Selasa, 12 Juli 2022

MEDANG I BHUMI MATARAM

 


Medang atau kaḍatwan mḍaŋ merupakan sebuah kerajaan besar di Pulau Jawa, lebih awal dari periode Kahuripan - Singasari - Majapahit. Berdiri sekitar tahun 732 Masehi.
Yang menarik adalah beberapa kali Medang memindahkan pusat pemerintahan. Dalam prasasti Canggal (732 M) yang juga merupakan pernyataan Sanjaya, tertulis bahwa dirinya adalah sebagai penguasa Medang.
Adapun lokasinya adalah di sebuah daerah bernama Mataram, nama geografis bersejarah untuk menyatakan dataran Kewu (selatan dataran Kedu) dan berada dalam wilayah administratif Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini. (Lihat peta).
Inilah periode yang dalam prasasti selanjutnya disebut sebagai " mḍaŋ i bhūmi mātaram " berarti "Medang di tanah Mataram", yaitu Medang sebagai nama kedatuan dengan pusatnya di tanah Mataram.
Sanjaya pada mulanya mendirikan kadaton Medang di Bhumi Mataram kemudian oleh raja2 selanjutnya berpindah2 ke Mamrati. Lalu ke Poh Pitu. Dan kembali lagi ke Bhumi Mataram pada era Dyah Wawa (Rakai Sumba). Sebelum kemudian berpindah ke wilayah timur Jawa.
Candi yang terkenal dibangun pada era kerajaan Medang adalah Kalasan, Sewu, Borobudur, dan Prambanan. Termasuk gugusan candi2 lain seperti di gambar : Plaosan.
Gelar "RATU" untuk penguasa Medang
Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan. Gelar ini setara dengan 'Datu' yang berarti "pemimpin". Dalam bahasa Jawa, istilah 'Ratu' digunakan sebagai sinonim 'Datu', sehingga di Jawa istilah Karaton (Karatuan) digunakan sebagai sinonim Kadaton (Kadatuan).
mḍaŋ i bhūmi mātaram menurut ahli sejarah kemudian disebut sebagi Mataram Kuno atau Mataram Hindu, kemungkinan krn pralaya letusan Gunung Merapi/Marapoy kemudian pindah ke Jawa Timur.
Lebih kurang 800 tahun kemudian akan muncul di tempat sama (Mataram) yang sudah lama ditinggalkan tersebut akan muncul kerajaan Mataram Baru atau Mataram Islam, saat itu Bhumi Mataram telah menjadi hutan, dan candi2 lama tertimbun tanah. Di Alas Mentaok dibangun perdikan Mataram sebagai hadiah Sultan Pajang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar