Selasa, 12 Juli 2022

Pura Luhur Batukau

 


Pura Luhur Batukau dibangun pada abad ke-11 oleh seorang Mpu yang datang dari Pulau Jawa yaitu Mpu Kuturan.
Pura Luhur Batukau sering digunakan untuk meditasi memperoleh kedamaian rohani dan untuk mencapai keseimbangan hidup dengan cara menjaga keseimbangan jiwa, laut, hutan, danau, bumi, dan individu.
Dewa yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan mempergunakan air secara benar, maka di Pura Batukaru ini disebut sebagai pemujaan Tuhan sebagai Ratu Hyang Tumuwuh atau Tuhan sebagai yang menumbuhkan.
Pura Luhur Batukau terletak di kaki selatan Gunung Batukau dari sanalah nama Pura Luhur Batukau berasal tepatnya di Desa Wongaye Gede, Penebel, Tabanan.
Pada tahun 1959 Pura Luhur Batukau direnovasi besar-besaran karena diceritakan tahun 1605 Masehi sumber berasal dari kitab Babad Buleleng.
Diceritakan Pura Luhur Batukaru pernah dirusak oleh Raja Buleleng yang bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti yang ingin memperluas wilayah dan menyerang kerajaan Tabanan.
Bersama dengan prajuritnya memporak-porandakan Pura Luhur Batukau. Tapi sesuatu terjadi Ki Panji Sakti dan prajuritnya malah diserang oleh tawon banyak sekali galak dan menyengat yang datang entah dari mana, yang memukul mundur Ki Panji Sakti dan prajuritnya sehingga tidak bisa menyerang kerajaan Tabanan.
Ada hal unik yang tidak boleh di langgar di Pura Luhur Batukau yaitu tidak boleh mengajak anak kecil yang belum ketus gigi atau gigi yang belum tanggal.
Menurut Jro Mangku Gede Teken pantangan ini tidak ada hubunganya dengan niskala atau alam gaib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar