Senin, 22 Juni 2015

Banten pengulapan

 






Umat Hindu di Bali sangat mempercayai, bahwa upacara dan upakara akan membantu keseimbangan alam semesta.

Selain sebagai ucapan terimakasih atas segala karunia Tuhan, banten juga kerap digunakan sebagai sarana untuk menyelamatkan diri.

Salah satunya banten pangulapan, yang kerap digunakan untuk mengembalikan roh orang pasca terjatuh atau kecelakaan.

Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, dari Gria Bhuwana Dharma Shanti, menjelaskan bahwa tujuan upacara ngulapin adalah untuk mengembalikan roh ke badan.



Khususnya bagi manusia yang mengalami kecelakaan atau terjatuh.

Dalam kepercayaan Hindu, apabila ada yang terjatuh dari sepeda, atau kecelakaan motor dan mobil maka rohnya akan tertinggal di lokasi kejadian.

Sehingga korban yang terjatuh, biasanya akan mengalami sakit atau linglung. Bahkan ada yang cukup lama baru bisa sembuh.


Akhirnya untuk mengembalikan roh ini diperlukan banten pangulapan.

Sehingga korban bisa pulih seperti sediakala, dan mendapatkan kembali kesehatannya.

Berikut alat dan bahan banten yang diperlukan untuk banten pangulapan.

Tetandingannya di atas alas nyiru atau kapar yang di atasnya berisi taledan.


Nasinya dengan 11 buah tumpeng kecil, lalu 11 buah untek kecil, kojong rangkadan. Sebuah daksina, anaman kelanan, sodan kecil.

Persiapkan pula pabresiyan payasan, dan tulung sayut. Sampiannya, yakni dua sampian pusung, dua gantung-gantungan, dua asap, padma dan coblong, panyeneng dan sesedep, serta sebuah sangaurip mekamben.



Lies dan nasi lies yaitu sebuah taledan berisi nasi maura, yang berisi kacang saur dan sebuah tampelan.

Liesnya, lies amuan-amuan. Segehan dua soroh putih kuning. Arak, berem, asep, canang, yang semuanya dalam satu wadah.

Setelah banten selesai, lalu dihaturkan dan dimohonkan agar roh yang terjatuh bisa kembali menemukan jalan pulang. Sehingga korban kembali sehat seperti sediakala.

Menurut ida rsi, ketika seseorang terjatuh, maka banten pangulapan juga berisi tulung sayut, sanggah urip. Sanggah urip ini berarti sanga urip.


“Yaitu suatu bentuk banten untuk menangkap atau menyangga roh agar tidak goyah dan kembali ke badan kasarnya,” sebut beliau. (*)


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar