MELUKAT: Warga Malukat mencari sumber air yang diyakini punya tuah untuk membersihkan secara sekala dan niskala. (I PUTU MARDIKA BALI EXPRESS)
BALI EXPRESS, DENPASAR - Dewasa ini banyak orang berduyun - duyun datang ke sumber mata air atau pun griya untuk Malukat. Agar tak tergerus tren, ada tata cara Malukat sederhana yang benar.
Banyak alasan yang mendorong orang untuk Malukat di sumber mata air yang diyakini punya tuah khusus, diantaranya karena sakit berkepanjangan, sakit akibat ilmu hitam ataupun untuk dimudahkan jodohnya. Dan, tak sedikit mereka datang berbekal niat dan keyakinan. Agar lebih klop, sebaiknya dipahami bagaimana tata cara membersihkan diri skala niskala ini.
Menurut Ida Sri Bhagawan Narendra Acharya Daksa Manuaba, Malukat berasal dari kata Sulukat, Su berarti baik, dan Lukat berarti penyucian. Melukat biasanya dilakukan di sumber mata air, tempat suci ataupun di sebuah griya.
Dijelaskannya, dalam Reg Veda II. 35.3 disebutkan, Tamu sucim sucayo didivansam, Apam napatam parithasthur apah. Yang berarti bahwa air suci murni yang mengalir, baik dari mata air maupun dari laut mempunyai kekuatan yang menyucikan.
Sulinggih yang juga dosen Institute Hindu Dharma Indonesia (IHDN) Denpasar, mengatakan Malukat merupakan suatu kegiatan spiritual yang berfungsi sebagai ritual penyucian serta pembersihan jiwa dan pikiran.
"Pembersihan tak hanya dilakukan secara skala (fisik), namun juga dilakukan secara niskala. Malukat itu kan berasal dari kata Selukat yang berarti penyucian. Nah, yang disucikan adalah pikiran, tubuh juga jiwanya, baik secara skala maupun niskala,” ujarnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group), pekan kemarin.
CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI
Selain itu, ia juga menambahkan, Melukat juga merupakan upaya penyeimbangan antara Bhuana Alit (tubuh manusia) dan Bhuana Agung (Alam Semesta). “ Energi Bhuana Alit harus diseimbangkan dengan Bhuana Agung. Karena energi yang terbesar dan selalu positif adalah energi alam. Energi yang ada pada Bhuana Alit (tubuh manusia) biasanya dipengaruhi banyak hal, makanya berubah menjadi negatif. Perubahan energi itulah yang membuat kita kadang merasa gelisah, uring – uringan, bahkan mengidap sakit tahunan,” papar Ida Sri Bhagawan Narendra Acharya Daksa Manuaba.
Dalam prosesi Panglukatan, tempat melukat dianggap penting. Sesuai yang dipaparkan dalam Reg Veda, ada tiga kategori tempat Panglukatan yang dikatakan baik, yaitu tempat Panglukatan yang memiliki mata air sekaligus disucikan seperti Patirtaan, Beji, Campuhan, dan Laut, yang memiliki vibrasi positif.
Panglukatan umumnya menggunakan prasarana seperti Nyuh Gading, Pajati, Prayascita dan Rayuan. “Semuanya tergantung tempat yang didatangi untuk Malukat. Jika mereka datang Malukat di Beji atau Campuhan misalnya, tidak harus menggunakan Nyuh Gading. Namun, jika mereka Malukat di griya atau pura yang tidak memiliki Beji, semestinya membawa nyuh gading sebagai sarana pembersihan,” ujar sulinggih yang berpakaian serba orange ini.
Diakuinya Malukat secara rutin memang penting. “Malukat itu sangat penting, apalagi bagi mereka yang terlahir khusus, seperti Mamelik. Karena Malukat tak hanya tubuh yang dibersihkan, jiwa, pikiran juga dibersihkan,” paparnya.
Ditekankannya, Malukat sesungguhnya tidak mengenal hari baik. Tergantung kesiapan diri dalam melakukan pembersihan. “Sebenarnya kapan pun baik melakukan Panlukatan. Tak harus ketika rahinan Purnama ataupun Tilem, yang terpenting adalah kesiapan yang Malukat. Jika pikiran dan batin kita tak siap, ya sama saja bohong. Meskipun Malukatnya pada saat hari terbaik dalam setahun sekalipun,” paparnya.
CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI
Tatacara yang benar Malukat diawali dengan menghaturkan Pajati ataupun banten yang dibawa. “Ada baiknya Malukat harus dipimpin oleh pemangku ataupun sulinggih jika melukat di griya. Pemangku akan menyampaikan tujuan pamedek yang datang Malukat. Sebab, setiap orang yang datang memiliki tujuan yang berbeda. Ada yang bertujuan untuk kesembuhan, ada pula yang ingin enteng jodoh,” paparnya.
Setelah menghaturkan banten, lanjutnya, sebaiknya pamedek segera bersiap untuk melakukan panglukatan, yakni mandi di bawah mata air langsung atau diguyur menggunakan Nyuh Gading. “Kalau di griya biasanya akan dipimpin seorang sulinggih.
Berbeda jika Malukatnya di Beji atau tempat Patirtaan, pamedek dituntut lebih mandiri. Jadi bisa langsung mandi,” ujarnya.
Sebelum mandi, Ida Rsi menyarankan yang Malukat mengucapkan mantra atau memohon doa. “Di dalam Reg Veda disebutkan ada sebuah mantra khusus Panglukatan. Tapi jika tidak memungkinkan atau tidak hafal, ucapkan Mantram Gayatri saja sudah cukup,” jelasnya.
Dalam Reg Veda X. 17.10 dijelaskan sebuah mantram yang digunakan sebelum melakukan Panglukatan yaitu: Apo asman matarah Sundhayantu, Ghrtena no Ghrtapvah punantu, Visvam hi ripram pravahanti devir, Ud id abhyah sucir a puta emi. Yang berarti, semoga air suci yang merupakan berkah dari alam semesta ini, menyucikan diri serta pikiran kami, agar kami bercahaya dan gemerlap. Semoga air suci ini melenyapkan segala kekotoran. Kami akan bangkit dari kegelapan (kotor) dan memperoleh kesucian.
Setelah usai mandi dan membersihkan tubuh, pamedek disarankan untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih. “Setelah Malukat, selalu diakhiri dengan persembahyangan. Namun, pamedek wajib mengganti pakaiannya dengan yang lebih bersih. Pasalnya, setelah Malukat diibaratkkan kita telah bersih, dan harus diikuti dengan pakaian yang bersih pula.
"Dalam Veda, Malukat sebaiknya dilakukan tanpa busana. Dalam Reg Veda disebutkan, air suci yang mengalir langsung sebaiknya mengenai seluruh bagian tubuh. Tak hanya mengenai bagian tubuh yang terlihat seperti kepala, atau lengan dan kaki saja. Di beberapa pura sudah menerapkan isi Veda tersebut. Namun, di beberapa tempat masih merasa hal tersebut sangat tabu,” paparnya.
Dalam Reg Veda I. 23. 23 menyebutkan, Apo Adyanv acarisam rasena sam agasmahi, payasvan agna a gahi sam prayaya sam ayusa. “Jadi, sangat penting dalam proses Panglukatan ini seluruh badan, termasuk badan yang tersembunyi harus terkena air suci tersebut," ulasnya. Mengenai teknis, lanjutnya, pamedek bisa saja giliran malukatnya atau diatur oleh pengelola tempat Malukat.
(bx/tya/yes/JPR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar