Senin, 21 Juli 2025

BARATAN Daerah Penghasil Kuda terbanyak di Bali

 


Sugra Pekulun
Kuda adalah Hewan yang sangat diistimewakan di Bali yang “ disejajarkan “ dengan Manusia seperti tertulis dalam Prasasti Dawan A Lempeng VIII.a. Tahun Saka 975. Saat bertahta nya Paduka Haji Anak Wungsu di Balidwipa.
Daerah di Bali penghasil Kuda yang terkenal adalah Daerah “ Baratan “. Bukti bahwa Baratan sebagai daerah yang banyak menghasilkan Kuda tertulis dalam Prasasti Batur - Pura Abang A ( Air Hawang I ) Lempeng IV.a. Saka 933. Saat Paduka Haji Sri Dharmmodayana Warmmadewa bertahta di di Balidwipa. Yang mana kutipannya sebagai berikut :
“ ……. , apa tanakweh ikang kuda tinangkalik, inger hawang, apan tan kadi kuda i baratan kwehnya, ……. “:
Terjemahan :
“ ……. ,sebab tidaklah banyak kuda Tinangkalik di Nger Hawang, tidak sebanyak Kuda yang ada di Baratan, ……. “.
Dimanakah letak nya Baratan di Jaman Bali Jani ?
Yang paling mungkin adalah Daerah “ Beratan “ di Desa Candi Kuning. Baturiti, Tabanan. Alasanya, disamping kemiripan Penyebutan, juga karena beberapa hal :
~ Kondisi geografis Beratan yang subur, berbukit ( Gunung ) dan kaya Sumber Air ( Danau ) yang memungkinkan untuk pengembang biakan Kuda.
~ Daerah Beratan sangat dekat dengan Daerah Tamblingan, yang mana Tamblingan merupakan Desa Bali Kuno yang banyak tertulis dalam Prasasti yang juga mengulas tentang Kuda dan hal ini diperkuat oleh catatan dalam Prasasti Tamblingan - Pura Endek I Lempeng Besar I Tahun Saka 844, yang mencatat Seorang Tokoh yang dihormati di Desa Tamblingan yang menjabat sebagai “ Samgat Nekan Asba Manankalik “ ( Pejabat Pengawas serta Pemutus Peternakan Kuda ) yang bernama “ Wulung Parukka “.
~ Perubahan Penyebutan huruf “ a “ menjadi “ e “ sangat masif di Bali seperti : Campaga menjadi Cempaga, Bangkala menjadi Bengkala, Salumbung menjadi Selumbung, Kalod menjadi Kelod, Senapati menjadi Senepati dan masih banyak lagi. Jadi kalau berdasarkan hal ini, kata Baratan berubah menjadi Beratan.
Begitulah keberadaan Kuda Bali yang kadang juga disebut “ Bali Pony “ yang menurut Penelitian berasal dari Ras Kuda Mongolia yang diperkirakan masuk ke Nusantara berbarengan dengan Penyebaran Bangsa Tiongkok abab ke 6 - 7 ke Bali ( Nusantara ). Sekarang tentu sulit menemukan Kuda Bali Asli, karena disamping Ras Mongolia, Kuda Ras Eropa juga diperkirakan masuk ke Bali berbarengan dengan masuk nya Kompeni ( Belanda ) yang Prajuritnya sering menunggang Kuda.
Bagaimapun juga
Salut pada Tata Negara Bali Kuno yang sudah mencatat dan menuliskan dalam Prasasti Resmi Kerajaan tentang Keberadaan Kuda di Bali yang paling tidak sudah tercatat pada tahun Saka 844 saat bertahtatnya Sang Ratu Sri Ugrasrna di Balidwipa.
Jukut kangkung misi sambel sera
Kirang langkung titiang nunas gengrena sinempura.
Disarikan dari :
~ Goris, Dr. Roelof, 1954, Prasasti Bali I, Lembaga Bahasa dan Budaja, (Fakultet Sastra dan Filsafat) Universitet Indonesia, N.V. Masa Baru, Bandung.
~ Damais, Louis-Charles, 1955, Études D’épigraphie Indonésienne, IV Discussion de la date des Inscriptions, Bulletin De I’Ecole Française D’Extrěme-Orient, Vol.47, No.1, ěcole Française D’Extrěme-Orient, Paris.
~ Budiastra, Drs. Putu, 1980, Prasasti Pura Tulukbyu Batur Kintamani, Museum Bali, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.)
~ Unek - unek sendiri
~ Dan lain ~ lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar