Jerimpen adalah simbol permohonan kehadapan Tuhan beserta manifestasiNya (Asta Aiswarya) agar Beliau memberikan keputusan berupa anugrah baik secara lahiriah maupun bathiniah sebagaimana disebutkan dalam makna banten jerimpen dalam mengenal dan memahami ajaran hindu, oleh karena itu jerimpen, dijelaskan juga
selalu dibuat dua buah dan ditempatkan di samping kanan dan kiri dari banten lainnya, memakai sampyan windha, windha berasal dari kata windhu yang artinya suniya (sunia), dan suniya diartikan alam sunia Sang Hyang Widhi. Dua buah jerimpen mengandung maksud dan makna sebagai simbol lahiriah dan bathiniah.
Dalam penataannya jerimpen mengikuti konsep tatanan; kanistama, madyama dan uttama. Dalam tatanan upakara yang kanistama susunannya lebih sederhana dengan dialasi dulang kecil/sesenden dengan sampyan nagasari.
Tapi dalam tatanan upakara madyama dan uttama biasanya bentuk banten jerimpen ini memakai keranjang jerimpen (badan) dan memakai sampyan windha.
Demikian disebutkan yadnya (banten) jerimpen ini dibuat sebagai simbol permohonan kehadapan Tuhan agar Beliau memberikan keputusan berupa anugrah baik secara lahiriah maupun bathiniah.
Banten jerimpen
· alasnya : 1 buah bedogan kecil
· isinya :
- raka dan jaja sekebis-sekebis
- 1 bh tunpeng kecil
- 1 kojong rangkadan
- Sampyan jerimpen alit berisi bunga dan porosan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar