Dapdap (atau dadap dalam penggunaan upacara yadnya) adalah lambang keseimbangan Tri Hita Karana dan rwa bhineda seperti halnya dalam perlengkapan tepung tawar yang berfungsi sebagai pembersih secara rohani. Dadap disebut juga kayu sakti, hal ini mungkin sekali terkait karena kegunaannya.
• Sebagai bahan pembuatan Sanggah Turus Lumbung dengan pohon dapdap yang dipercayai sebagai taru sakti
• carang dapdap cangga tiga sebagai bahan penyugjug yang biasanya digunakan dalam upacara yadnya.
• Nasi bundar meklongkong plekir diatasnya ditancapi daun dapdap dan padang lepas dalam pembuatan banten prayascita untuk mensucikan pikiran.
• Begitupun ditanam di natah pekarangan, tanaman dapdap wong (Erytherina variegata) yang diyakini dapat melawan maksud-maksud tidak baik.
Makna kayu dapdap dalam ritual keagamaan Hindu memiliki peranan yang sangat penting. “Hal ini diatur dalam lontar Taru Premana, kayu dapdap disebutkan sebagai kayu sakti karena fungsinya,” jelasnya.
Adapun fungsi dari kayu dapdap yang tertulis dalam "Lontar Taru Premana" disebutkan berfungsi sebagai penyembuh untuk berbagai jenis penyakit yang menyerang manusia secara mendadak, seperti panas pada tubuh. Bahkan kayu dapdap ini dikatakan juga bermanfaat untuk wanita hamil untuk mencegah keguguran.
Makanya kayu dapdap ini juga disebut sebagai kayu kehidupan. Karena kayu ini mampu menjaga sebuah awal kehidupan. “Dalam Lontar Taru Premana, kayu dapdap ini disebutkan memiliki fungsi untuk mencegah keguguran, sehingga kayu dapdap ini disebut juga dengan kayu yang bisa memberikan kehidupan,” ungkapnya.
Sedangkan dalam fungsi keagamaan, kayu dapdap juga memegang peranan penting, selain digunakan dalam setiap momen upacara keagaaan, kayu dapdap juga menjadi bagian terpenting dalam suatu upacara.
Sebab kayu dapdap dianggap sebagai penuntun para Dewa ketika turun ke Bumi dari Kahyangan. Sehingga para Dewa di Kahyangan bisa turun ke dunia dan menyaksikan upacara digelar oleh umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar