Minggu, 06 September 2015

SANG NACHIKETA




Dikisahkan seorang anak yg bernama Nachiketa anak seorang Rsi yang bernama Wajasrawa. Ia adalah pemuja dewa kematian atau Yamadipati.
Ia kerap menghaturkan kurban anak perjaka pada hari-hari tertentu kepada Dewa Yama. Namun naas pada saat ini Rsi Wajasrawa kehabisan kurban untuk dihaturkan kepada sang dewa pujaan.
Ia gelisah tak menentu. Nachiketa tahu ayahnya gelisah binggung tak mendapatkan kurban yang akan dihaturkan kepada dewa kematian. Karena rasa bhakti yg tinggi kepada orang tuanya ia bersedia dikurbankan.
Singkat cerita, Sang Nachiketa berangkat menghadap Dewa Yama. Di depan pintu istananya ia dicegat oleh Jogormanik sang penjaga istana. Lalu ia bertanya; siapa kamu nak? Nachiketa pun menjawab, saya putra Rsi Wajasrawa yg akan dikorbankan untuk Dewa maut.
Sang Jogormanikpun tertegun akan sikap satria sang Nachiketa, seraya memberitahukan Dewa Yama tidak ada di istananya dan kebetulan beliau sedang melakukan yoga semadhi.
Selama 3 hari 3 malam sang Nachiketa menunggu tanpa diberi suguhan apapun. Sampai akhirnya Dewa Yama kembali keistananya dan dengan heran mendapati seorang anak belia yg menunggunya.
Dewa Yama pun bertanya, siapa kamu nak? dan Nachiketa pun segera menjawab, hamba Nachiketa paduka raja kematian, hamba putra Rsi Wajasrawa yang akan di korbankan untuk paduka.
Dewa Yama pun tertegun akan kepasrahan sang Nachiketa serta kagum akan rasa bhaktinya terhadap orang tua, ia rela dijadikan kurban karena rasa bhakti orang tuanya kepada dewa sesembahannya.
Akhirnya Dewa Yama urung menjadikan Sang Nachiketa sebagai kurban, dan berbalik malah memberikan ia hadiah. Bersabdalah Dewa Yama kepada Nachiketa. Wahai anak ku Sang Nachiketa, karena engkau tulus dan bhakti terhadap orang tuamu dan bersedia dengan sabar menungguku 3 hari 3 malam kau berpuasa tidak makan dan minum maka dengan ini aku akan memberikanmu hadiah.
Aku beri kau hadiah dan katakan permintaan apapun yang kau mau akan ku berikan, apa kau mau kekayaan yang berlimpah, dan istri cantik seperti bidadari kahyangan serta jabatan yang tinggi?
Lacur, Sang Nachiketa menolak hadiah yg disebutkan Dewa Yama itu. Mohon maaf paduka Raja Kematian, kalau paduka berkenan bukan hadiah itu yang hamba inginkan. Katakan apa yg engkau inginkan pasti aku kabulkan.
Mohon maaf paduka raja, kalau paduka berkenan hamba ingin tahu apa rahasia hidup dan mati itu? Waduh cilaka.... sang Nachiketa, apa tak ada permintaan yg lain selain itu, para dewata sekalipun tak pernah aku beri tahu akan hal itu... !!!
Karena sebagai raja dewa kematian harus satya wacana, maka berkenanlah beliau menceritakan dan mengajarkan rahasia hidup dan kematian yang menjadi cikal bakal ajaran Raja Yoga...... Seperti yg dikisahkan dalam Katha Upanisad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar