Rabu, 12 Agustus 2015

DARMAWANGSA & ANJINGNYA


Dagang Banten Bali



KISAH KESETIAN
DARMAWANGSA & ANJINGNYA
KARENA KEBIJAKSANAAN, KEJUJURAN, KEPANDAIAN,
SERTA KESETIAN DARMAWANGSA
IA MENUJU ALAM NIRWANA LOKA
TANPA MENGALAMI KEMATIAN
DAN MENUJU SURGA DENGAN BADAN KASARNYA.
FOTO PATUNG DARMAWANGSA
DI KOTA SEMARAPURA KLUNGKUNG
BALI, INDONESIA
DARMAWANGSA / YUDISTIRA.
Selama dalam perjalanan menuju puncak gunung Mahameru, Panca Pandawa melakukan “ Bhrasta Yoga” yaitu suatu ajaran Yoga untuk melepaskan diri dari badan kasar menuju alam “ Sunia”.
Dalam perjalanan itu yang pertama-tama kehabisan tenaga dan meninggal adalah Dewi Drupadi.
Dewi Drupadi meninggal karena Dewi Drupadi tidak adil cintanya pada lima suaminya, Arjunalah yang dicintai melebihi cintanya pada yang lain. Yang menyusul Drupadi adalah Sahadewa karena ia menduga dirinyalah yang paling pintar cerdas diantara ksatria.
Menyusul Nakula yang meninggal, karena Nakula yang menganggap dirinyalah yang paling ganteng atau tampan, itu juga tidak dibenarkan dalam agama.
setelah nakula yang meninggal disusul oleh Arjuna. Arjuna meninggal karena dapat membunuh musuh-musuhnya dalam satu harim saja. Yang terakhir meninggal adalah Bimasena, Bimasena meninggal karena ia rakus dan kasar dalam pembicaraan. Yang masih hidup adalah Dharmawangsa / Yudistira. Dharmawangsa langsung masuk ke surga menikmati kebahagiaan bersama para Dewa. Yudistira tidak mau masuk surga kalau tidak bersama anjingnya. Tetapi Dewa Indra sama sekali tidak menginjinkan anjing tersebut masuk surga.
Karena tidak diijinkan Yudistira masuk surga bersama anjingnya, maka Yudistira menjelaskan pada Dewa Indra sebagai berikut: “Dalam ajaran kebenaran (Dharma) telah dijelaskan bahwa meremehkan kesetiaan itu dosanya sama dengan membunuh Brahmana. Oh bhatara Indra hamba tidak akan meninggalkan anjing ini hanya karena mementingkan kesenangan untuk diri sendiri saja. Hamba telah bersumpah bahwa hamba tidak akan meninggalkan orang dalam ketakutan orang yang sangat setia, orang yang sedang mencari perlindungan kepada hamba, sedang terkena musibah atau orang yang ingin bertemu dengan hamba. Juga orang lemah yang memerlukan parlindungan atau orang yang telah minta ampun agar tidak dibunuh. Hamba tidak akan meninggalkan orang seperti itu sebelum jiwanya tercabut”.
Namun Dewa Indra tetap tidak mengijinkan Yudistira membawa anjing ke surga , Dewa Indra memberi penjelasan dengan meninggalkan anjing ini anda akan menikmati kesenangan bersama Dewa-Dewi di surga. Dengan meninggalkan semua saudara beserta Drupadi anda akan kemakmuran dan kemuliaan, berkat hasil perbuatan anda yang telah lampau. Mengapa anda masih mengikatkan diri pada anjing ini. Atas penjelasan Dewa Indra atas Yudistira menjawab sebagai berikut:
“ Dimana-mana telah diajarkan bahwa orang yang telah mati tidak mengenal rasa persahabatan dan permusuhan. Ketika Kresna dan saudara-saudara hamba telah menghembuskan nafasnya yang terakhir hamba pun tidak mampu menghidupkan mereka kembali. Itulah sebabnya hamba telah meninggalkan mereka, hamba pun tentu tidak meninggalkan mereka apabila mereka masih hidup menakut-nakuti orang yang sedang memerlukan perlindungan, membunuh seorang wanita, mencuri barang-barang kepunyaan Brahmana, menyakiti dan melukai teman sendiri. Keempat perbuatan itu sama dosanya dengan perbuatan yang meninggalkan kesetiaan, mencintai, dan mengabdi diri “.
Setelah Yudistira mengucapkan kata-kata ini tiba-tiba anjing itu lenyap dan berubah menjadi Sang Hyang Dharma. Dewa yang menguasai nilai-nilai kebenaran dan keadilan srta mengemban Dharma, Beliau berkata “ Ananda Maharaja Yudistira, engkau memiliki kecerdasan dan tingkah laku yang sempurna sebagaimana Pandu sendiri . Engkau pengasih dan penyayang semua makhluk. Inilah sifat yang patut dicontoh. Dahulu aku menguji keyakinanmu ketika di hutan, ketika saudara-saudaramu nampak bagaikan mati. Dimana ananda telah manunjukan arti keadilan dengan cara yang luar biasa. Dengan mengabaikan Bimasena dan Arjuna, Ananda telah meminta kepada Dewata agar menghidupkan Nakula. Dengan demikian ibu tirimu tidak kehilangan putra dan sekarang anda telah menyadari anjing amat setia. Karena itu ananda menolak menumpang kereta Dewata sebelum anjing itu diperbolehkan
menumpang kereta bersama ananda. Diseluruh alam surga tidak ada yang bisa menandingi sifat perlindungan ananda, karena itu kemakmuran dan kemuliaan yang kekal harus dihadiahkan kepadamu.
anan da telah memenangkan semua itu . Ananda telah menjadi Dewa dan dipanjang sebagai tujuan tertinggi.” Kemudian Yudistira langsung diajak naik ke surga dengan tidak usah meninggalkan badan kasarnya.
Sumber : katiwawalan.blogspot.com/.../yudistira-dan-anjing-kes...
‪#‎BALI‬&HINDU#WIKIPEDIA ‪#‎SEJARAH‬ # AJARAN DHARMA#
# HINDU # KESETIAN ‪#‎AGAMA‬#CERITAMAHABERATA#

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar