Jumat, 12 Maret 2021

Tata cara Brata Siwaratri

 



Pada suatu hari, terjadi percakapan antara Hyang Girīndraduhita (Pārwatī) dengan Hyang Jagatpati (Śiwa).


Giriputri:— Atas kasih Paduka kepada-Ku, ajarkanlah tata cara pelaksanaan brata Śiwarātri yang ingin hamba lakukan, semoga brata ini kelak akan dipraktikkan oleh orang yang berjaga pada waktu bulan Magha malam keempatbelas gelap, prawanining tilĕm Kapitu. (Śiwarātri Kalpa, 36.2)

Jagatpati:— O Adinda Ku-sayang, senangnya hati Kakanda mendengarkan pertanyaan-Mu, Kakanda akan memberitahu Adinda cara melaksanakan brata yang luar biasa pahalanya. Dengarkanlah. Ia yang mematuhi kata-kata Kakanda oleh karenanya akan menuju Rudraloka, tidak akan memasuki kawah neraka. (Śiwarātri Kalpa, 36.3)


— Di waktu pagi sesudah menggelar pemusatan pikiran pada-Ku, datanglah kerumah guru, menghormatinya dan juga memohon diri melaksanakan brata, menjunjung kaki guru. Sesudah itu mandilah, membersihkan gigi, mengatur pelaksanaan pemujaan Hyang Śiwānala, disertai dengan berpuasa dan bersikap diam (tidak berbicara yang bukan-bukan) , hendaknya pakaian selalu dalam keadaan bersih. (Śiwarātri Kalpa, 37.1)

— Sesudah berakhirnya siang hari, pada waktu malam harinya hendaknya ia berjaga dan tidak tidur, sambil taat berpikir tentang-Ku senantiasa. Pujalah Hyang Kumāra (Kārtikeya) dan Hyang Gajendrawadana (Ganeṣa) meminta perestuan. Pada malam hari itu, selama 12 jam, laksanakan tata cara puja sesuai yang diperlukan. (Śiwarātri Kalpa, 37.2)

— Musik dan lagu-lagu rohani hendaknya dinyalakan untuk menggelakkan rasa kantuk di mata, atau bersama-sama mengucapkan kidung suci dalam keramaian (saṅkīrtana). Aku lebih berbahagia lagi kalau ia dapat menceritakan kisah si pemburu pada waktu itu. Ia pasti akan mendapatkan alam yang paling utama bagi dia yang menceritakan perjalanan ātmā si Lubdhaka. (Śiwarātri Kalpa, 37.5)

— Sesudah sirna malam itu pada esok harinya berikanlah derma (sumbangan) pada orang-orang yang berkumpul (yang melaksanakan brata Śiwarātri), persembahkanlah Śiwalingga emas kepada maha pandita yang bersusila tinggi dan paham akan Weda. Siapapun disana berilah derma dengan semampunya, selalu terbebaskan dari waktu jaga tidur siangnya, lakukanlah amanat itu. (Śiwarātri Kalpa, 37.6)


CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI

— Setelah selesai sempurna melaksanakan brata yang Ku-katakan, maka lanjutlah dengan kegiatan bertirtayatra. Seribu juta dosa laknat yang ia lakukan pada kelahiran terdahulunya seketika akan sirna ketika melaksanakan brata Śiwarātri yang serba utama. (Śiwarātri Kalpa, 37.7)

— Walaupun seluruh hidupnya ia berbuat kebatilan, menyakiti perasaaan orang lain, membunuh seorang brahmana, dan lagi tidak tahu berterima kasih, durhaka pada seorang guru, membunuh janin pada kandungan — semua dosa-dosa itu akan sirna oleh karena ia berjaga di waktu Śiwarātri yang sangat utama ini. (Śiwarātri Kalpa, 37.8)

— Walaupun tidak melaksanakan brata tetapi terjaga tidak tidur pada waktu-waktu demikian, seluruh kelahiran manusia, baik tua-muda, laki-perempuan, segera akan menuju Śiwālaya, menikmati kebahagiaan transedental tanpa berkeluh kesah. (Śiwarātri Kalpa, 37.9)

— Demikianlah wejangan Hyang Īśwara kepada para dewatā, Hyang Girīndratanaya memberi salam penghormatan dan mematuhi semua sabda Hyang Jagatpati yang telah diberikan, demikilanlah para hyang (dewatā) yang ikut mendengar diskusi Śiwa dan Śakti-Nya melaksanakan brata Śiwarātri sampai ke Triloka. (Śiwarātri Kalpa, 37.10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar