Dari 3 hutang ( Tri Rna ) dibayar dengan melalukan Yadnya.
Dewa Rna dibayar melalui pelaksanaan Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya
Pitra Rna dibayar dengan melaksanakan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya
Rsi Rna dibayar dengan melaksanakan Rsi Yadnya
Jadi Tri Rns dibayar dengan melaksanakan Pan ca Yadnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah : MENGAPA DEWA RNA DIBAYAR MELALUI DEWA DAN BHUTA YADNYA ?
Jawabannya adalah karena kita hidup memakai otak yang terbagi 2, sehingga Tuhanpun terbagi menjadi 2 yaitu Tuhan sebagai Dewaning Dewa ( Mahadewa ) dan Tuhan sebagai Bhutaning Bhuta ( Mahabhuta, yang banyaknya 5 disebut Panca Mahabhuta)
Dewa Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Nirguna Brahman/ Tuhan Yang Tidak Berwujud/ Tuhan Yang Tidak Berpribadi,
Walaupun Dewa Yadnya ini sebenarnya kepada Tuhan Yang Tidak Berwujud, manusia berusaha juga mewujudkan dalam bentuk Dewa Dewa, hal ini sama dengan Tuhan Yang Acinthya yang artinya tidak terpikirkan,juga diusahakan berwujud seperti wujud yang kita lihat di Padmasana.
Sedangkan Bhuta Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Saguna Brahman/ Tuhan Yang Berwujud/ Tuhan Yang Berpribadi.
Upacara Bhuta Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Bhutaning Bhuta/ Panca Mahabhuta yang banyaknya 5 yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa, bukan kepada makhluk – makhluk ciptaan Tuhan sejenis JIN, WONG SAMAR, DEDEMIT dll.
Bhuta Yadnya adalah upacara yang ditujukan kepada Tuhan dalam wujud ALAM SEMESTA ini, bukankah sering kita dengar alam semesta ini adalah Tuhan
Kemudian Upacara Bhuta Yadnya kepada 5 Mahabhuta itu dikembangkan menjadi upacara seperti di bawah ini
• Samudra Kertih yaitu upaya untuk melestarikan samudra,
• Wana Kertih yaitu upaya untuk melestarikan hutan,padat), Apah (zat cair), Teja (api), Bayu (zat udara), Akasa (eter) yang semua saling berkaitan satu dengan yang lain. S
• Danu Kertih yaitu upaya untuk menjaga kelestarian sumber air tawar di daratan,
Kemudian baik Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya karena keduanya ditujukan kepada Tuhan, maka mantranya sama yaitu memakai Om yang artinya RATU SANG HYANG WIDHI baik dalam Dewaning Dewa maupun Bhutaning Bhuta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar