Kamis, 17 September 2015

aspirasi suci yang ada dalam doa Gayatri Mantram


Semoga semua makhluk berbahagia, sejalan dengan tingkat evolusi serta kedewasaan spiritual mereka semua. _/|\_
Terima kasih banyak untuk para sahabat yang memberikan ucapan selamat ultah dengan doa serta harapan akan berbagai kebaikan. Semoga semakin banyak kebaikan yang mewujud serta terwujud di sekitar kalian juga. _/|\_
Semoga semakin banyak di antara para makhluk di semesta ini yang juga menjadi semakin dewasa secara spiritual, karena, dengan menjadi dewasa secara spiritual, maka, mereka akan dapat mendekatkan diri kepada para dewata dan atau para sosok rohani di alam yang lebih tinggi daripada alam bhur / alam material tempat tubuh fisik mereka berada, sehingga mereka dapat beroleh berbagai berkah yang dapat bermanfaat secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan mereka, sejalan dengan gerak dan nafas semesta, atas ijin dan kehendak-Nya, seperti satu dari sekian banyak aspirasi suci yang ada dalam doa Gayatri Mantram, yang banyak digunakan oleh para Brahmana untuk mendekatkan diri mereka kepada Hyang Brahman, demi memperoleh kemuliaan di alam bhur / alam material, dan atau alam-alam lain yang lebih tinggi.
Oṃ bhūr bhuvaḥ svaḥ
tát savitúr váreṇyaṃ
bhárgo devásya dhīmahi
dhíyo yó naḥ pracodáyāt
"Wahai Tuhan, kami memuja dan memuji aspek kecemerlangan dan kemahamuliaan-Mu yang menguasai bumi, langit dan sorga. Semoga Engkau menganugerahkan kecerdasan dan semangat pada akal budi kami."
(Doa Gayatri Mantram, seperti yang dinyatakan dalam Kitab Rig Veda 3.62.10)
Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia, sejalan dengan tingkat evolusi serta kedewasaan spiritual mereka semua. Svaha. _/|\_
Ilustrasi : Dewi Gayatri.


  • Hasibuan Santosa
    Thank you, My Friends and My Sadhakas, semoga semakin banyak kebaikan yang mewujud di sekitar kalian juga, dengan perantaraan akan ibadah, puja bhakti serta sadhana yang kalian laksanakan, menurut tradisi agama serta kepercayaan yang kalian laksanakan, sejalan dengan gerak dan nafas semesta, atas ijin dan kehendak-Nya. _/|\_

    Dewi Gayatri, dalam Puja Trisandhya dalam Tradisi Hindu Bali juga memiliki kedudukan yang khusus, hal tsb dapat dilihat dengan penempatan Gayatri Mantram dalam posisi mantram pertama dari enam mantram yang digunakan dalam Puja Trisandhya tsb. Sejak Jaman Satya Yuga hingga Kali Yuga sekarang ini pun Gayatri Mantram senantiasa dilantunkan oleh para umat Hindu dalam empat kasta, walaupun, pada hakikatnya, Gayatri Mantram merupakan "pegangan" dari kasta Brahmana, dan tidak semua orang dapat / boleh memiliki akses pada bagian-bagian batiniah yang lebih dalam pada Gayatri Mantram, di mana, Dewi Gayatri memiliki kedudukan sebagai Ista Devata akan mantram tsb, sekaligus sebagai Sri Veda Mata / Bunda dari Kitab-Kitab Weda, Mbak Megah Ayu. _/|\_

    Di antara para sahabat, murid serta klien saya pun, hingga saat ini, hanya ada beberapa orang yang telah saya berikan inisiasi Gayatri Mantram, karena mereka telah memenuhi isyarat dan sekaligus syarat dari saya untuk hal tsb, satu di antaranya dalah Mas Ari Agus Pawartha, yang dulu pernah saya berikan inisiasi dan pawejangan akan Gayatri Mantram tsb, karena sanchita karma beliau untuk hal itu sudah matang, hingga dapat bertemu dengan "saya" dalam mimpinya dan melihat "saya" sedang mengusir orang kesurupan dengan melantunkan Gayatri Mantram dalam mimpinya tsb, hal itu merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk didapatkan oleh para pejalan spiritual yang ada di Jaman Kali Yuga ini, karena dengan demikian, menandakan bahwa pada para masa-masa kehidupan yang lampau, beliau juga telah beberapa kali mengalami kehidupan sebagai kasta Brahmana, dan tapasya beliau untuk itu pun juga bagus, karena itu tadi, memang Gayatri Mantram cenderung menjadi "pegangan" dari kasta Brahmana, dan pada hakikatnya, menurut kitab-kitab sastra, tidak semua orang diperbolehkan untuk mendapatkan inisiasi serta pawejangan akan Gayatri Mantram tsb, beda dengan Hare Krishna Maha Mantram yang merupakan bagian dari Yuga Dharma, di mana, semua orang tanpa terkecuali diperbolehkan untuk mendapatkan inisiasi akan Hare Krishna Maha Mantram tsb, asalkan mereka memiliki adab serta sraddha / keyakinan yang baik akan kemuliaan serta sakti dari Hare Krishna Maha Mantram tsb untuk meningkatkan tingkat evolusi spiritual mereka, atas ijin dan kehendak-Nya. Hari Om Tat Sat. _/|\_

    gāyatrī chandasām aham
    Di antara sajak-sajak (suci), Aku adalah Gayatri.
    (Sabda dari Sri Krishna dalam Kitab Bhagavad Gita 10.35)

    Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia, sejalan dengan tingkat evolusi serta kedewasaan spiritual mereka semua. Svaha. _/|\_

    Ilustrasi : A representation of the Gayatri Mantra by Raja Ravi Varma.






    Hasibuan Santosa Karena ada beberapa saat intermezzo dalam jam agenda, sekaligus aja saya jawab serta uraikan materi dari beberapa pertanyaan yang kadang ditanyakan oleh para murid yang menjalankan sadhana maha mantram ke saya, tentang berjapam dengan Gayatri Mantram, yaitu, apakah seorang sadhaka yang melaksanakan sadhana maha mantram itu diperbolehkan menjapam Gayatri Mantram, saya jawab aja sekalian di sini, bahwa, tentu saja hal itu sangat diperbolehkan, bahkan, kalaupun mau japam dengan mantram apapun juga, tetap saya perbolehkan, asalkan memahami tentang adab, tata cara, manfaat serta efek dari mantram yang dijapam tsb menurut kitab-kitab sastra yang baku, serta, japamlah dengan jeda waktu minimal 30 menit, sebelum / setelah menjalankan sadhana maha mantram, supaya mengantisipasi terjadinya penumpukan energi yang berlebih dari beberapa mantram secara sekaligus, karena esensi batiniah dari maha mantram pun pada hakikatnya juga telah mencakup berbagai sakti pada berbagai mantram yang ada dalam Tradisi Sanatana Dharma.

    Menurut kitab-kitab Vaishnava Pancaratra, di setiap yuga, senantiasa ada maha mantram untuk memuja aspek dari Sri Vishnu dalam aspek Beliau sebagai Sri Yajnesvara, yaitu, Aspek Suci Ketuhanan yang menerima sekaligus menyempurnakan berbagai yajna / upacara persembahan suci yang dilaksanakan di seluruh penjuru semesta, dan pada Jaman Kali Yuga ini, maha mantram tsb adalah Hare Krishna Maha Mantram, yang terdiri dari 16 kata suci, yang dipawejangkan oleh Dewa Brahma kepada Maharesi Narada dalam Kitab Kali Santarana Upanishad, di awal mulai Jaman Kali Yuga di semesta ini, setelah kembalinya Sri Krishna dari bumi ke Nitya Dhama (Tempat Abadi) Beliau.

    Fungsi dari maha mantram pada umumnya sangatlah banyak sekali, tidak terbatas, di mana, fungsi secara umum adalah menyempurnakan berbagai kekurangan yang diadakan dalam berbagai ibadah serta upacara keagamaaan yang dilaksanakan oleh para makhluk di seluruh penjuru semesta, sehingga karma-karma baik dari berbagai ibadah serta upacara keagamaan yang dilaksanakan tsb dapat berbuah secara nyata dalam wujud berbagai aspek kehidupan dari para makhluk yang melaksanakan ibadah serta upacara keagamaan tsb, atas ijin dan kehendak-Nya. Itulah fungsi dari maha mantram tsb secara umum. Semoga uraian ringkas ini dapat bermanfaat untuk para sadhaka yang menjalankan sadhana maha mantram, dalam memberikan gambaran serta pemahaman lebih lanjut akan fungsi umum dari maha mantram. Hari Om Tat Sat. _/|\_

    Ilustrasi : Dewa Brahma memberikan pawejangan kepada Maharesi Narada.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar