Keberadaan Pura ini tidak terlepas dari kedatangan para Rsi dan para Arya dari Jawa, karena Pulau Bali dengan Pulau Jawa pada jaman itu terjalin dengan erat, khususnya dengan Jawa Timur. Lebih-lebih expedisi Gajah Mada ke Bali pada tahun 1343 Masehi yang disertai pula turunnya para Arya Wilatikta, untuk menyerang Pulau Bali, karena raja Bali yang bergelar Raja Danawa yang berkedudukan di Bedahulu tidak mau patuh terhadap Majapahit.
Dalam peperangan tersebut terjadilah kekalahan pada pihak raja Bali, dan untuk menghindari terjadinya kekosongan di Pulau Bali, maka Mpu Soma Kepakisan atas perintah Raja Wilatikta dirubah status warnanya dari wama Brahmana menjadi ksatria untuk menjadi raja di Pulau Bali dengan gelar Dalem Kreshna Kepakisan, demikian juga para arya yang ikut turun ke Bali ditempatkan pada daerah-daerah yang dianggap penting dan strategis untuk menjaga stabilitas sekaligus mengayomi dan atau membangun tempat-tempat suci, seperti halnya keberadaan Pura Luhur Pucak Kembar tidak terlepas dari kedatangan Rsi Madhura dan Arya Sentong yang lebih dikenal dengan sebutan I Gusti Ngurah Pacung Sakti.
Pura Luhur Pucak Bukit Kembar, menurut Purana yang telah diketemukan dan rontal-rontal lain sebagai reprensi, merupakan stana dari manifestasi Tuhan Yang Maha Esa yang bergelar Bhatara Gede Sakti Amurbeng Rat dan menurut analisis sejarah abad ke- 7, oleh Drs. R. Soekomo ada penyebutan Amurbeng Rat, yang tidak lain merupakan gelar dari Bhatara Wisnu. Kalau kita Bandingkan antara isi Purana beliau disebut Dalem Ireng, dimana menurut situs pengideran warna Ireng letaknya di utara dengan Dewanya Bhatara Wisnu. Demikian juga disebutkan pada Purana Bangsul, Bhatara Sakti Amurbeng Rat nama lain dari Bhatara Wisnu, sehingga dengan demikian Pura Luhur Pucak Bukit Kembar merupakan stana dari Bhatara Wisnu serta merupakan kahyangan jagat, dimana statusnya akan jelas apabila telah membaca link buku online dibawah ini dengan seksama.
1. Purana Pura Luhur Pucak Kembar di http://new.babadbali.com/.../raja-purana-pura-luhur.../4/
2. Cikal Bakal Berdirinya Pura Luhur Pucak Kembar di http://new.babadbali.com/.../raja-purana-pura-luhur.../5/
3. Tapakan Nawa Sanga Pura Luhur Pucak Kembar di http://new.babadbali.com/.../raja-purana-pura-luhur.../6/
4. Agama Pramana Pura Luhur Pucak Kembar dan Pujawali di http://new.babadbali.com/.../raja-purana-pura-luhur.../7/
Pujawali /Patirtan /odalan di Pura Luhur Pucak Kembar jatuh pada hari Anggara Kliwon Prangbakat, namun sesuai dengan tradisi patirtan ageng (jelih) dilaksanakan setiap satu setengah tahun sekali, dengan rangkaian/eedan sebagai berikut:
1). Pada hari Jumat (Sukra Kliwon Sungsang) tapakan Ida Bhatara Matangi.
2). Pada hari Rabu (Budha Kliwon Dungulan) Ida Bhatara lungha ke Pura Pucak Sari (Pacung) Nunas Pasupati.
3). Pada hari Kamis (Wrehaspati Dungulan) Ida Bhatara lungha ke pura Anyar (Baturiti) dengan maksud ngastawa kepada Ida Bhatara agar berkenan malingga pada tapakan masing-masing dan dari pura ini menentukan arah tujuan (pemargi) apakah ke bagian barat atau bagian timur.
Pada saat tapakan Ida Bhatara tedun setiap 1,5 tahun sekali melalui beberapa pura yang berlokasi di 4 Kabupaten di Bali seperti : Tabanan, Badung, Gianyar, dan Bangli, dalam tedun tersebut pada Pura-Pura tersebut dibawah ini dilaksanakan upakara masuci seperti di Pura Pucak Tinggah (Angsri), Pura Puseh Senganan, Pura Telaga Waja (Tegeh), Pura Purusada (Kapal), Pura Dhalem Swarga (Blahkiuh) dan Pura Jati (Batur).
Semoga berkenan, kurang lebihnya mohon dimaklumi…Ampura Suksma.. Dumogi Sami Rahayu…
Reference
1. Image : https://www.google.com/
2. Raja Purana Pura Luhur Pucak Kembar di http://new.babadbali.com/.../raja-purana-pura-luhur.../


Tidak ada komentar:
Posting Komentar