Selasa, 12 Juli 2022

Pedanda Baka

 


Pedanda Baka, hampir semua masyarakat Bali pasti pernah mendengar cerita ini sewaktu kecil, kisah Sang Cangak Maketu, atau Bangau Bermahkota Pendeta, dongeng sederhana, namun bermakna sangat dalam, kisah yang mempertanyakan kesucian dari seseorang yang berperilaku suci.
.
Kisah ini tergolong kedalam Cerita Tantri atau Paรฑchatantra, kumpulan dongeng India Kuno yang menggunakan binatang sebagai tokoh utamanya, yang secara tidak langsung menggambarkan perilaku masyarakat, penguasa, bahkan para pemuka agama kala itu. Kisah PEDANDA ini diceritakan oleh Patih Sembhada, seekor serigala, ketika memprovokasi seekor Singa yang bernama Raja Candha Pinggala dengan Resi Nandhaka, seekor banteng, dan Sembadha berhasil membuat mereka saling membunuh.
.
Secara singkat cerita ini mengisahkan, seekor bangau tua yang mengenakan mahkota pendeta dengan bulu putih yang bersinar cerah seperti kain sutra, ia berdiri dengan satu kaki selama berjam-jam di tepi Telaga Kemudasara, seperti sedang bermeditasi, membuat seluruh ikan merasa takjub dengannya, kemudian ia berkata bahwa ia sudah mendapat pencerahan dan diutus oleh Hyang Kuasa untuk menyelamatkan semua ikan, karena telaga itu akan surut, namun pada akhirnya ia memangsa semua ikan lugu dan polos itu yang percaya dengan tipuan Sang bangau.
.
Sederhananya, kisah ini mengajarkan, banyak sekali orang yang kelihatannya berperilaku baik dan tulus ternyata memiliki niat tertentu untuk kepentingannya sendiri dengan memperdaya orang-orang yang mempercayainya. Namun, disisi lain kisah ini menjadi sindiran perilaku para PEDANDA/PERANDA pada zaman kerajaan yang berperan sebagai penjabat penting dalam sistem politik kerajaan. Bahkan saat itu cerita ini sempat dilarang untuk diceritakan karena dianggap merendahkan kaum PEDANDA/PERANDA.
.
Dalam istilah Bali, PEDANDA berarti pendeta yang sebetulnya palsu, sehingga gampang untuk melanggar swadarma. penyebab dari fenomena ini, karena sebagian masyarakat yang tak peduli dengan ajaran agama dan menyerahkan sikap keagamaan kepada pendeta, termasuk para pedanda baka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar