ULASAN PEMBUKA DARI PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Sadhana maha mantram yang diwejangkan ini tsb berasal dari Tradisi
Sanatana Dharma (Hindu), akan tetapi, menurut kajian kitab-kitab yang
mereferensikan sadhana maha mantram ini tsb, maka sadhana maha mantram
ini tsb boleh dilakukan oleh semua orang secara umum dengan berbagai
latar belakang apapun juga, asal ada niat yang sungguh-sungguh dalam
melaksanakan sadhana maha mantram ini tsb.
MANFAAT UMUM DARI PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Manfaat dari sadhana maha mantram ini sangat banyak, di mana, manfaat
yang paling utama dan umum adalah untuk pemurnian batin, sehingga dapat
mengurangi, bahkan melenyapkan berbagai macam bibit karma buruk pada
diri para sadhaka (orang yang melaksanakan sadhana) ini, sehingga, di
masa depan, tidak mewujud dalam berbagai kejadian buruk pada kehidupan
mereka.
Juga, sadhana maha mantram ini tsb sekaligus dapat
menambah berbagai macam bibit karma baik dari para sadhaka, sehingga di
masa depan, dapat mewujudkan berbagai kejadian baik pada kehidupan
mereka, karena dengan melakukan japam dengan maha mantram ini, sama
dengan menebarkan berbagai macam bibit karma baik pada berbagai lapisan
kesadaran pada semesta ini secara rohani.
Akhir-akhir ini juga
sering terjadi aksi kejahatan di jalan raya, jadi, jika mau, japamlah
maha mantram ini dengan khusyuk, ketika akan / sedang melewati
tempat-tempat yang rawan terjadi aksi kejahatan tsb, niscaya, sadhaka
yang melakukan hal tsb akan mendapat perlindungan secara batin dari
berkah dan kekuatan dari maha mantram tsb ketika melewati jalan raya
yang sering terjadi aksi kejahatan tsb.
REFERENSI KITAB SUCI, SEKALIGUS PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Mantram untuk pelaksanaan sadhana maha mantram ini adalah 16 kata suci
dari Hare Krishna Maha Mantra, seperti yang diwejangkan oleh Dewa Brahma
kepada Maharesi Narada, seperti yang diriwayatkan dalam Kitab Kali
Santarana Upanishad 1-6, sebagai berikut,
dvaparante narado brahmanam jagama katham bhagavan gam paryatan kalim santareyam iti. [1]
"Suatu ketika, pada akhir jaman Dwapara Yuga, setelah melanglang buana,
Maharesi Narada datang menghadap kepada Dewa Brahma, lalu bertanya,
"Wahai Dewa Yang Mulia, bagaimanakah cara agar seseorang dapat
melepaskan diri dari pengaruh buruk jaman Kali Yuga yang akan dimulai
ini?""
sa hovaca. brahma sadhu prsto ’smi sarva sruti rahasyam gopyam tat srnu yena kali samsaram tarisyasi. [2]
Dewa Brahma menjawab:
"Pertanyaanmu sangat bagus. Aku akan mengungkap kepadamu suatu rahasia
yang paling rahasia dari seluruh Kitab Weda, dengan mana, jika memahami
rahasia ini, seseorang akan dapat menyeberangi kesengsaraan pada jaman
Kali Yuga."
bhagavat adi purusasya narayanasya namoccarana matrena nirdhuta kalir bhavatiti [3]
"Cukup dengan mengucapkan Nama Suci dari Aspek Kepribadian Tuhan Yang
Maha Esa, Sri Narayana, maka seseorang akan dapat terbebas dari
cengkeraman kesengsaraan pada jaman Kali Yuga."
narada punah papraccha tan nama kim iti. [4]
"Maharesi Narada kembali bertanya: "Nama Suci manakah yang Anda maksud?""
sa hovaca hiranyagarbah, hare krishna hare krishna, krishna krishna
hare hare, hare rama hare rama, rama rama hare hare; iti sodasakam
namnam, kali-kalmasa-nasanam; natah paratara-upaya, sarva-vedesu
drsyate. [5-6]
Selanjutnya, Dewa Brahma menjawab:
"Enam
belas kata maha mantra Hare Krishna yaitu : Hare Krishna, Hare Krishna,
Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare,
secara khusus dimaksudkan untuk menghancurkan berbagai pengaruh buruk
dari jaman Kali Yuga.
Untuk menyelamatkan diri seseorang dari
pencemaran jaman Kali Yuga, tidak ada cara lain yang lebih efektif
daripada mengucapkan maha mantra Hare Krishna. Setelah mencari ke
seluruh literatur Kitab Weda, seseorang tidak akan menemukan metode lain
untuk jaman ini yang lebih efektif daripada pengucapan maha mantra Hare
Krishna."
Enam belas kata suci tsb - Hare Krishna, Hare Krishna,
Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare,
disebut Maha Mantram / Mantram Agung, karena banyak sekali referensi
dalam kitab purana yang mengagungkan kemuliaan enam belas kata suci maha
mantram tsb, seperti yang seringkali direferensikan dalam Tradisi
Gaudiya Waisnawa.
REFERENSI ATURAN, SEKALIGUS ADAB PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Tentang aturan ritual dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini tsb,
tiada aturan yang ketat, baik itu berupa ritual nyasa (penyucian) yang
kompleks, jumlah japam, sesaji, waktu dan ataupun arah tertentu dalam
menjapam maha mantram tsb - Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna,
Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare.
Akan
tetapi, lebih diperlukan sikap batin yang hormat, tulus, rendah hati,
dan percaya pada sakti / kekuatan spiritual dari maha mantram tsb yang
luar biasa kuat sekaligus cerdas, dalam melakukan pemurnian pada
berbagai lapisan kesadaran dari para sadhaka yang menjapam maha mantram
tsb, seperti yang dipesankan oleh Sri Chaitanya Mahaprabhu, dalam sloka
suci kedua dan ketiga pada sajak doa Sri Siksastakam dari beliau yang
berikut ini,
nāmnām akāri bahudhā nija-sarva-śaktis
tatrārpitā niyamitaḥ smaraṇe na kālaḥ
etādṛśī tava kṛpā bhagavan mamāpi
durdaivam īdṛśam ihājani nānurāgah [2]
"Wahai Tuhan, nama suci-Mu adalah yang dapat memberikan segala karunia
kepada para makhluk hidup. Karena itu, Engkau memiliki berjuta-juta nama
suci, misalnya Krishna dan Govinda. Engkau telah memasukkan segala
energi rohani-Mu ke dalam nama-nama suci-Mu. Tidak ada aturan yang ketat
untuk mengucapkan nama-nama suci tersebut. Wahai Tuhan, oleh karena
Engkau sangat murah hati, Engkau memungkinkan kami mudah mendekati-Mu
dengan cara mengucapkan nama-nama suci-Mu, namun diri hamba begitu
malang, jika hamba sampai tidak tertarik kepada nama-nama suci
tersebut."
tṛṇād api sunīcena
taror iva sahiṣṇunā
amāninā mānadena
kīrtanīyaḥ sadā harih [3]
"Hendaknya seseorang mengucapkan nama suci Tuhan dengan sikap batin
yang rendah hati, dengan menganggap diri lebih rendah daripada rumput di
jalan; lebih toleran daripada sebatang pohon, bebas dari segala rasa
angkuh dan siap memberikan segala hormat kepada para orang lain. Dengan
sikap batin seperti itu, senantiasa ucapkanlah nama suci Tuhan."
Jika telah selesai melaksanakan sadhana dengan menjapam maha mantram
tsb, ucapkanlah doa berikut ini, untuk memohon berkah dari-Nya, dengan
perantaraan maha mantram tsb :
"Ya Tuhan, hamba-Mu ini
mempersembahkan pelaksanaan sadhana maha mantram ini kepada-Mu, melalui
berkah dari maha mantram ini, hamba mohon, tambahkanlah berbagai
kebaikan dalam hidup hamba-Mu ini, Ya Tuhan. Svaha."
REFERENSI MAKNA DAN MANFAAT DIKSHA DALAM SUATU SADHANA MANTRAM :
Sesuai aturan dalam pawejangan baku akan suatu sadhana mantram, bahwa
untuk para sadhaka (pelaku sadhana) yang benar-benar ingin serius dalam
melaksanakan sadhana maha mantram ini, maka akan saya sediakan opsi
untuk dapat mengambil prosesi diksha / inisiasi dari seorang pembimbing
spiritual yang telah memiliki mantra siddhis (kelebihan spiritual dari
penguasaan mantra tsb) terkait dengan maha mantram tsb, dalam konteks
ini adalah saya, selaku pihak yang membimbing dan memberikan pawejangan
sadhana maha mantram ini, sesuai dengan pesan dalam sloka suci dari
Kitab Rudra Yamala yang juga disertakan dalam Kitab Hari Bhakti Vilasa
2/29 oleh Srila Sanatana Goswami, bahwa :
sulagna candra tara adi balam atra sadaiva hi labdho 'tra mantro dirghayuh sampat satati-vardhanah
"Untuk (dapat) menerima diksha / inisiasi (mantra dari seorang
pembimbing spiritual), (maka) seorang (sadhaka) sebaiknya mengamati
waktu-waktu yang baik, tempat-tempat yang baik, seperti tempat-tempat
suci, supaya (efek dari inisiasi mantra tsb kelak) dapat menambah durasi
umur (bagi sadhaka tsb) untuk menjalankan kegiatan keagamaan, mendapat
kekayaan, kesuksesan realisasi spiritual, serta dapat menambah jumlah
para pihak yang menghormati (sadhaka tsb)."
Keberadaan suatu
prosesi diksha tsb sangat penting dalam pelaksanaan suatu sadhana
mantram secara baku, dengan jalur spiritual yang kuat, karena dengan
mengambil prosesi diksha tsb, maka, seorang sadhaka tsb akan mendapat
akses ke jalur spiritual dari (balik keberadaan) pihak pembimbing
spiritual yang memberikan diksha tsb, sehingga, niscaya pelaksanaan
sadhana mantram tsb dapat lebih berhasil daripada para sadhaka yang
tidak mendapat diksha, pun seperti kedudukan dari saya, yang telah
mengambil berbagai proses inisiasi dari para guru spiritual saya,
sehingga dapat mencapai kesuksesan terkait berbagai sadhana mantram yang
diinisiasikan oleh para beliau tsb.
Tapi, sekali lagi, ini
adalah opsi dari saya, karena ini tidak mutlak, bahkan, bagi para pihak
yang tidak meyakini skill dari saya untuk memberikan prosesi diksha
untuk sadhana maha mantram ini, justru tidak saya sarankan untuk
mengambil prosesi diksha tsb, karena tentunya, jika prosesi diksha tsb
dilakukan dengan niat ingin coba-coba / dilakukan tidak dengan sepenuh
hati serta niat yang baik, maka "sesuatu" yang ada "di balik" keberadaan
saya, yang memberikan jalur energi spiritual pada diksha ini tsb
tentunya juga tidak akan senang, dan jika itu sampai terjadi, justru
hanya akan dapat menimbulkan keburukan daripada kebaikan, bagi mereka
yang mengambil prosesi diksha tsb dengan niat hanya ingin coba-coba,
dll, tsb.
Dan, lebih lanjut, tentunya, ada satu syarat dari saya,
selaku pihak yang menyediakan jalur diksha untuk amalan sadhana maha
mantram ini, kepada para pihak yang ingin mengambil jalur diksha dari
saya tsb, yaitu :
"Jangan pernah membandingkan antara sadhana
maha mantram dalam pawejangan ini dengan sadhana apapun dari spiritualis
lain dan atau jalur tradisi lain di hadapan saya, karena saya paling
tidak suka jika ada keilmuan dari saya yang dibandingkan dengan keilmuan
dari orang lain dan atau jalur tradisi lain (jangankan ke para
koresponden biasa, kepada para klien secara profesional pun saya juga
senantiasa pesankan demikian)."
METODE DALAM PROSESI PENGAMBILAN DIKSHA UNTUK SADHANA MANTRAM INI :
Ada banyak metode untuk prosesi diksha, tetapi, karena tidak sedang
dalam pawejangan sadhana mantram dalam koridor tradisi sampradaya secara
formal, maka saya pilihkan prosesi diksha yang sangat mudah, di mana,
seperti yang kita ketahui, bahwa dalam semesta ini, satu hal yang dapat
menghubungkan segala sesuatu dengan baik dan secara universal itu adalah
suatu kebaikan, karena kebaikan adalah ibarat nafas dari kehidupan yang
meliputi seluruh semesta.
Oleh karena itu, untuk para pihak yang
ingin mengambil jalur diksha akan sadhana maha mantram ini tsb, cukup
fokus dan ucapkan doa kebaikan berikut ini untuk saya, sebanyak 1 atau 3
kali, sebelum melaksanakan japam dalam sadhana maha mantram tsb, maka
prosesi diksha tsb telah dilaksanakan, dan "saya" akan membimbing secara
batin, bagi siapapun juga yang mengambil diksha tsb dalam pelaksanaan
sadhana maha mantram ini, sesuai dengan tingkat evolusi spiritual mereka
:
"Semoga segala sesuatu di sekitar Anda senantiasa berlimpah
dengan kebaikan, Guru (isi dengan nama lengkap saya), bimbinglah saya
dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini, supaya memperoleh
kesuksesan dalam pelaksanaan sadhana maha mantram ini. Hari Om Tat Sat."
Kemudian, baru laksanakan japam dalam sadhana maha mantram tsb, dengan
demikian, maka siapapun juga yang telah melakukan prosesi diksha tsb,
telah mengambil sekaligus meminjam jalur spiritual di balik keberadaan
saya, dalam melaksanakan sadhana maha mantram tsb, sesuai dengan tingkat
evolusi spiritual mereka.
Prosesi diksha tsb boleh dilakukan
berulang kali, bahkan, jika mau dilakukan setiap saat sebelum melakukan
sadhana maha mantram tsb justru lebih baik, demi kesuksesan bersadhana
dari sadhaka yang mengambil jalur diksha dari saya tsb, karena
menyediakan jalur spiritual kepada para sadhaka yang minta tolong
bimbingan secara batin untuk melaksanakan sadhana maha mantram ini
adalah bagian dari dharma yang ada dalam keberadaan diri saya, selaku
pelaksana Vishnu Dharma, untuk menolong para sadhaka yang berniat
melaksanakan Vishnu Dharma tsb, sesuai dengan tingkat evolusi spiritual
mereka masing-masing.
Untuk keterangan lebih lanjut, bahwa saya
tidak mewajibkan kepada para pihak yang telah mengambil jalur diksha
akan sadhana maha mantram dari saya tsb untuk memanggil saya dengan
sebutan "Guru" dalam keseharian mereka, pun seperti halnya saya tidak
mewajibkan para murid dan klien saya secara formal untuk memanggil saya
dengan sebutan "Guru" juga dalam keseharian mereka.
REAKSI YANG KADANG TERJADI DALAM MELAKSANAKAN SADHANA MANTRAM INI :
Walaupun tidak selalu terjadi, tapi lebih baik saya jelaskan aja
sekalian dalam pawejangan ini, bahwa, terutama, jika seorang sadhaka
telah mengambil prosesi diksha dari saya tsb, maka berbagai reaksi aneh
akan dapat muncul, karena berbagai jalur energi dalam tubuh non-fisik
dari sadhaka tsb dapat mengalami perubahan secara signifikan, di
antaranya, muka dan atau sekujur badan sadhaka tsb dapat terasa hangat
atau bahkan panas, tanpa sebab yang jelas, perubahan bioritme tubuh,
dll, hingga mungkin ada perasaan ingin menangis tanpa sebab yang jelas,
dll, bahkan hingga dapat terjadi berbagai keanehan hingga gangguan pada
benda-benda elektronik di sekitar sadhaka tsb tanpa sebab yang jelas,
dll.
Jika berbagai reaksi aneh tsb muncul, tidak usah heran atau
panik, tidak apa-apa, itu wajar, karena berbagai reaksi tsb menandakan
adanya suatu fase perubahan internal dalam sistem energi sadhaka tsb
secara signifikan, sebagai efek samping dari pelaksanaan sadhana tsb
dengan tepat, dan niscaya, ntar juga dapat netral kembali, jika fase
tersebut telah terlewati.
Entah disadari atau tidak disadari,
seiring dengan kemajuan tingkat evolusi spiritual dari sadhaka yang
melaksanakan sadhana tsb, maka, berbagai aspek kehidupan dari sadhaka
tsb akan terasa lebih mendapat berbagai kemudahan secara misterius,
tanpa sebab yang jelas, dengan berbagai "kebetulan" yang terjadi, yang
kadang logis, pun kadang pula tidak logis.
Hingga, jika memang
telah digariskan, seiring dengan laju gerak dan nafas dari semesta, maka
"saya" pun akan dapat datang ke mimpi para sadhaka yang mengambil
prosesi diksha dari saya tsb, dan memberikan berbagai pesan langsung /
tidak langsung, mengenai berbagai macam hal yang dapat bermanfaat bagi
mereka, untuk masa saat itu, atau bahkan masa depan mereka, seperti yang
dulu pernah saya sampaikan dalam topik pembahasan khusus terkait
berbagai mimpi tsb di :
http://on.fb.me/1Cue4Sj
, dengan puluhan sharing kisah dan kejadian mimpi tsb secara langsung
dari para koresponden yang ada akun FB, yang pernah mengalami
mimpi-mimpi tsb.
PESAN SEKALIGUS DOA PENUTUP UNTUK PAWEJANGAN SADHANA MANTRAM INI :
Ok, untuk menyingkat waktu, mungkin segitu aja dulu yang perlu saya
sampaikan dalam pawejangan sadhana maha mantram ini secara umum, dan,
jika ada pertanyaan lebih lanjut terkait pawejangan ini secara umum,
silakan ditanyakan pada komen-komen di upload post tentang pawejangan
ini, dan, tidak saya rekomendasikan untuk bertanya via pesan di inbox
FB, karena seringkali inbox FB saya full, dan seringkali saya lebih
fokus dalam menyimak komen-komen di wall FB, daripada menyimak
pesan-pesan di inbox FB.
Sebagai catatan tambahan, bahwa, jika
ada di antara para sahabat yang ingin menyalin materi dalam pawejangan
sadhana maha mantram ini untuk arsip pribadi mereka, atau ingin share
materi dalam pawejangan ini kepada para sahabat mereka, maka saya
persilakan, dan semoga materi dalam pawejangan ini dapat bermanfaat bagi
para pihak yang menyimak materi ini.
Dan, pawejangan sadhana maha mantram ini akan saya tutup dengan pesan dari Kitab Brhan-naradiya Purana 38.126 berikut ini,
harer nāma harer nāma
harer nāmaiva kevalam
kalau nāsty eva nāsty eva
nāsty eva gatir anyathā
"Pada jaman Kali Yuga yang penuh dengan pertikaian dan kemunafikan ini,
jalan untuk mencapai keselamatan hanyalah melalui pengucapan nama suci
Tuhan. Tiada jalan lain. Tiada jalan lain. Tiada jalan lain."
Untuk doa dalam menutup pawejangan sadhana maha mantram ini, terlantun
doa dari sloka suci ini, untuk mempersembahkan pawejangan ini sebagai
yajna kepada Sri Vishnu, karena pada hari ini, 11 April 2015 yang
merupakan Hari Kajeng Kliwon - Saniscara Kliwon dalam sistem penanggalan
kalender Hindu - Bali, adalah hari yang sangat baik untuk melaksanakan
kegiatan Dewa Yajna.
kāyena vācā manasendriyair vā budhyātmanā vā
prakṛtessvabhāvāt karomi yadyat sakalaṃ parasmai
nārāyaṇāyeti samarpayāmi
"Apapun yang telah saya lakukan dengan pikiran, panca indera,
kecerdasan dan jiwa, ataupun yang telah saya lakukan dengan segala
sesuatu di dalam diri saya ini tsb, saya persembahkan semuanya itu
kepada Sri Narayana."
Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia. Svaha. _/|\_
Hari Om Tat Sat.