Selasa, 12 Juli 2022

WUJUDKAN PURUSA PRADANA DALAM BENTUK SEGALA MANTRA

 


“Ong anugraha manoharam dewa dattà nugrahaka arcanam sarwà pùjanam namah sarwà nugrahaka. Dewa-dewi mahàsiddhi yajñanya nirmalàtmaka laksmi siddhisca dirghàyuh nirwighna sukha wrddisca”
“Oh Hyang Widhi, pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, wujudkanlah dari segala pujaan (mantra), hamba memuja-Mu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian dari para Dewa Dewi (Purusa Pradana) berwujud yadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani”
Makanya Gama Bali dalam ritualnya mewujudkan dengan banten (Raganta Twi) karena banten menjelaskan tentang mantra (puja puji) bukan mewujudkan dengan patung.
Selain itu para wiku dan wikan leluhur kita menyadari sangat sulit mewujudkan Tuhan dalam bentuk apapun karena Acintya (tak terpikirkan). Maka simbolisasinya adalah sebatas kekuatan-Nya yaitu dengan arah mata angin, sinar/warna, aksara. Kemudian penyatuan ketiganya (pemolaan energi) menjadi senjata hal ini jelas dalam Dewata Nawa Sanga dimana Siwa (Sunya/Tuhan) ditengah tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar