Sejak berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang kegiatan manusia jauh mengalami perubahan. Tiga puluh tahun lalu, orang masih berpikir menabung pangkal kaya. Saat ini, menabung (saja) justru membuat nilai uang merosot. Saat ini, menabung tidak cukup. Harus ada instrumen investasi yang membuat nilai uang meningkat lebih tinggi daripada nilai rata-rata inflasi tahunan.
Contoh lain, saat ini bidang pekerjaan manusia tidak hanya bertani, beternak, atau berdagang. Ada bidang profesi konsultasi hukum, advokat, programmer, Youtuber, konten kreator dan trader saham. Ada pula dokter yang samasekali tidak ada hubungannya dengan pertanian atau perdagangan. Di masa depan akan ada banyak pekerjaan ‘aneh’ lain yang muncul.
Terkait dengan bidang-bidang pekerjaan manusia itu, Hindu (dan tentu agama-agama lain juga) memiliki sistem kalender. Dalam sistem kalender itu ada perhitungan hari baik dan hari buruk untuk memulai suatu kegiatan atau pekerjaan. Di Bali, ini disebut wariga dewasa, atau ala-ayuning dewasa. Dalam istilah Sanskerta, istilahnya adalah subha muhurta.
Tatkala saya melihat-lihat jadwal hari baik di kalender wariga Bali tadi sore, saya terbesit inspirasi yang mungkin agak aneh. Dari semua hari baik yang tercantum di kalender Bali, tidak ada jadwal hari baik yang sesuai dengan apa yang saya cari sebagai milenial. Di sana hanya tercantum hari baik untuk membuat bubu, membuat pancing, mengairi padi, berdagang, membuat senjata dan berburu—semua itu adalah mata pencaharian zaman dulu yang hampir tidak dilakukan lagi sekarang. Zaman sekarang, orang tidak perlu lagi berburu atau membuat pancing… tinggal beli di toko saja.
Masalahnya adalah, hari baik yang saya cari adalah hari baik untuk mulai investasi kripto dan saham. Kebetulan teman saya yang kaya raya bertanya hari ini via WhatsApp, “Ada nggak hari baik (dewasa ayu) untuk mulai investasi kripto?” katanya. “Aku mau beli bitcoin nih!”
Saya berpikir keras. Belum pernah ada orang yang bertanya ala-ayuning dewasa terkait dengan investasi kripto! Kalau saya bertanya ke ida pedanda (orang suci), mungkin beliau belum tentu paham apa itu investasi kripto atau bitcoin.
Setelah saya amat-amati, memang kalender tradisional Bali yang selama ini kita pakai masih sangat agricultural-oriented. Semua bidang pekerjaan yang dicantumkan hari baik-buruknya hanya terkait dengan bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan tradisional. Saya belum pernah melihat kalender Bali updated version yang mencantumkan hari baik untuk bidang-bidang pekerjaan terkini seperti ‘hari baik mulai investasi saham’, ‘hari baik untuk unggah konten Youtube’, atau ‘hari baik deal bisnis dengan perusahaan di Singapura via Zoom’. Dalam kalender tradisional Bali, hanya tercantum ‘hari baik berdagang’ dan ‘hari baik melakukan perjalanan jauh’. Sementara itu, deal bisnis luar negeri via Zoom adalah gabungan dari hari baik berdagang dan jarak yang jauh, tetapi orang tidak perlu melakukan perjalanan jauh. Kompleksitas ini yang belum diakomodasi dalam penyusunan kalender Bali saat ini.
Masalah lain yang perlu dimutakhirkan dalam kalender tradisional Bali adalah tentang rentang waktu. Kadangkala, untuk mencari hari yang baik sekali perlu jarak sekian hari bahkan sekian bulan. Jika ini terkait dengan keputusan cepat seperti deal bisnis atau trading, maka tentu ini akan merugikan. Yang barangkali bisa diakomodasi dalam kalender itu adalah perhitungan hari baik untuk kegiatan yang urgensinya tinggi. Barangkali, kegiatan-kegiatan urgen bisa dicarikan hari baik tidak berdasarkan perhitungan wewaran (hari pasaran), wuku atau sasih, tetapi dari dauh (asta dauh, perhitungan jam, menit, detik). Sebab perhitungan wewaran dikalahkan oleh wuku, wuku dikalahkan oleh tithi (hari lunar), tithi dikalahkan oleh sasih (bulan), dan sasih dikalahkan oleh dauh (jam, menit, detik) yang tepat.
Lalu, apa jawaban saya untuk kawan saya itu? Saya mencari perhitungan muhurta (dauh) yang paling mujur. “Bisa besok, pukul 13.29 sampai 14.05,” jawab saya via WhatsApp.
Dia bertanya balik, “Harus tepat jam sekian?”
“Yes,” jawab saya. “Kalau tidak tepat, akan kena pengaruh sasih, wuku atau wara yang kurang baik.”
Semoga bermanfaat. Mari berdiskusi ide-ide cemerlang demi kemaslahatan bersama.
Arya Lawa Manuaba


Tidak ada komentar:
Posting Komentar