Pepasangan merupakan bentuk “serangan” negatif secara niskala, ditujukan kepada penghuni rumah oleh orang yang bermaksud tidak baik. Umumnya, pepasangan dipasang di halaman rumah, sehingga penghuni mengalami kesakitan, ketidaknyamanan.
Ada banyak media yang digunakan untuk membuat orang lain tersiksa. Salah satu media yang cukup populer yaitu tanah kuburan. Paling parah, jika tanah kuburan dicampur dengan tulang belulang manusia. Ini akan menyebabkan sakit tak wajar bagi penghuni rumah. Lalu bagaimana cara mengetahui pekarangan rumah ditaburi tanah kuburan?
Menurut penekun spiritual Jro Pandit, ada beberapa ciri yang bisa dirasakan penghuni rumah jika pekarangan rumah ditaburi tanah kuburan. Pertama penghuni rumah akan merasakan gelisah, khawatir, rasa ketakutan dan rasa tidak nyaman di rumah sendiri.
Kedua, munculnya pemikiran tidak rasional seperti ingin mengakhiri hidup. Hal ini dikarenakan adanya gangguan psikis dan depresi yang muncul tanpa sebab. “Kemudian muncul rasa emosi tiba-tiba yang tidak bisa dikontrol,” paparnya.
Lebih lanjut Jro Pandit juga mengungkapkan, penghuni rumah merasa diawasi pada waktu tertentu seperti pagi hari, sandikala, maupun tengah malam. Biasanya di dalam rumah yang ada pepasangan tanah kuburan, masakan yang dibuat akan cepat basi. Penghuni rumah juga akan merasa bau-bau aneh seperti bau amis.
Untuk menetralisir energi negative yang ditimbulkan oleh pepasangan tanah kuburan tersebut, Jro Pandit berbagai cara sederhana yang dapat dilakukan dengan menaburi pekarangan dengan air laut yang dicampur garam uku. Kemudian ditunaskan tirta pengater di sanggah kemulan. Tirta tersebut dipercikkan ke seluruhan pekarangan rumah. Setelah itu sapu pekarangan dengan sapu yang sudah pernah dipakai.
“Terakhir buatkan nasi wong-wongan hitam kemudian dicampur dengan tanah yang telah disapu. Selanjutnya luarang di laut, perempatan atau yang paling baik adalah dibakar untuk mengembalikan energi negatifnya ke si pengirim,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar