Rerahinan atau rahinan adalah hari suci yang bersifat sakral dan dilaksanakan pada saat hari raya dan piodalan di Bali.
Rerahinan sebagaimana juga dijelaskan dalam RPP SMP IX yang tersimpan pada dropbox.com, secara ethimologi disebutkan bahwa : kata rerahinan atau rahinan disebutkan itu berasal dari kata rai yang berarti ujung atau puncak yang merupakan puncaknya hari. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa rerahinan berarti hari – hari tertentu yang menjadi puncaknya hari dari keseluruhan hari yang ada. Selain itu juga hari raya / rerahinan itu sering dianggap sebagai hari keramat atau hari yang disakralkan . Pada hari suci tersebut umat Hindu disebutkan wajib melaksanakan pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya. Hari suci sebagai hari yang diberkahi oleh Hyang Widhi, oleh karena itu hari suci merupakan hari yang sangat baik untuk melaksanakan Upacara Yadnya. Inilah yang dianggap bahwa hakekat hari suci keagamaan sebagai alat pernyataan Sradha dan Bhakti bagi umat Hindu, sekaligus sebagai sarana komunikasi social, karena didalam pelaksanaannya, umat Hindu mengadakan persembahyangan bersama. Didalam persembahyangan bersama inilah terjadinya komunikasi social, seperti dengan adanya pengaturan tentang upakara-upakara yang dipersiapkan dan penentuan – penentuan untuk melaksanakan persembahyangan sampai dengan memohon tirta, agar terciptanya suasana aman dan damai di dunia ini. |
Label
- Bali inspiration
- Bali Masa Depan
- basa Bali
- Bersenang-senang dengan devanagari
- Bhagavad Gita
- Cafe Herbal
- Caru
- Dewa Yadnya
- English for kids
- Gamelan
- Hindu bilingual
- Jenis Banten
- Jual Banten
- Karya Ngenteg Linggih
- Macam-macam Banten
- Macam-macam Tebasan
- Manusa Yadnya
- Memukur
- Panca Sembah
- Pitra Yadnya
- pustaka
- Rerainan
- Sampyan
- saMskrtam
- Satua
- Sesayut
- Tetandingan
- Toko OnLiNe jualan onlain
- Upacara upakara
- Uparengga
- Yoga Bali
Rabu, 01 Juli 2015
Rerahinan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar