Kamis, 14 Januari 2021

Diganggu Wong Peri Jika Tengai Tepet, Sandikala dan Tidak Sopan






PANTANG: Jika ingin melukat di Pura Beji Utama, pantang dilakukan pada tengai tepet, sandikala dan berbicara tidak sopan. Jika itu terjadi, siap – siap diganggu wong peri. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)





MENGWI, BALI EXPRESS - Pura Beji Utama Sari atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Pura Beji Gerobogan yang berlokasi di Banjar Lebah Sari Desa Adat Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Pura ini tidak saja menjadi tempat penyucian bagi Ida Bhatara yang berstana di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Gulingan, pura ini juga menjadi salah satu tempat melukat bagi umat Hundu.


Menurut Pemangku Pura Beji Utama Sari, Jro Mangku Made Sarya, Pura Beji Utama Sari (wawancara dilakukan Juli 2016) yang juga dikenal dengan nama Pura Beji Taman Sari ini adalah salah satu Pura Beji yang ada di Lingkungan Desa Adat Gulingan yang memiliki kaitan dengan pengembaraan Ida Pedanda Sakti Telaga atau yang lebih dikenal dengan nama Ida Pedanda Sakti Ender dari tempat tinggalnya di Gelgel menuju Desa Gulingan pada masa pemerintahan Tjokorda Pugangga sebagai Raja Mengwi.




Seperti yang diceritakan Sarya, Ida Pedanda Sakti Ender, selama pengembaraannya, Beliau sempat singgah di Desa Gulingan dan di Desa ini Pedanda Sakti Ender memiliki banyak murid. “Perjalanan Beliau di Gulingan ini dimulai dari arah Timur, selanjutnya ke Selatan sampai di Banjar Batulumbung, dan akhirnya berhenti di Pancoran Utama Sari untuk beristirahat,” jelasnya.


Ketika beristirahat di Pancoran Utama Sari ini, Ida Pedanda Ender sempat melakukan Puja Samadi karena suasana di Pancoran tersebut sangat tenang, setelah melakukan puja semadhi, Ida Pedanda Ender pun tertarik dengan kesejukan air Pancuran, dan akhirnya Ida Pedanda Sakti Ender mandi di Pancuran tersebut.

Ketika mandi di Pancuran Utama Sari ini, Ida Pedanda dikatakan Mangku Sarya diganggu oleh Wong Peri yang ada di pancuran t e r s e b u t . K a re n a m e r a s a terganggu oleh kejahilan Wong Peri ini, akhirnya Ida Pedanda Ender marah dan menggunakan kesaktiannya untuk menemukan Wong Peri yang menganggunya.

Setelah berhasil menemukan para wong Peri yang menganggunya ini, para wong peri ini akhirnya mengakui kesaktian dari Ida Pedanda Ender. Karena menganggu Ida Pedanda ketika mandi, akhirnya Wong peri ini o leh Ida Pedanda Sakt i Ender diberikan tugas untuk menjaga pancoran Utama Sari ini. “Selain itu para wong peri ini juga diberikan kuasa untuk mengganggu siapa saja yang mandi ketika waktu matahari berada di atas kepala (tengai tepet) dan ketika Sandikala dan bagi mereka yang berbicara t i d a k s o p a n d i a re a l B e j i Gerobogan itu,” paparnya.

Wong Peri ini dikatakan Sarya diberikan tugas untuk menjaga Beji Utama Sari ini untuk selamanya, sehingga sampai saat ini masyarakat percaya jika mandi pada waktu matahari di atas kepala dan saat sandikala, maka dipercaya yang mandi akan diganggu oleh wong Peri yang menjaga Pancoran Utama Sari ini.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Selain memberikan tugas kepada para wong peri untuk menjaga Pancoran ini, Pedanda Sakti Ender dikatakan Sarya juga memberikan nama baru kepada pancoran ini, sebelum bernama pancoran Utama Sari, Pancoran ini bernama Pancoran Gerobogan karena sumber air di pancoran ini hanya satu dan dialirkan dengan pipa yang terbuat dari batang bambu.

Nama Pancoran Utama Sari dikatakan Sarya mengandung makna, pancoran yang utama atau pancoran yang memiliki sumber air yang utama dan istimewa yang mampu memberikan kehidupan bagi masyarakat yang ada di desa adat Gulingan. Karena itulah dikatakan Mangku Sarya, air pancoran ini selain berfungsi sebagai sarana melukat juga berfungsi sebagai sumber air minum bagi masyarakat.

Pura Beji yang piodalannya jatuh pada Purnama Kedasa ini, dikatakan Mangku Sarya saat ini diemong oleh 48 pekarangan rumah yang berasal dari beberapa banjar di Desa Adat Gulingan. “48 pekarangan inilah yang bertindak sebagai pengemong dari Pura Beji Utama Sari dan bertanggung jawab atas aktivitas dan perawatan di Pura Beji ini,” jelasnya.

Untuk piodalan di Pura Beji Utama Sari ini, Mangku Sarya menyebutkan jika upakara yang digunakan dalam melaksanakan ritual piodalan banten dengan tingkatan yang sederhana tetapi namun tetap pada tingkat yang utama, yakni pad atingkat banten Taman Pulegembal.

Pada hari piodalan tersebut, juga hadir beberapa undakan (barong dan rangda) dari beberapa banjar yang ada di Desa Gulingan. “Para undakan ini memang hadir setiap hari Pujawali di Pura Beji Utama Sari ini,” paparnya.



Berkhasiat Untuk Mengobati Sakit Mata

SELAIN air Beji Utama Sari dimanfaatkan sebagai sumber air suci dan tempat untuk melukat bagi masyarakat di sekitar Desa Adat Gulingan bahkan dari Seluruh wilayah di Bali, air dari Beji Utama Sari ini diakui Mangku Sarya juga dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan sakit mata.

Seperti yang diungkapkan Mangku Sarya, sejak dahulu air Beji Utama Sari sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati sakit mata. “Jika ada wabah sakit mata, masyarakat disekitar sini percaya jika air pancoran Utama Sari ini berkhasiat untuk mengobati sakit mata yang disebabkan oleh virus,” paparnya.

Selain digunakan untuk obat sakit mata, khasiat air Beji Utama Sari juga dikenal sebagai tempat untuk melukat, yang datang melukat di Beji Utama Sari ini diakui Mangku Sarya tidak saja masyatakat yang berasal dari Kabupaten Badung saja, melainkan berasal dari hampir seluruh wilayah yang ada di Bali.

Rata-rata yang datang melukat ke Beji Utama Sari ini adalah mereka yang mendapat petunjuk dari orang pintar supaya melakukan ritual pengelukatan di Beji Utama Sari ini. “Untuk yang mendapatkan petunjuk ini mereka biasanya datang dengan upakara dan sarana yang sudah ditentukan oleh orang pintar tersebut,” paparnya.

Selain itu, ada beberapa manfaat lain dari air Beji Utama Sari ini, antara lain adalah untuk mengairi areal persawahan yang ada di lingkungan Subak Batan Badung Munduk Bukti Tuh. Selain itu fungsi Beji juga berfungsi sebagai tempat penyucian bagi Ida Bhatara yang berstana di Pura Kahyangan tiga di Desa Adat Gulingan. “Selain itu Beji ini juga digunakan untuk ritual Ngening jika ada upacara atma wedana,” tambahnya.



(bx/gek/yes/JPR)

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami... (k)
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus