Selasa, 15 September 2015

SIDIKARA




Kata ini dimasa Kecil sering diucapkan orang Tua untuk mengingatkan " ikatan Persaudaraan" .dalam kehidupan kemasyarakatan. Sidikara lebih ditujukan kepada ikatan persaudaraan diluar keluarga tunggal sanggah dan tunggal sembah atau tunggal Kawitan (klan ). Suatu sasanti yg melekat dalam wujud prilaku sosial religius untuk mewujudkan sifat kegotongroyonhan, kebersamaan dan rasa untuk mengejewantahkan Kerukunan sebagai tujuan utama dari Yadnya yg telah menjadi dasar berkehidupan masyarakat Hindu di Bali.
Tahun demi tahun terus berganti pola kehidupan juga mengalami perubahan perubahan seiring berubahnya sang waktu, Kemajuan teknologi kadang menganyutkan seseorang hingga tanpa disadari telah melupakan " Pesidikaran" dan mulai menganut budaya hedonis dan individualis yg sesungguhnya akan semakin menjauhkan diri dari akar budaya leluhur.
Rasa asing yg dipenuhi Kecurigaan, ketidakpercayaan , kesombongan, iri hati yg berujung pada pertentangan dan permusuhan akan terus mengubur nilai Sidikara sebagai pesan leluhur untuk membangun kehidupan sebagai bagian dari " yadnya" ..putusnya sidikara hilangnya ikatan kekeluargaan habis pula sasanti luhur asah asih asuh paras paros sarpanaya selunglung sebayantaka..anehnya lagi tunggal sanggah dan tunggal sembah ikut terbawa hingga kita akan mengenal " Penyimpangan" karena dibangun atas dasar perpecahan dan nyimpang dari tunggal itu sendiri..ngiring mesidikaran mewujudkan tatujon agama, mogi sudha,sidha, sidhi, Moksartham jagadhita ya ca iti dharma.MG.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar