Selasa, 28 Juli 2015

Anak petani jadi TNI terbaik

Letnan Dua Angger Panduyuda, putra petani asal Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2015.

"Orangtua saya petani," kata Angger ketika dijumpai di Akademi Kepolisian Semarang, Senin (27/7/2015)

Angger merupakan satu dari ratusan lulusan empat akademi di TNI-Polri yang akan dilantik kelulusannya oleh Presiden Joko Widodo.

Pendidikan militer putra pasangan Iswandi dan Dwi Supriyanti tersebut berawal ketika dirinya diterima di Sekolah Taruna Nusantara Magelang. "Setelah ikut olimpiade nasional diterima masuk ke Taruna Nusantara. Kemudian dapat beasiswa KSAD," ungkap Angger.

Menurut dia, kelancaran dan kesuksesan dalam menempuh pendidikannya ini tidak lepas dari dukungan kedua orangtua. Angger merupakan satu dari empat lulusan terbaik masing-masing akademi TNI dan Polri yang akan memperoleh penghargaan Adhi Makayasa.

 http://www.hindugaul.com/index.php/anak-muda-hindu/97-ini-dia-anak-petani-yang-jadi-lulusan-terbaik-akademi-militer-ri


 22



 semoga jadi pejabat dan tidak masuk penjara


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Pura Mekah

  http://kanduksupatra.blogspot.com/
 
Pura Mekah berada di kawasan Denpasar, tepatnya di Banjar Binoh Kaja, desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Barat. Di sebelah selatan jalan  Tohjaya, Denpasar. Pura ini terletak di pemukiman penduduk, pengemongnya yang berjumlah kurang lebih 25 KK. Pura Mekah ini tidaklah terlalu luas, namun memiliki jeroan dan jaba pura. Di bagian jeroan terdapat pelinggih gedong Hyang, gedong Ratu Gede, penglurah, tajuk pepelik, bale pawedan, dll. Pintu masuk ke jeroan pura adalah sebuah candi kurung yang memang sedikit unik, dimana di bagian atasnya berbentuk kejawen.

Dagang Banten Bali


Seorang penglingsir keluarga pengempon menceritakan hal ikwal pura Mekah. Namun ia secara jujur mengakui tidak banyak yang dapat ia ceritakan mengenai keberadaan pura tersebut. Ia sudah mewarisi apa yang mereka lakukan selama ini. “Saya tidak tahu banyak tentang nama Mekah sebagai nama pura tersebut. Yang jelas bukan berarti kiblat“. Demikian kata seorang penglingsir pura tersebut. Namun narasumber yang dapat menjelaskan keberadaan pura ini sudah tidak ada lagi, ditambah dengan tidak adanya sumber tertulis yang memuat kisah tersebut, maka ia mencoba untuk menanyakan hal tersebut kepada orang pintar. Dan didapat sebuah bawos atau penika bahwa pura tersebut konon bukan mekah tetapi megah atau megeh yang artinya besar atau tinggi. Hanya sampai di situ saja. Dan didapat pula bahwa pura tersebut adalah penyungsungan dari warga keturunan Arya Kepakisan.


KISAH NYATA dari Jepang




KISAH NYATA
Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan.
Mereka yg dibuang ialah orang tua yg sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
PADA s/ hari, ada seorang Pemuda yg berniat membuang ibu-
nya ke hutan, itu karena si ibu sudah lumpuh dan agak pikun.
Si Pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yg kelihatan tak berdaya berusaha
menggapai setiap ranting pohon yg bisa diraihnya lalu mematah-
kannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yg mereka lalui.
Sesampai di dalam hutan yg sangat lebat, si anak menurunkan
ibu tsb dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha me-
nahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan
perbuatan ini terhadap ibunya.
Justru si Ibu yg tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata,
"Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kecil sampai dewasa,
Ibu selalu merawatmu dg segenap cintaku.
Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikit pun.
Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yg kita lalui dg ranting-
ranting kayu. Ibu takut kamu tersesat, ikutilah tanda itu agar kau
selamat sampai di rumah."
Setelah mendengar kata-kata tsb, si anak menangis dg sangat
keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggen-
dongnya u/ membawa si Ibu pulang ke rumah.
Pemuda tsb akhirnya merawat Ibu yg sangat mengasihinya sampai
ibunya meninggal.
Orang tua BUKAN BARANG RONGSOKAN yg bisa dibuang atau
diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena saat engkau sukses a/ saat engkau dalam keadaan susah, hanya orang tua yg
mengerti kita dan bathinnya akan menderita kalau kita susah.
'Orang tua' tidak pernah meninggalkan kita, bagaimana pun keadaan kita, walau pun kita pernah kurang ajar kepada orang tua.
Namun 'orang tua' kita akan tetap mengasihi kita sampai kapan pun.



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Berjapha



Rumah Dharma - Hindu Indonesia
18 jam ·
copas
Rumah Dharma mendapatkan beberapa permintaan dari saudara-saudara dharma untuk meringkas tata cara japa mantra dari e-book Mantra Yoga. Inilah tata cara japa mantra dalam bentuk yang paling seringkas-ringkasnya.
1. MENGUNDANG.
Undanglah kehadiran Ista Dewata pengayom dan pelindung pribadi kita, atau kalau tidak tahu, undang kehadiran Ista Dewata yang paling kita suka atau paling menginspirasi kita. Caranya ambil japa-mala yang kita kalungkan di leher. Tampilkan mudra namaskara [mencakupkan tangan di dada] sambil memegang japa mala. Duduk tenang dalam posisi meditasi, pejamkan mata dan kita konsentrasi melakukan dhyanawidhi [melakukan visualisasi atau membayangkan]. Visualkan di hadapan kita terbentang langit biru dan awan-awan putih yang indah. Visualkan atau bayangkan Ista Dewata hadir disana, dengan wujud Ista Dewata hidup dan berpendar cahaya. Sebagaimana tertulis di dalam kitab-kitab suci Hindu bahwa siapapun yang memikirkan Ista Dewata dengan kuat, akan mengundang kehadiran Beliau. Rasakan dengan hati dan dengan sraddha [keyakinan] bahwa Beliau hadir di hadapan kita.

Dagang Banten Bali


2. MEMOHON.
Tampilkan mudra puja mencakupkan tangan di kening dan sampaikan doa atau permohonan kita. Ini kita sampaikan dengan kata-kata sendiri, sambil tetap melakukan visualisasi [membayangkan] kehadiran Ista Dewata di langit biru dan awan putih di hadapan kita. Jika kita sedang bersedih, bukalah hati kita dengan semua perasaan duka dan sakit yang kita rasakan. Silahkan curhat kepada Beliau tentang masalah yang kita alami dan benar-benarlah minta pertolongan. Jika kita sedang bahagia, sampaikan bahwa kita mempersembahkan karma baik dari penjapaan mantra kita untuk orang lain [mungkin untuk keluarga, orang dekat, atau siapapun]. Ini bertujuan untuk menumbuhkan dan membangun hati belas kasih dan tidak mementingkan diri sendiri.
3. MEMANGGIL.
Pegang dan gunakanlah japa-mala di dada dengan cara penjapaan mantra, sambil tetap melakukan visualisasi [membayangkan] kehadiran Ista Dewata di langit biru dan awan putih di hadapan kita, serta ucapkan mantra Ista Dewata dengan sepenuh hati. Misalnya [contoh] Dewi Saraswati, japakan mantra OM AIM SARASWATYAI NAMAHA. Atau misalnya Dewa Shiwa, japakan mantra OM NAMAH SHIWAYA. Mantra-mantra suci Ista Dewata yang telah digunakan selama ribuan tahun oleh jutaan mahluk sebagai sumber kesembuhan jiwa, pemurnian dan perlindungan. Ketahuilah bahwa di alam-alam suci para Ista Dewata selalu ada untuk kita. Mendengarkan kita, memahami kita dengan belas kasih tanpa syarat, tanpa pernah menghakimi kita.
4. MALINGGIHKAN ISTA DEWATA DI DALAM DIRI
Setelah selesai menjapakan mantra, tangan tetap di dada memegang japa mala. Visualkan seluruh tubuh Ista Dewata memancarkan cahaya suci berwarna putih sangat terang dan kemudian wujud Beliau lebur sepenuhnya menjadi cahaya suci. Lalu cahaya suci putih terang ini bergerak diatas kita dan masuk ke dalam diri kita melalui chakra sahasrara atau chakra mahkota. Cahaya suci ini terserap menyatu dengan diri kita. Membuat badan kita sepenuhnya lebur ke dalam wujud cahaya suci putih terang benderang. Yang menyembuhkan jiwa kita, memurnikan kita, mengalirkan kekuatan belas kasih dan kebijaksanaan-Nya dan mengubah semua kesedihan kita menjadi ketenangan dan kedamaian. Terus pertahankan visual badan kita menjadi wujud cahaya suci putih terang benderang-Nya, sampai kita dapat merasakan bahwa antara diri kita dengan Ista Dewata menjadi satu.
Lakukan semua latihan sadhana Mantra Yoga ini setiap hari berulang kali dengan tekun. Mengundang Beliau, menjapakan mantra suci-Nya dan meleburkan diri kita dengan kekuatan suci-Nya. Seiring waktu nanti perlahan-lahan kesengsaraan dan kegelapan bathin kita akan dileburkan ke dalam ketenangan dan kedamaian. Kita akan menyadari dengan kesadaran bahwa Ista Dewata tidak berada diluar diri kita, Beliau selalu hadir bersama kita.
Selengkapnya silahkan buka :
tattwahindudharma.blogspot.com


Senin, 27 Juli 2015

Mandi Sebelum Sādhanā

Dagang Banten Bali


Mandi Sebelum Sādhanā atau sebelum melakukan Trisandhyā:
Pertanyaan-pertanyaan sering diajukan perihal apakah perlu mandi sebelum melaksanakan Sādhanā?
Ada yang menarik dalam pertanyaan seperti ini ketika disampaikan, bahwa sang penanya menyampaikan dengan bahasa wajah yang baik-baik saja, seolah-olah tidak ada yang “salah” dalam pertanyaan tersebut. Pertama, pertanyaan apakah perlu mandi sebelum melakukan Sādhanā? Ketika pertanyaan tersebut disampaikan oleh mereka yang dari negara-negara Barat, dan/atau oleh mereka yang berasal dari negara-negara yang dingin bersalju, maka pertanyaan menjadi sebah pertanyaan yang normal dan wajar. Akan tetapi, jika pertanyaan tersebut disampaikan oleh mereka yang berasal dari negara-negara tropis, maka ia menjadi sangat aneh, bahkan ketika pertanyaan tidak sehubungan dengan kegiatan keagamaan spiritual.
Ketika kita berbicara perihal kebersihan, maka mandi menjadi keharusan. Ketika kita berbicara perihal kesehatan, maka mandi juga merupakan sebuah kebiasaan yang sangat sehat. Terlebih khusus lagi, ketika kita berbicara tentang kegiatan agama dan/atau spiritual, maka mandi adalah sebuah keharusan. Jika tidak penting dan bermanfaat, maka kitab suci tidak mungkin akan memberikan perhatian khusus terhadap kepentingan mandi.
Kitab-kitab suci sangat mengagung-agungkan kemuliaan mandi, terlebih-lebih khususnya mandi pagi, karena pagi merupakan waktu penuh berkah untuk melakukan praktik-praktik agama spiritual (prātaḥ snānaṁ praśaṁsanti). Resi Śaṅkarācārya dalam menuliskan keagungan Bhagavad-gῑtā (Gῑtā Mahatmyam) memberikan perumpamaan bahwa jika orang ingin menghilangkan kotoran-kotoran badannya, maka ia harus mandi dengan air setiap hari (mala nirmocanaṁ puṁsām, jala-snānaṁ dine dine). Sedangkan Maharesi Dakṣa memberikan penekanan akan kepentingan untuk menjaga kebersihan badan demi ketenangan dan kedamaian batin, dengan cara mandi setiap hari. Mandi, menurut Maharesi Dakṣa akan membantu menjaga kebersihan lahir batin sehingga yang bersangkutan akan sangat terbantu dalam praktik agama spiritualnya. Hanya setelah mandilah orang layak melakukan japa (zikir, mengucapkan mantram berulang-ulang) dan aktivitas mulia, agama, dan spiritual lainnya (prātaḥ snāyῑ japādikam).

Selasa, 21 Juli 2015

endong Kuningan

Dagang Banten Bali


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

MELIK



MELIK
Melik adalah suatu anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Ida Sang Hyang Widhi. Dalam Lontar Purwa Gama disebutkan bahwa Anak yang memiliki melik mempunyai rerajahan sejak lahir yang dapat menimbulkan kematian, sehingga diperlukan upacara pebayuhan otonan melik pada si anak untuk menetralisir kekuatan tersebut dan selalu ingat dalam melaksanakan suci laksana untuk mempertahankan dan meningkatkan kesucian diri.
Rerajahan yang terdapat pada orang melik biasanya terdapat di telapak tangan, dijidat atau di bagian tubuh tertentu selain itu juga bisa terdapat tanda senjata terkadang terdapat salah satu dari sembilan senjata pengider bhuwana tergantung tugas yang diemban sang anak lahir ke dunia, dengan rerajahan senjata para dewa seperti:
Bajra
Gada
Nagapasa
Cakra
Dupa
Angkus
Trisula
Moksala,
Api dan Angin
Tentu jika ingin melihat tanda-tanda berupa sejata diatas pada orang melik tidak dapat dilihat dengan kasat mata/ mata orang biasa. Melik atau tidaknya seseorang biasanya diketahui setelah matetuun atau mepinunas pada sulinggih atau balian. Orang yang melik mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang biasa pada umumnya.
Ia disenangi semua golongan roh halus, baik itu roh yang bersifat negatif (butha) juga para dewa-dewi.
Ciri-ciri Anak Melik
Kelahiran “melik” terlihat dari tanda-tanda di tubuhnya, antara lain :
1. Ketika lahir, badannya dililit tali plasenta beberapa kali putaran. Kelahiran seperti ini sangat jarang terjadi, dan kalau ada, kebanyakan mati beberapa saat sebelum keluar dari rahim ibunya.
2. Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau digundul, tumbuhnya sempuut lagi.
3. Kepalanya mempunyai pusaran (usehan) 3 atau lebih
4. Lidahnya poleng (ada warna hitam/coklat)
5. Ada tahi lalat besar (maaf) di kemaluannya
Semakin cepat seseorang mengetahui dirinya memelik maka semakin bagus sehingga akan segera dibuatkan upacara penebusan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk dari memelik.
Jika tidak mendapat banten penebusan maka biasanya orang yang memelik sesuai dengan kelahirannya ada yang diambil pada saat baru bisa berjalan, ketika baru menikah dalam upacara pawiwahan, dan ada juga pada saat baru mempunyai anak. Dengan pebayuhan melik akan dinetralisir kekurangan yang ada dalam dirinya (menghilangkan apes pengaruh melik). Supaya semua kekuatan bersinergi, agar dapat keseimbangan antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
Sesungguhnya orang Melik itu adalah berkah bagi keluarganya karena dia ibarat lokomitif atau pesawat terbang yang akan mengantarkan keluarganya ke alam kebahagiaan sekala-niskala. Maka tolong bantu dan bimbing orang-orang Melik itu karena dia akan berguna tidak hanya bagi keluarga yang memiliki tetapi juga bagi masyarakat luar, bahkan bangsa.
Dalam sejarah Bali, ada contoh kelahiran melik yang sangat heboh, yakni kelahiran bayi tahun 1599 M, hasil perkawinan (tidak resmi) Dalem Seganing dengan Si Luh Pasek Panji. Ketika lahir, tubuh bayi itu seluruhnya berwarna merah darah, dan di malam hari dari ubun-ubunnya keluar sinar terang berwarna biru. Oleh karena itu bayi itu dinamakan Ki Barak Panji. Ternyata setelah besar beliau sangat sakti sehingga berhasil menjadi Raja Buleleng I dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti.
Bahkan ada pula yang mengatakan entah benar atau tidaknya kami sendiri belum berani memberi kepastian, dikutip dari blog I Gede Junidwaja menyebutkan “Jangan lupa Presiden RI Pertama Soekarno pun orang memelik, saya tahu dan pernah bertemu dengan saksi yang masih hidup dan memang mampu mengenali orang memelik.”
Merawat Anak Melik

Anak melik biasanya “kerinyi” (bahasa Indonesia : sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dll). Jadi ia perlu diperlakukan beda, misalnya kamar tidurnya harus selalu bersih dan suci, ada pelangkiran diatas hulu tidurnya. Ia perlu sering-sering melukat ke Gerya, makanannya di jaga agar selalu memakan makanan yang satwika (lihat tt hal ini di website ini). Banyak bergaul dengan orang-orang suci, karena dia merasa dekat dengannya. Kalau makin dewasa, berikan pelajaran agama yang intensif, panggilkan guru agama kerumah untuk les, dan berikan pelajaran spiritual secara bertahap. Nanti ia akan berumur panjang dan menjadi orang suci, karena atman (roh) nya sudah dalam kondisi siap menerima lanjutan kemampuan supranatural.
Bagaimana caranya agar orang Memelik tidak pendek umur?
Syarat pertama adalah jaga makanannya, jangan sampai makan makanan kotor sekala niskala.
Makanan jenis: darah, tulang dan jeroan hindari; Kalau bisa pantang daging hewan berkali empat. Minumuan jenis: beralkohol, arak, tuak, berem jauhi. Idealnya adalah makan makanan organik dan vegetarian.
Lalu yang terpenting berikutnya adalah jangan melakukan hubungan sex di luar pernikahan.
Jangan menginap dan tidur di sembarang tempat. Kalau terpaksa maka sebelum tidur harus dilakukan pemberisihan dan pengamanan terlebih dahulu. Sebenarnya jika sudah punya Guru maka Guru itu pasti mengajarkan tata cara ini.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap dan kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…

(sumber:sitidharma.org,sejarahharirayahindu.blogspot.com,junidwaja.blogspot.com)

Kamis, 02 Juli 2015

maligia

 



Maligia adalah bentuk upacara penyucian sang atma yang lebih tinggi dari yang biasa dilakukan seperti ngerorasin maupun memukur dalam rangkaian upacara atma wedana yang bertujuan untuk menyucikan sang atma pitara.

Salah satu prosesi pokok dalam  upacara maligia yaitu purwadaksina atau pradaksina. Jika perjalanannya dari timur ke selatan disebut purwadaksina, sedangkan perjalanan menuju ke kanan disebut pradaksina. 
Upacara ini memiliki makna nedunan Ida Bathara untuk mengangkat roh manusia naik ke alam sorga dengan jalan mengikuti jejak sapi atau lembu--kendaraan Dewa Siwa. Diharapkan roh-roh itu mengikuti jejak Bethara Siwa untuk menuju puncak Kailaksa. 
Umumnya dalam upacara itu dilengkapi dengan mengelilingi sapi berwarna putih. Jika tidak ada sapi putih, sapi berwarna gading pun bisa. Sapi yang digunakan khusus untuk upacara ini biasanya tidak boleh disakiti. Hewan itu dipelihara khusus dan tidak dipakai membajak sawah. 
***


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Caru panca kelud


Panca Kelud (atau manca kelud) adalah jenis caru yang dipergunakan sebagai dasar dalam upacara-upacara mepedanan, ngenteg linggih dan lain sebagainya.
Caru panca kelud atau disebut sebagai caru panca rupa yang juga digunakan saat upacara “Ngalinggihang Dewa ring Parhyangan, agung alit, upacara pamungkahpakiyisan agung/alit, mapadudusan agung/alit/madya.
Dalam tata cara pengaturan bebantenan disebutkan :
a. Dasarnya menggunakan caru panca sata selengkapnya
b. Runtutannya :
  • Tenggara : bebek bulu sikep melayang-layang, dagingnya olah ketengan menjadi 88 tanding karangan 1 sami pada ngawa suci dandanan
  • Barat daya : asu bang bungkem melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 33 tanding, karangan 1
  • Barat laut : kambing melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 11 tanding, karangan 1
  • Timur laut : angsa melayang-layang dagingnya olah dadi 66 tanding, karangan 1
  • Tengah : itik belang kalung melayang-layang, dagingnya olah dadi ketengan 88 tanding, karangan 1
c. Banten ring sanggar :
d. Tanahnya merajah Yamaraja, diatas rerajahan letakkan kain kasa putih lalu isi tepung putih marajah yamaraja kemudian isi banten seperti caru-caru lainnya.
Dengan menggunakan Rajahan Yamaraja ini juga disebutkan sebagai penghormatan warga setelah dibantu oleh Bhatara Yamaraja dalam bidang pertanian


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Banten pengiring




Banten pengiring

· Alasnya : 1 bh taledan
· Isinya :
- 1 buah tumpeng
- Raka-raka selengkapnya
- Tebu,bantal,tape
- 1 bh kojong rangkadan
- Sampyan jeet guak
- canang


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

banten kurenan




Banten kurenan

· Alasnya : 1 bh taledan
· Isinya :
- 2 buah tumpeng dikelilingi oleh 5 bh tumpeng kecil-kecil
- Raka-raka selengkapnya
- Tebu,bantal,tape
- 1 bh kojong rangkadan
- Sampyan pengambyan
- canang


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI