Karena kedua pura ini memiliki Ngusaba yang sama, yakni pada Purnama Kedasa (hari ini).
Pura Ulun Danu Batur sebagai pura terpenting kedua tidak boleh dilupakan. Dalam konsep Pura Rwabhineda (laki-perempuan), Pura Besakih adalah Pura Puruṣa (laki-laki) sedangkan Pura Batur adalah Pura Pradhāna (perempuan).
1. Secara teologi
Dalam konsep Nawa Sanga (9 penguasa mata angin), Pura Besakih (tengah) adalah istana untuk Śiwa, sedangkan Pura Batur (utara) adalah istana untuk Wiṣṇu. Apakah ini kebetulan atau tidak, dalam doktrin Paśupata diuraikan bahwa Śiwa mewakili unsur Puruṣa sedangkan Durgā (kadang diwakili oleh Wiṣṇu) mewakili unsur Pradhāna.
.—'Wiṣṇu adalah Pradhāna, Śiwa adalah Puruṣa.' (Lingga Purāṇa 1.96.40, Rudrahṛdaya Upaniṣad)
.—'Wiṣṇu adalah bentuk maskulin Umā.' (Brahmāṇḍa Purāṇa, Śivānanda Lahari)
.—'Kecuali Mahādewa dan Nārāyaṇa, maka semuanya adalah insan yang harus mengalami maut kematian. Kedua Saksi Tertinggi ini, Śiwa dan Wiṣṇu (Tuhan Yang Maha Esa menikmati dalam keadaan berdua), memiliki aspek yang termanifestasi dan tak termanifestasi.' (Śiwa Purāṇa 2.5.5.38)
Dalam filsafat Sāṃkhya disebutkan terciptanya alam semesta ini karena bertemunya unsur jiwa (Puruṣa) dan unsur benda (Pradhāna/Prakṛti). Semua makhluk hidup tercipta atas kedua unsur tersebut.
2. Secara mitologi
Secara tradisi, Gunung Batur dan Gunung Agung adalah potongan dari Gunung Semeru yang dibawa oleh Sang Hyang Śiwa Paśupati dari Pulau Jawa. Kemudian Beliau mengutus putra dan putri-Nya untuk beristana di Pulau Bali, Bhaṭāra Putrajaya beristana di Pura Besakih dan Bhaṭārī Dewī Danuh di Ulun Danu Batur. Kedua putra dan putri Sang Hyang Śiwa inilah yang disebut Sang Hyang Rwabhineda (Puruṣa dan Pradhāna).
Pemujaan Tuhan di Pura Puruṣa dan Pura Pradhāna adalah untuk memotivasi umat manusia agar mengupayakan kehidupan yang seimbang antara kehidupan spritual dan material. Bila di Besakih pada Purnama Kadasa diselenggarakan upacara tahunan Ida Bhaṭāra Turun Kabeh, maka di Batur di saat yang sama dilaksanakan upacara tahunan yang disebut Ngusaba Kadasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar