Minggu, 23 Agustus 2015

Klatkat



Oktagram.. Bintang bersudut 8.




 This Klakat Sudamala, one of main tools for preparing Balinese ceremony, this looks like mandala




Agama HIndu dikenal sebagai agama yang memiliki banyak upacara. Keberadaan upacara di Bali, juga tidak lepas dari adanya sarana upacara, dan salah satunya adalah Klakat.


Klakat yang terbuat dari anyaman bambu sedemikian rupa ini, terdiri dari beberapa jenis dan memiliki banyak manfaat dalam upacara Hindu.
Anyaman bambu berbentuk segi empat (bujur sangkar) ini, ukurannya pun bervariasi sesuai dengan kebutuhan upacara yang akan dilangsungkan. “Pada Klakat terdapat lubang-lubang berbentuk segi empat. Adapun jumlah lubang pada Klakat Pancak yaitu 25 buah, secara vertikal lima buah dan secara horizontal lima buah, ” ujar Jro Mangku Wayan Satra kepada Bali Express, akhir pekan lalu.
Dijelaskan Mangku Satra, disebut Pancak berasal dari kata Panca yang dalam istilah Bali berarti lima. Lima ini merupakan jumlah lubang klakat secara vertikal dan horizontal. Kata Panca , lanjutnya, merupakan simbol Panca Mahabutha. Panca Mahabutha adalah lima unsur elemen atau zat dasar yang membentuk lapisan mahluk hidup, termasuk badan manusia (sarira kosha) yang sesuai dengan hukum rta. Panca Mahabutha juga merupakan kekuatan prakerti (acetana) yang merupakan salah satu kekuatan pendorong dari korban suci (Yadnya) kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Pada konteks ini, Ida Sang Hyang Widi Wasa merupakan simbol kekuatan purusa (cetana). Semua itu bertujuan untuk mempercepat proses penyatuan antara Sang Pencipta dengan mahluk hidup ciptaan-Nya. Dikatakan Mangku Sastra, biasanya Klakat Pancak ini digunakan sebagai alas suatu upakara (banten), yakni sebagai alas upakara caru, sebagi alas upakara saji, dan sebagai komponen dasar pembuatan Sanggah Cucuk.
Satra menjelaskan, selain Klakat Pancak, dalam sarana upakara hindu juga dikenal yang namanya Klakat Sudhamala. Klakat ini juga terbuat dari bambu dan berbentuk segi empat bujur sangkar. Namun, pada bagian tengahnya tidak seperti Klakat Pancak yang berbentuk kotak-kotak dan memakai tangkai. Ukuran bambu yang dugunakan untuk membuat Klakat Sudhamala adalah 10 hingga 15 cm dan menggunakan bahan tiying kuning (bambu yang sudah tua dan kuning). “Segala jenis pembuatan sarana upakara, salah satunya Klakat ini harus menggunakan bahan yang sukla (suci), barang baru atau tidak pernah digunakan sebelumnya,” ujar pria berusia 74 tahun ini.
Klakat Sudhamala dibuat dengan konsep Purusha dan Prakerti, sehingga terdiri atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Klakat Sudhamala yang laki-laki pada lubang tengahnya terdapat tanda silang. Adapun tanda silang tersebut mengandung simbol Swastika yang berarti empat kemahakuasaan Sang Hyang Widi yang disebut Cadhu Sakti, yakni empat kesaktian atau kekuatan atau kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi.
Empat kesaktian atau kekuatan tersebut adalah Wibhu Sakti, yaitu Sang Hyang Widi Mahabesar. Sadu Sakti, yaitu Sang Hyang Widi Mahaada. Jnana Sakti ( Sang Hyang Widi Mahatahu), dan Krya Sakti, yakni Sang Hyang Widi Mahakerja.
Sedangkan untuk Klakat Sudhamala yang perempuan hanya terdapat lubang dengan tepian delapan sudut (segi delapan). Sudut delapan merupakan simbol delapan Kemahamuliaan Sang Hyang Widi (Asta Aiswarya)
Delapan Kemahamuliaan Sang Hyang Widi terdiri atas, Anima, yaitu Sang Hyang Widi bersifat kecil, sekecil-kecilnya. Laghima, Sang Hyang Widi bersifat ringan, seringan-ringannya. Mahima, Sang Hyang Widi Mahabesar. Prapri, Sang Hyang Widi dapat mencapai segala-galanya. Prakamnya, Sang Hyang Widi dapat mencapai segala yang dikehendaki. Istiwa, Sang Hyang Widi merajai segalanya, dan Yatrakamawasayitwa, Sang Hyang Widi memiliki sifat Wyapiwyapaka.
Lebih lanjut dijelaskan, Pancak Sudhamala biasanya digunakan sebagai pelengkap upakara. Pada Upacara Dewa-Dewi (Siwagotra-Siwagotri) yang di taruh pada Sanggah Surya. Selain itu, Klakat ini juga digunakan sebagai pelengkap pada Upacara Nyekah Neseng.
Klakat Pancak maupun Klakat Sudhamala, lanjutnya, merupakan sarana upakara yang dibuat berdasarkan konsep Purusa dan Prakerti dengan kemahakuasaan sebagai Cadhu Sakti dan Asta Aiswarya. “Kedua jenis Klakat ini banyak digunakan pada perlengkapan upacara Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya.” tutup Satra.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar