Di Bali arca Rsi Agastya juga ditempatkan di bagian Selatan, seperti ditemukan pada relung miniatur candi dalam bentuk relief di pura Desa Pedapdapan Pejeng, Gianyar dan pura Jaksan Bedahulu, pura Dalem Bedahulu, pura Melanting Pejeng, Kabupaten Gianyar dan lain-lain. Di Bali beliau juga dikenal dengan Agasti Maharsi, yaitu dalam sumpah:
"Nda nihan lingnya ong indah ta kita kamung hyang haricandanagasti maharsi... skvaih ta bhatara baprakesvara...".
Kehadiran Rsi Agastya di Bali memang belum banyak yang terungkap walaupun secara ikonografis ada sejumlah bukti yang memberikan data-data kehadiran beliau di Bali. Orang-orang suci asal Jawa yang sering disebut-sebut menyebarkan ajaran Hindu di Bali adalah Rsi Markendya, Mpu Kuturan, Mpu Baradah, Danghyang Nirartha (Dwijendra), dan Danghyang Astapaka. Sebutan Rsi Agastya adalah Bhatara Guru. Jika kata "guru" ini diteliti dalam kaitan kehadiran Rsi Agastya sebagai penyebar paham Siwa, maka persoalan akan menjadi menarik manakala kita mengamati praktek keagamaan Hindu di Bali. Ekspresi rasa agama dalam bentuk ritual dan upakara yajna nampaknya bisa mengungkapkan kehadiran Rsi Agastya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar