Senin, 11 Juli 2022

Genta berasal dari Dongson dan India.

 


Bagaimana asal usul genta sampai digunakan alat pemujaan ,sekaligus sumber acuannya
di masa lalu gentha nike barang yang sulit didapat. Kemudian setelah pesatnya perdagangan maka mulai cukup mudah diperoleh. Meski demikian tidak semua rohaniwan memakai. Asal usulnya sendiri adalah dari Indianized Nusantara oleh sudut padang peneliti. Jadi budaya yang datang dari India kemudian diadopsi.
Balian Sonteng adalah rohaniwan yang dikenal masyarakat memakai genta. Jadi Bali sudah memiliki Genta pada jaman Buddha.
Ada kisah Dhang Hyang Dwijendra memakai krongcong sapi sebagai Gentha beliau. Dimasa lalu segala bentuk peralatan perunggu mayoritas datang dari Kocin (Vietnam).
ada lontar yang membahas bahwa bunyi terkait dengan Panca Mahabhuta. Berdasarkan ini kemungkinan pemakaian gentha menjadi sarana wajib.
Bila dirunut kembali....konon legenda Gentha berasal dari Himalaya. Dan di Bali kisahnya distorsi, terkait Dhang Hyang Dwijendra memakai kroncong Sapi...ada yang menyebut Kuda.
Mengenai mengapa keroncongan dipakai...konon Dhang Hyang Dwijendra terkesan dengan suara nyaring dari keroncongan tersebut ketika tanpa sengaja mendengarnya. Lalu keroncongan itu beliau minta dan tentu saja di haturkan oleh si pemilik ternak.
Kita ketahui bahwa teknologi dan produk perunggu masuk ke nusantara dari kebudayaan Dongson (Cina Selatan sampai ke Vietnam).
jadi pembuatan gentha sudah ada disana. Era Buddha dikenal banyak memakai Gentha.
ditelusuri lebih jauh maka akan sampai ke tempat kelahiran Siddharta Gautama Buddha.
kalau Siwaism maka akan terkait Nandini.
Kisahnyapun berdasarkan Lembu Nandini. Dan entah mengapa juga di Bali serupa....hanya saja kisahnya yang saya terima adalah dari Keroncong Sapi....tapi ada juga kisah menyebut dari keroncong kuda.
genta memang bisa dipakai sebagai simbol omkara karena memang menyuarakan pranawa OM. Tapi kalau seperti di foto nike maka itu dibuat cocok demikian. Sebab sumber gambar nike pasti tidak bisa ditemukan di lontar.
sebab banyak juga genta yang tidak berhiaskan kuku bajra.
Ada berhiaskan Nandini...dapat ditemukan di musium Bali.
Ada cakra, naga dll.
Kwangen juga disebut simbol Omkara meski kerucut dibawah...kalau dibuat seperti gambar ini juga bisa.
Kata peneliti mungkin demikian yaitu bentuk sesuai sekte....tapi bentuk gentha penggunanya tak tergantung sekte. Nike benda sulit didapat dimasa lalu. Tyang melihat vidio Ida Pedanda Bang Buruan Manuaba memakai gentha berhiaskan cakra dalam proses diksa nanaknya.
Jadi gentha dengan hiasan Cakra bukan berarti sekte Waisnawa seperti yang dimaknai banyak orang awam.
jadi yang dipakai pada acara nike Gentha pusaka yang kuno.
kini sebagian besar pakem genta adalah dengan bulatan berjumlah 7 sebagai simbol Pinara Pitu. Tapi kalau dilihat dimasa lalu....tidak semua demikian. Artinya terjadi perobahan dari masa kemasa.
genta juga disebut representasi simbol 3.
Bagian bawah, gagang atau tangkai, dan hiasan diatasnya.
Bisa jadi berdasarkan nike maka dibuat gambar seperti di foto niki
Kalau dari lontar yang ada di Bali tyang belum pernah dapatkan. Referensi hanya tyang dengar dari penyampaian lisan.
Fungsi genta yang vital adalah juga memperbaiki kesalahan mantra.
Ada kisah Maharsi Narada disebut sempat salah dalam mengucapkan mantra. dari Rama menjadi Mara.
Kadang salah ucap bisa terjadi. Maka selain fungsi genta untuk melakukan pemanggilan...juga berfungsi mengkoreksi bila terjadi kesalahan ucap...karena genta tersebut terus melantunkan pranawa OM ketika dibunyikan.
di Sangkul Putih ada referensinya masalah siapa yang boleh memakai Bajra...mungkin maksudnya adalah Gentha.
Tapi tidak semua rohaniwan demikian memakai gentha. Hingga kini masih ada yang demikian (Tanpa Genta)....meski sesuai apa yang termuat di sangkul putih diperbolehkan. Dan tidak semua Pemangku berambut panjang. Ada juga yang pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar