Raka - raka (rakan) adalah berbagai jenis buah-buahan dan sanganan, yang sebagai perlengkapan dalam tetandingan banten saat upacara yadnya dilaksanakan, biasanya dirangkai dengan reringgitan dedaunan yang sebagaimana dijelaskan, awal mulanya merupakan hasil karya dari para ilmuwan-ilmuwan sorga atau swah loka sehingga,
- buah - buahan (woh-wohan, "sarwa pala wija, yang menyebabkan perasaan menjadi baik dan dapat memberikan penerangan pada kehidupan"; Lontar Tegesing Sarwa Banten) dan
- berbagai jenis jajan (sanganan),
- yang dalam menyajikannya, hendaknyalah juga disebutkan
- berhati suci dan ikhlas,
- jangan sampai berbicara yang kasar, kotor, manah,
- dan lain-lain,
Karena buah - buahan merupakan unsur dari tanaman, yang pada sloka pada Weda V.11.6 dalam aspek relegi pertamanan tradisional Bali disebutkan :
“Tvam agne agniraso guhahitam Anuavidan sinriyanam vane-vane”
yang artinya kurang lebih bahwa,
tanaman merupakan ciptaan Tuhan untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup
termasuk manusia (makan dan keperluan lainnya).
Canang Merake "Meraka" dibuat dengan alasnya menggunakan ceper atau tamas, diatasnya diisi raka - raka berupa tebu, pisang, buah-buahan serta beberapa jenis jajan dan sebuah "sampian" disebut "Srikakili" dibuat dari janur berbentuk kojong diisi plawa, porosan serta bunga.
Sesungguhnya masih banyak jenis-jenis canang tubungan, Canang Gantal, Canang Yasa. Canang pengraos dan lain-lain.
Pada umumnya bahan yang diperlukan untuk membuat canang merake ini hampir sama, hanya bentuk porosan dan cara pengaturannya yang berbeda dan dilengkapi dengan tembakau dan gambir.
Demikian disebutkan tetandingan banten "Canang Merake" ini dalam kutipan forum diskusi jaringan hindu nusantara yang disebutkan pula canang merake ini juga dipersembahkan pada pemaridan guru setelah Hari Raya Galungan, pada saat dewata kembali ke sorga dan agar para dewata tersebut meninggalkan anugrah berupa kadirghayusaan yaitu hidup sehat dan panjang umur.
Sedangkan tetandingan untuk Canang Raka ini sebagai permohonan pengelebur panca mala disebutkan oleh ketutwirama dalam macam-macam canang yaitu sebagai berikut :
Sedangkan tetandingan untuk Canang Raka ini sebagai permohonan pengelebur panca mala disebutkan oleh ketutwirama dalam macam-macam canang yaitu sebagai berikut :
- Paling atas berupa Canang Sari
- Tumpukan kedua adalah berupa Canang Pesucian
- Tumpukan ketiga berupa Canang berisi Raka dengan tetandingan sebagai berikut :
- Celemik dibagian atas berisi pisang kayu sebagai simbul nunas Amertha Sanjiwani, kebiyuhdayaan, nunas sifat kebijaksanaan.
- Celemik dibagian kanan berisi buah salak, sebagai simbul nunas Amertha Kamandalu, agar diberikan kekuatan fisik, akal dan budhi.
- Celemik dibagian bawah berisi buah yang berwarna kuning, (mangga, pepaya, dsb), nunas amertha kundalini, sebagai bentuk permohonan agar dianugerahkan kemakmuran, kesejahteraan, dan nugtug tuwuh.
- Celemik dibagian kiri berisi buah manggis, nunas Amertha Pawitra, sebagai bentuk permohonan agar selalu memiliki hati yang tulus ikhlas dan jujur, untuk menuju ketingkat kesucian.
- Celemik ditengah berisi jeruk dengan macamnya seperti semaga (semagama), nunas Amertha Maha Amerta, sebagai permohonan agar senatiasa diberikan dan memiliki Bhatin yang suci untuk menyatu dengan Sang Hyang Widhi melalui sembah bhaktinya.
- Diatasnya berisi Canang Urasari, kemudian ketiga tetandingan tersebut diikat jadi satu ikatan, maka jadilah “Canang Raka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar