Hindu memiliki referensi Naskah Suci yang banyak. Tuhan juga disebut dengan banyak nama. Jadi ada banyak list nama yang disematkan umat manusia kepada Beliau yang disebut Ia yang terpurba dan tanpa nama.
Nirgunabrahma dan Sagunabrahma sebenarnya hal yang tunggal dan satu kesatuan. Nirgunabrahma adalah Ia yang tanpa nama, tanpa sifat, tanpa kepribadian, tanpa attribute, tak terpikirkan===sedangkan Sagunabrahma adalah Ia yang dapat dipikirkan sebab memiliki nama ataupun sebutan jadi disini sekaligus bermakna memiliki sifat, kepribadian, attribute, dst., sehingga dapat digambarkan, disimbolkan, disebutkan, dicitrakan, dipikirkan, dst.
Kadang kita juga menyentuh ranah yang Nir atau Nihil itu dengan simbol. Misalkan saja orang bijaksana membuatkan simbol Acintya. Sehingga yang Acintyapun diusahakan untuk dapat dipikirkan.
Kita dibekali pengetahuan yang demikian akan tetapi kebanyakan orang ribut prihal sebuatan atau nama dari Tuhan. Inilah mengapa kita diajarkan untuk mampu melihat persamaan/kesetaraan pada segala hal yang tampak berbeda. Sutasoma juga mengajarkan hal yang sama selain itu ada banyak naskah suci di Nusantara sendiri yang demikian hingga sampai kepada Sebun Bangkung yang diwariskan Dhang Hyang.
Raditya edisi 280 ini ada wacana dari bapak Wijaya menjelaskan juga masalah sejarah Hindu yang sesuai kebenaran. Di foto adalah hanya satu halaman sebab ulasan beliau cukup detail jadi untuk menyimak selengkapnya bisa melihat di majalah tersebut. Sehingga dengan rasa hormat kepada redaksi majalah Raditya ini termasuk promosi dari saya supaya kita semua mendukung keberadaan Majalah Hindu. Kita sudah kehilangan Media Hindu dan ada banyak warta bernafaskan Hindu yang tumbang seiring waktu oleh karena kendornya daya beli kita karena penurunan kesejahteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar