Klik Disini Cara Membuat Sampiyan Nagasari
Sampiyan (sampyan; sampian) adalah simbol senjata yang dipergunakan untuk memerangi Adharma dari muka bumi dan juga sebagai wujud persembahan dan bhakti kita kehadapan Tuhan sebagai pencipta alam semesta sebagaimana yang disebutkan dalam gebogan yang menjulang mirip seperti gunung.
Bentuk dan jenis sampiyan :
- Sampiyan Jaet digunakan dalam upacara Jatakarma Samskara, sebagai cetusan rasa bahagia dan terima kasih dari kedua orang tua atas kelahiran anaknya.
- Sampiyan Soda / Plaus digunakan dalam banten sodan yang digunakan dalam upacara - upacara seperti pagerwesi, banten sorohan dll.
- sampiyan padma, digunakan dalam banten prayascita.
- jejahitan sampiyan payasan, digunakan dalam banten pesucian.
- Sampyan nagasari (naga sari), digunakan dalam upacara pagedong - gedongan
upacara manusa yadnya pada saat janin dalam kandungan atau masa kehamilan ibu berusia 6 bulan kalender bali. - Sampyan pusung digunakan dalam banten sambutan alit.
- Sampyan metangga/sampyan peras, digunakan dalam banten panca petika dalam Pegat Semaya Pati keanggen ring pawiwahan.
- Sampyan pengakulan l (sekadi jejahitan sampyan Pagoyan), ring samping sampyan punika dagingin buah/jambe 1, taluh ayam matali 2, cawan/jembung medaging toya / tirtha lan kakul hidup 2. raka woh-wohan jangkep.
- Sampyan windha dalam tatanan upakara madyama dan uttama biasanya bentuk banten jerimpen ini memakai keranjang jerimpen sebagai badan.
- Dalam tradisi siat sampian yang dilakukan setiap tahun sekali yang berlokasi di Pura Samuan Tiga, Bedulu Gianyar, disebutkan sampian tersebut bermakna,
- sebagai lambang senjata Dewa Wisnu, dan senjata ini dipergunakan untuk memerangi Adharma dari muka bumi.
- Selain simbol perang terhadap kejahatan, siat sampian juga untuk merayakan bersatunya berbagai sekte keagamaan di Bali, disamping untuk memohon kesejahteraan lahir dan batin.
- Pada abad ke-10 Masehi, di Pura ini digelar pertemuan besar antar berbagai sekte yang ada di Bali dengan mediator pemerintah yang berkuasa di Bali waktu itu dengan hadirnya konsep pura Tri Kahyangan Jagat di Bali, Tri Murti (Tiga Dewa Utama) di setiap desa yang ada di Bali.
- yang “Pada intinya, Siat Sampian itu bermakna untuk menyucikan Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit.
- Sampian dalam bentuk reringgitan sebagai pelestarian nilai luhur budaya bangsa sebagaimana disebutkan PHDI dijelaskan sebagai berikut :
- Sampian Sodaan yang bagus berbentuk bundar juga disebut sampian Winda sebagai kepala lingga.
- Reringgitan seperti Sampian Metangga sebagai suatu simbol konkret dari ajaran Veda yang memiliki nilai religius yang tinggi, nilai keyakinan terhadap Ida Hyang Widhi Wasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar