Perlengkapannya sama dengan caru eka sata namun dibuat 5 tanding dasar caru dimana warna dan jumlah segehan dllnya sesuai dengan pengidernya
penjor dari ujung bambu ditancapkan pada gedebong pisang
Tata cara pengaturannya :
1. Pada arah timur laut ditancapkan sanggah pasaksi, dimana hulunya menghadap timur laut.
Hias dengan tikar, candiga, gantung-gantungan
Letakkan didalam sanggah beberapa banten yaitu; Suci, pejati
Letakkan dibawah pada depan sanggah berupa banten Gelar sanga
2. Di sebelah barat Sanggah Pasaksi ditancapkan 5 bh sanggah cucuk yang sudah dihias dan dilengkapi dengan tikar kecil.
Pada bawah sanggah cucuk digantungkan sujang atau cambeng berisi tetabuhan seperti arak, berem, tuak dan toya anyar
Letakkan banten didalam sanggah cucuk antaralain : banten peras, tulung sayut, ajuman/soda
3. Dibawah
masing-masing sanggah cucuk, pada natar/natah dipasang sengkwi memakai
anyaman sebagai jumlah urip pengidernya, diatasnya berturut-turut
disusuni karangan, kawisan, bayuhan, ketengan, segehan cacahan, cau
dandan, takep-takepan, tulung sangkur, kalakat sudamala dengan alas daun
talujungan, laying-layang ayam (dg warna sesuai pengider-ider), sebuah
kwangen berisi uang sesari sejumlah kepengnya sesuai urip pengider-ider dilengkapibanten tumpeng dimana jumlah dan warna tumpeng sesuai dengan pengider-ider.
4. Pada bagian hulunya layang-layang diletakkan banten suci, daksina, peras
Sedangkan
banten caru lainnya yang menyertai diletakkan pada sekelilingnya berupa
: penyeneng, sorohan, sasayut pengambeyan, pangulapan, ajuman, tipat
kelanan, sanggahurip, segehan agung
5. Didepan pemimpin upacara diletakkan tebasan durmenggala, pabersihan, tabuh-tabuh, dupa, tirta caru, tirta pabyakalan.
Byakala dan prayascita diletakkan agak terpisah didepan pemimpin upacara
6. Tetimpug diletakkan ditempat yang agak aman dekat tempat upacara diatas dapur darurat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar