Senin, 27 Juli 2015

Mandi Sebelum Sādhanā

Dagang Banten Bali


Mandi Sebelum Sādhanā atau sebelum melakukan Trisandhyā:
Pertanyaan-pertanyaan sering diajukan perihal apakah perlu mandi sebelum melaksanakan Sādhanā?
Ada yang menarik dalam pertanyaan seperti ini ketika disampaikan, bahwa sang penanya menyampaikan dengan bahasa wajah yang baik-baik saja, seolah-olah tidak ada yang “salah” dalam pertanyaan tersebut. Pertama, pertanyaan apakah perlu mandi sebelum melakukan Sādhanā? Ketika pertanyaan tersebut disampaikan oleh mereka yang dari negara-negara Barat, dan/atau oleh mereka yang berasal dari negara-negara yang dingin bersalju, maka pertanyaan menjadi sebah pertanyaan yang normal dan wajar. Akan tetapi, jika pertanyaan tersebut disampaikan oleh mereka yang berasal dari negara-negara tropis, maka ia menjadi sangat aneh, bahkan ketika pertanyaan tidak sehubungan dengan kegiatan keagamaan spiritual.
Ketika kita berbicara perihal kebersihan, maka mandi menjadi keharusan. Ketika kita berbicara perihal kesehatan, maka mandi juga merupakan sebuah kebiasaan yang sangat sehat. Terlebih khusus lagi, ketika kita berbicara tentang kegiatan agama dan/atau spiritual, maka mandi adalah sebuah keharusan. Jika tidak penting dan bermanfaat, maka kitab suci tidak mungkin akan memberikan perhatian khusus terhadap kepentingan mandi.
Kitab-kitab suci sangat mengagung-agungkan kemuliaan mandi, terlebih-lebih khususnya mandi pagi, karena pagi merupakan waktu penuh berkah untuk melakukan praktik-praktik agama spiritual (prātaḥ snānaṁ praśaṁsanti). Resi Śaṅkarācārya dalam menuliskan keagungan Bhagavad-gῑtā (Gῑtā Mahatmyam) memberikan perumpamaan bahwa jika orang ingin menghilangkan kotoran-kotoran badannya, maka ia harus mandi dengan air setiap hari (mala nirmocanaṁ puṁsām, jala-snānaṁ dine dine). Sedangkan Maharesi Dakṣa memberikan penekanan akan kepentingan untuk menjaga kebersihan badan demi ketenangan dan kedamaian batin, dengan cara mandi setiap hari. Mandi, menurut Maharesi Dakṣa akan membantu menjaga kebersihan lahir batin sehingga yang bersangkutan akan sangat terbantu dalam praktik agama spiritualnya. Hanya setelah mandilah orang layak melakukan japa (zikir, mengucapkan mantram berulang-ulang) dan aktivitas mulia, agama, dan spiritual lainnya (prātaḥ snāyῑ japādikam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar