Tuhan itu ada di dua hal yang berbeda. Pada pikiran orang yang menyebutnya tidak ada maka Beliau seratus persen tidak tidak ada. Akan tetapi pada pikiran orang yang menyebut Beliau ada maka seratus persen Beliau ada.
Terkadang seiring perjalanan orang yang menyebut Tuhan tidak ada malah berbalik menjadi sangat religius dan menemukan keberadaan Tuhan. Sedangkan orang yang menyebut Beliau adalah ada dan nyata pada perjalanan waktu bisa berubah dan digerogoti kesangsian besar.
Sebuah buku atau lontar yang fresh dimana disana tertulis tentang tirta...anda peras sekalipun sampai rusak airnya tidak akan keluar dari sana kecuali sempat dicelupkan ke air. Berbeda bila anda memeras parutan kelapa atau buah lainnya yang segar. Tapi ada suatu hal yang sulit ditelaah yaitu hal yang kita cap sebagai keajaiban yang bukan karena ilusi rekayasa sulap. Orang yang pada pejalanan spiritual yang hendak mengetahui Tuhanpun butuh berproses...akan tetapi ada juga orang yang tanpa mencari dan tanpa memiliki bakti untuk percaya mampu mengetahuiNya. Mereka yang mendapat keajaiban demikian adalah karena karma masa lalunya sehingga ia bisa kembali menyadari jati dirinya yang sejati.
“Aku melihat Tuhan seperti melihat engkau saat ini!” Cuplikan kalimat ini berasal dari adaptasi percakapan Sang Guru dengan sang murid yaitu Swami Wiwekananda.
Sarwa Khalwidam Brahma ini adalah salah satu mahawakya weda yang terkenal. Meskipun demikian ada banyak orang hindu yang tidak bisa memaknai apa yang dimaksud demikian. Meski mengerti ia juga sulit menerimanya.
Untuk berbeda pemahaman adalah hal yang biasa...para maharsi, orang suci, atau yogi sekalipun juga bisa memiliki pemahaman yang berbeda.
Kita semua adalah orang buta yang meraba gajah...meski gajah itu tidak terlihat akan tetapi gajah itu ada.
Aku lahir untuk mengenal diriKu (Tuhan)
Tuhan dalam Hindu disebut ada banyak dan iya memang banyak, akan tetapi semua adalah satu kesatuan ibarat setiap mahluk jiwanya bersumber satu (Murti). Banyak nama-nama Tuhan tersebut dimana membuat kesan ada banyak Tuhan akan tetapi itu adalah Ekam Sat Viprah Bahuda Wadanti.
Tuhan tidak memiliki wujud "Na Tasya Pratima Asti"....semua identitas adalah juga Tuhan. Hanya saja identitas yang kita miliki membuat kita terikat pada identitas tersebut dan terkecoh olehnya demikian juga banyak dari kita terkecoh akan salah satu identias Tuhan dimana Beliau memiliki sahasra (ribuan/tanpa batas) identitas.
Aku adalah Agus maka aku terikat pada identitas nama ini dan menolak disamakan dengan nama orang lain sebab itu adalah identitas lain yang bukan diriku demikian juga dengan mengenal satu identitas Tuhan dan dengan sempit memandang identitas yang lain sebagai identitas yang tidak sama karena kenyataan pikiran kita secara naluriah adalah memisahkan sesuatu untuk mengenalnya lebih mudah.
Kita sulit memikirkan bahwa jiwa setiap mahluk adalah satu apalagi mengenal Tuhan yang bersemayam dalam diri dan merupakan kesadaran sejati tersebut===maka ini hanya akan cuma menjadi petuah dari kitab suci bagi kita yang belum siap kesana.
Siapa sejatinya Tuhan itu? Itu adalah Engkau (Chandogya Upanishad 6.8.7)
Swataketu mendapat jawaban Tat Tvam Asi (Chandogya Upanishad 6.8.7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar