama yang selalu setia mendampingi kakaknya, bagaimana Cinta nya Hanoman yang setia kepada Rama, bagaimana Cinta nya Jatayu yang rela mati dibunuh oleh Rahwana demi Cinta nya kepada Rama,
Cinta kepada Nya digambarkan seperti itu dalam kitab ini,
Rahwana ke Sinta itu Cinta apa Nafsu ?
Cinta membahagiakan, Nafsu membahayakan.
Dalam sebuah kisah lalu diceritakan Rahwana hanya mencintai satu wanita, istrinya.. Dewi Setyawati namanya.
Hingga kemudian sang dewi meninggal dan kemudian menitis ke dewi Sinta.
Cinta di hati Rahwana tak pernah padam, hingga akhirnya sang waktu mempertemukannya dengan Sinta, yang sayangnya sudah menjadi istri Rama, raja Ayodya, karena memenangi sayembara.
Melihat cinta sejatinya sudah menjadi milik orang lain, Rahwana punya dua pilihan: merelakannya atau merebutnya dengan taruhan apa pun, bahkan nyawa.
Dan, Rahwana memilih pilihan kedua.
Sinta pun diculiknya dan dibawa pulang ke Alengka. Selama tiga tahun disekap, Sinta diperlakukan bak ratu oleh Rahwana. Meski dia bisa memaksa atau bahkan memperkosa Sinta, Rahwana tak pernah mau melakukannya.
Rahwana tahu, cinta sejati tak butuh dipaksa.
Dia tak pernah menyentuhnya.
Dia menunggu.
Menunggu adalah hal terbaik agar sang dewi tak terluka hatinya.
Agar sang dewi mencintainya sepenuh hati. Suatu saat nanti... Walaupun itu entah kapan..
Padahal dia tahu benar bahwa titisan Dewi Setyawati itu terlahir begitu setia pada suaminya.
Setiap hari Rahwana mendatangi Sinta dengan beragam puisi.
Dia selalu minta maaf karena telah menculiknya.
Sekejam apa pun Rahwana, ketulusannya pelan-pelan dirasakan oleh Sinta.
Selama dirinya di Alengka, Rahwana berubah menjadi baik dan murah senyum sehingga mengubah suasana kerajaan menjadi baik pula dan penuh kedamaian.
Sinta mulai tergoda tapi di sisi lain dia tak mau mengkhianati suaminya.
Dalam diam mereka saling bicara.
"Tidakkah kau juga mencintaiku Sinta? Tidakkah kau mengingatku walau sedikit saja, sebagai pria yg pernah kau cintai sampai mati"
"Aku sebenarnya juga mencintaimu. Namun aku terikat dengan Rama.. Jika kamu mencintaiku, tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku.."
Kata-kata Sinta ibarat mantra yang menyihir Rahwana. Sebab, selama hidupnya, hanya kata-kata itulah yang dinanti.
"Jika itu maumu, sebagai ksatria, aku akan berduel satu lawan satu dengan Rama.
Jika dia bisa mengalahkanku, maka aku akan mengembalikanmu kepadanya"
Ketika Rama datang dengan balatentara wanara plus hanoman, dengan gagah berani Rahwana menyambutnya.
“Aku mencintai Sinta, Rama! Aku akan melakukan apa pun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku dalam rangka mendapatkan cintaku kembali"
Pertarungan pun terjadilah.
Dengan dibantu Hanoman, Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan membunuhnya. Sinta pun kembali jadi miliknya.
Dia lari menghambur ke pelukan Rama.
Namun, sambutan Rama justru tak dia duga.. Rama curiga, jangan-jangan Sinta telah dinodai Rahwana.
Berkali-kali Sinta menjelaskan bahwa dirinya masih suci.
Rahwana tidak sekali pun pernah menyentuhnya. Tapi Rama tak juga percaya. Hingga akhirnya, Sinta nekat membuktikan kesuciannya dengan menceburkan diri ke bara api.
Karena dia masih suci, api tak bisa membunuhnya. Barulah setelah itu Rama mau menerimanya kembali.
Tinggal kemudian sukma Rahwana yang menangis sejadinya karena nestapa cinta. Kenapa takdir tidak memilihnya?
Kenapa pula Sinta memilih pria yang tidak mempercayainya 100 persen? Sementara bagi Rahwana, Sinta ternoda atau tidak, cantik atau tidak dia tetap akan mencintainya.
------
Disudut lain yg tak terlihat.. rahwana sudah tak ada lagi di dunia yg ditempatinya, tak menghirup lagi udara yg dihirupnya...
Sosok ksatria yang mencintai kekasihnya secara dzat, bukan sekedar raga dan sukmanya saja.
Sosok pria yang mencintai kekasihnya tanpa tapi.
Dari sudut pandang yang berbeda, dimana sudut pandang ini diambil dari pihak yang menang, sosok Rahwana adalah penjahat cinta. Rahwana telah memiliki istri, sedangkan Dewi Sita telah memiliki suami, sehingga cinta Rahwana bukan cinta murni tapi berdasarkan hawa nafsu karena melihat paras Dewi Sita yang sempurna sehingga adanya keinginan untuk memiliki apapun resikonya. Bahkan Rahwana sudah di nasehati oleh saudara saudaranya yaitu Kumbakarna dan Wibisana, akan tetapi Rahwana tidak menggubris nasehat saudaranya karena hawa nafsu nya sedang menggelora. Kenapa Dewi Sita tidak berani disentuh oleh Rahwana dikarenakan Dewi Sita akan membunuh diri nya jikalau Rahwana berani menyentuh diri nya. Dari kisah ini dapat dipetik intisari nya bahwa Pemimpin yang masih memiliki hawa nafsu yang tinggi dan tidak mengindahkan kepentingan Negara nya akan menghancurkan Negara beserta isinya dalam arti nafsu dari diri nya sendiri menghancurkan kehidupan masyarakat dari negara yang dipimpinnya.
Inti dari sekelumit kisah epos diatas yg dapat kita ambil adalah, jadilah pemimpin sejati, dapat mengendalikan nafsu 3T, yaitu Arta, tahta, dan Wanita. Jika kita dapat mengendalikan nafsu maka kita akan menjadi pemimpin yg bijaksana, namun jika sebaliknya akan membawa dampak kehancuran bagi rakyat dan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar