Sabtu, 06 Maret 2021

Hari Baik Menikah 2021






Penyusun Kalender Bali, Gede Marayana. (Putu Mardika/Bali Express)

Bila ingin melaksanakan Pawiwahan (menikah) di tahun 2021, ada sejumlah hari baik (Dewasa Ayu) yang bisa jadi pertimbangan.


Penyusun Kalender, Bali Gede Marayana merekomendasikan ada beberapa tanggal yang baik bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara Pawiwahan di tahun 2021 ini.





Ia menyebut, khusus di Bulan Januari dan Februari memang tidak ada padewasan yang sesuai dengan wewaran, pawukon, tanggal sasih, dauh. Sedangkan di bulan Maret, yang merupakan Sasih Kedasa, ia menyebut hanya ada pada tanggal 31 Maret. “Sasih baik, hari baik, wuku baik. Hanya saja pangelong,” jelasnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Kamis (3/4) siang.


Sedangkan di bulan April, dewasa Nganten ada pada tanggal 2 April. Dimana kasusnya sama seperti Maret. Wuku, hari, dan sasihnya baik. “Nanti bisa disempurnakan padewasaannya dengan banten Pamarisudha atau Carun Dewasa,” jelasnya.

Sedangkan untuk Mei, Juni dan Juli tahun 2021 disebutnya tidak ada satupun padewasaan yang disarankan. “Sasih Karo yang biasanya bulan Juli juga belum tepat untuk upacara Pawiwahan,” imbuhnya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Lanjut di Bulan Agustus, dikatakan Marayana ada sejumlah padewasaan yang direkomendasikan. Diantaranya tanggal 9, 12, dan 20 Agustus 2021. Di tanggal tersebut dikatakan Marayana, memiliki unsur yang baik. “Hanya saja tanggal 20 Agustus itu ada Was Penganten,” bebernya.

Selanjutnya di bulan September atau sasih Kapat. Ia menyebut ada dua tanggal yang dianjurkan, yakni tanggal 9 dan 16 September. Kemudian di bulan Oktober ada tanggal 8 Oktober. “Sedangkan di bulan November itu sudah tidak ada. Memang sasihnya bagus. Hanya saja Nguncal Balung. Begitu juga Desember tidak ada dewasa Nganten,” katanya.

Namun, Marayana kembali menegaskan, tradisi padewasan di Bali tidaklah kaku. Tradisi padewasan bisa diberlakukan secara luwes, sesuai dengan kepentingan yang lebih besar. “Nanti akan menyesuaikan jika ada hal-hal yang sifatnya sangat mendesak. Kembali ke iksa (tujuan), sakti (kemampuan), desa (aturan setempat), dan kala (waktu),” tutupnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar