Kamis, 17 Juli 2025

Mitos tentang beberapa jenis pohon yang dianggap angker Di Bali

 


Dalam ajaran Bali, setiap pohon tidaklah sekadar hadir sebagai penyejuk, tapi padanya terkandung suatu getaran tertentu yang bisa ditangkap oleh kepekaan manusia tentang manfaat maupun sifat dari energinya. Karena itu segala pohon yang buahnya berguna bagi manusia selalu diupacarai pada hari Tumpek Bubuh.
.
Di Bali berkembang mitos tentang beberapa jenis pohon yang dianggap angker, pohon kepuh misalnya, maka orang Bali mengatakan kalau pohon tersebut dihuni oleh wong samar (manusia gaib). Atau pada serumpun pohon bambu di tepi sungai dikatakan dihuni kawanan memedi usil dan pohon asam yang besar dihuni mahkluk halus bernama Banas.
.
Ini artinya masyarakat Bali mengasosiasikan suatu energi itu ke dalam suatu wujud yang lebih mudah dipahami pikiran, sehingga melahirkan suatu tata cara dalam bersikap dalam berhubungan dengan keberadaan energi-energi alam gaib itu dan menganggap pohon-pohon itu angker dan keramat. Dan yang terpenting adalah, dari keangkeran pohon-pohon itu masyarakat berharap mendapat perlindungan darinya.
.
Bila mohon sesuatu pada sebuah pohon tenget, maka pikirannya kembali dikuatkan, harapannya dipulihkan. Misalnya, dalam suatu kasus ada warga yang mengalami sakit tertentu karena melakukan hal yang tidak boleh dilakukan. Lalu diadakanlah permakluman, keluarga si sakit datang melakukan upacara tertentu.
.
Selain pohon kepuh, beringin, pule, bunut, juga ada pohon berumur pendek yang dikeramatkan. Orang-orang Bali mencabuti pohon pepaya renteng bila tumbuh dekat-dekat rumahnya. Pohon ini dianggap terkutuk, karena bila terlanjur besar, maka leak suka bersandar di batang pepaya itu pada malam buta untuk mengisap aura magis pohon itu. Sehingga pohon pepaya renteng sengaja dipunahkan.
.
Begitu juga dengan pohon kepuh, jika ia tidak tumbuh di tebing yang sulit dijangkau atau di hutan tak bertuan, niscaya pohon ini pun terancam punah. Kalau tumbuh di tegalan atau tanah warga maka pohon yang dianggap calon “rumah wong samar” ini akan dibabat sejak pohon itu masih pendek. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar