Rabu, 09 September 2015

OM awighnam astu adalah doa


OM awighnam astu adalah doa
yg dipanjatkan untuk memohon perlindungan kpd Hyang Widhi
untk menjauhkan diri / agar tidak mendapat hal buruk / rintangan,
Di Bali kerhususnya sebelum memulai pekerjaan / aktipitas sehari hari hendaknya terlebih dahulu mengucapkan :
OM AWIGHNAM ASTU ,
juga sangat baik di ucapkan sebelummulai membaca / membuka pustaka suci baik itu lontar dllnya .
Untuk mengucapkan doa itu sangat perlu badan jasmani dan rtohani mesti juga di jaga kesucian nya
bias juga melalui proses belajar yama maupun niyama brata.
Pengendalian diri dgn panca yama brata untuk kesucian batin itu sendiri dgn berpedoman dgn Dasanyama brata di sebutkan adalah mesti tekun .
Mempelajari ajaran2 suci ataupun Jnna yg bersipat umum , pembinaan mental dan moral
Ikut juga menentukan berhasil atau tidak nya seseorang dlm mengucapkan doa tsb.




MAHAAVAAKYA VEDA



Di dunia jasmani yang bersifat sementara ini orang-orang memuja TUHAN dengan berbagai nama dan wujud. Akan tetapi sebenarnya nama TUHAN yang sesungyuhnya dan abadi adalah AHAM. Catur Veda telah mencanangkan kebenaran ini dalam empat mahaavaakya, pernyataan mulia, yaitu; PRAJNAANAM BRAHMA; Brahman adalah kesadaran tertinggi, AHAM BRAHMAASMI; Aku adalah Brahman, TATTVAMASI; Engkau adalah Itu (Tuhan Yang Mahabesar dan tidak terlukiskan), dan AYAM ATMA BRAHMAN; Diri sejati ini adalah Brahman.
Veda juga telah menyatakan, EKOHAM BAHUSYAM; Yang Maha Esa berkehendak untuk menjadi yang beraneka, EKAM SAT VIPRAAH BAHUDHAA VADANTI; Yang Mutlak itu Maha Esa, tetapi kaum bijak menyebut Beliau (Tuhan) dengan nama yang berbeda-beda. TUHAN itu hanya satu dan itulah AHAM; Aku (diri sejati) dalam semua makhluk.



KEHADIRAN RSI AGASTYA DI BALI





Di Bali arca Rsi Agastya juga ditempatkan di bagian Selatan, seperti ditemukan pada relung miniatur candi dalam bentuk relief di pura Desa Pedapdapan Pejeng, Gianyar dan pura Jaksan Bedahulu, pura Dalem Bedahulu, pura Melanting Pejeng, Kabupaten Gianyar dan lain-lain. Di Bali beliau juga dikenal dengan Agasti Maharsi, yaitu dalam sumpah:
"Nda nihan lingnya ong indah ta kita kamung hyang haricandanagasti maharsi... skvaih ta bhatara baprakesvara...".
Kehadiran Rsi Agastya di Bali memang belum banyak yang terungkap walaupun secara ikonografis ada sejumlah bukti yang memberikan data-data kehadiran beliau di Bali. Orang-orang suci asal Jawa yang sering disebut-sebut menyebarkan ajaran Hindu di Bali adalah Rsi Markendya, Mpu Kuturan, Mpu Baradah, Danghyang Nirartha (Dwijendra), dan Danghyang Astapaka. Sebutan Rsi Agastya adalah Bhatara Guru. Jika kata "guru" ini diteliti dalam kaitan kehadiran Rsi Agastya sebagai penyebar paham Siwa, maka persoalan akan menjadi menarik manakala kita mengamati praktek keagamaan Hindu di Bali. Ekspresi rasa agama dalam bentuk ritual dan upakara yajna nampaknya bisa mengungkapkan kehadiran Rsi Agastya ini.

Selasa, 08 September 2015

MPU KUTURAN DAN TRI MURTINYA.



Gede Suardyasa; Ampura nggih
Data yg TTy pegang berbeda dg yg anda sampaikan.
Bukan Gunapriya yg memerintah Mpu Kuturan menerapkan Konsep Tri Murthi itu.
Ternyata Mpu Kuturan dipecat ol Gunapriya dharmapatni
yg akhirnya menyepi ke Ujung Karangasem (Padang Bai sekarang).
Pada hal Mpu Kuturan adalah Puruhita yg ditunjuk ol Ayahnya (Makuta wangsa Wardhana) ut mendampingi dirinya menjadi Ratu Bali, sebagai daerah bawahan Medang.
Itulah sebabnya setelah Istrinya meninggal; Sri Dharma Udayana (yg tetap menghormati beliau) mengeluarkan Bhisama (pengumuman) bagi masyarakat Ujung ut menghormati Mpu Kuturan, Pesraman dan murid-murid beliau.
.
Kekacauan baru muncul setelah Mahendradatta wafat; dan beliau distanakan di Pura Dhurga Kutri, Gianyar; sebagai Dhurga Bhairawa bertangan delapan.
Saat ratu ini memerintah;
Ajaran yg beliau bawa dari Jawa Timur inilah menjadi "Agama Kerajaan" dan para penganut Agama yg telah berkembang sebelumnya; sejak Raja Sri Ugrasena tak setuju tetapi takut penguasa.
.
Setelah Ratu ini wafat terjadilah kekacauan;
pertentangan antara penganut Bhairawa dg Agama sebelumnya.
Rupanya perpecahan ini terus berkembang dan baru terselesaikan setelah ikut campurnyA Sri Maha Raja Airlangga (putra Udayana) yg menjadi Raja Di jawa timur (1016-1042).
Di Kirimlah Puruhita beliau (Mpu Beradah) ut minta agar Rakan beliau (Mpu Kuturan) berkenan turun tangan.
Akhirnya Mpu Kuturan berhasil tetap merangkul Nawa Darsana; tapi mengedepankan Tri Dharsana yg paling menonjol.
Karena itulah beliau mengedepankan Konsep Tri Murthi Utpti-Stiti-Pralina (Brahma-Wisnu-Siwa).
Dharsana mana kah itu;
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa yg dimaksud adalah Buddha-Waisnawa-Siwa. Sehingga sampai sekarang sayup-sayup masih kita tangkap nuansa Tri Sadhaka atau tepatnya Sang KATRINI : Boda-Waisnawa (Bhujangga)-Siwa.
Dan karena Mpu Kuturan kita memiliki Kahyangan Tiga di setiap Desa Pekrama dan Rong Telu di setiap Rumah Keluarga.
Menyembah Tuhan dalam manifestasi Brahma di Pura Desa; Wisnu di Pura Puseh dan Siwa di Pura Dalem.
Di Rong Tlu; Paling Utara Brahma; Tengah Wisnu dan Palin Selatan Siwa.

Senin, 07 September 2015

Gayatri Mantra dan Mahamrtyunjaya Mantra








Dua mantra besar Veda adalah mantra Gayatri dan Maha Mrityunjaya Mantra.
Gayatri mantra dapat menciptakan getaran kuat, menghilangkan kesedihan yang lahir dari ketidaktahuan. Ini adalah doa yang universal yang memiliki kekuatan dan bermakna hubungan antara manusia yang terjerat dalam masalah duniawi dan Tuhan Yang Maha Agung.
Maha Mrityunjaya mantra dikenal sebagai Moksha mantra Shiva, untuk membangkitkan Shiva dalam hati dan menghilangkan rasa takut akan kematian,untuk membebaskan diri dari siklus kematian dan kelahiran kembali . Mantra ini adalah refrentasi Kemenangan atas Maut atau kematian.
Gayatri mantra dilqntunkan dalam Chanda Gayatri dan Mrityunjaya mantra dlm Anushtubha Chanda. Gayatri Chanda untuk terhubung dengan Tuhan dan menyatu kedalqm semesta Tuhan sementara Anushtubha Chanda untuk mengikuti Tuhan. Anushtubha berarti 'mengikuti' dan mantra ini adalah untuk para pengikut atau Bhakta yg setia.

DEVA AGNI.

Dagang Banten Bali


Deva Agni paling sering disebut dalam Veda, selain Deva Surya dan Deva Indra. Deva Agni mempunyai tugas atau fungsi sebagai PANDITA UTAMA, sebagai DUTA, sebagai PEMBERI BERKAH, sebagai AHLI VEDA, sebagai PELINDUNG, sebagai SAKSI DALAM YAJNA atau UPAKARA, sebagai PENGUSIR ROH JAHAT dan sebagai PENGANTAR / PIMPINAN UPACARA YAJNA ( PUROHITA ).
AGNIM ILE PUROHITAM YAJNASYA DEVAM RTVIJAM, HOTARAM RATNA DHATAMAM.
Rgveda I.1.1
Hamba memuja Deva Agni sebagai Pemimpin Yajna ( Pandita Utama ), Deva penyelenggara Upacara Yajna. Hamba memuja-Nya sebagai pemilik dan pemberi anugerah kekayaan.
Stana Deva Agni adalah NYALA API. Karena itulah dalam setiap pemujaan harus ada API SUCI sebagai stana DEVA AGNI. Deva Agni digambarkan sebagai laki-laki berbadan merah, perutNya besar, mempunyai enam mata, empat tanduk, tiga kaki, tujuh lengan, memegang sendok kecil dan sendok besar sebagai pelaksana Homa Yajna, berlidah tujuh, rambut-Nya dikepang, berbusana warna merah, mengendarai kambing betina, mengenakan Upavista ( benang suci mebrahmanaan ), berkalung buah-buahan dan seluruh tubuhnya memancarkan tujuh cahaya yang berbeda-beda ( tujuh warna ). Istri DEVA AGNI adalah DEVI SVAHA yang bertugas untuk mengantarkan doa-doa umat-Nya. Oleh sebab itulah mantra-mantra pemujaan yang bertujuan memohon sesuatu selalu diakhiri dengan kata SVAHA. Asfek / nama-nama lain dari Deva Agni yaitu :
1. VAHMI : yang membakar (Api Homa/
menerima persembahan).
2. VITIHOTRA : yang memberi pahala
kepada penyembah.
3. DANANJAYA : Yang mengalahkan musuh.
4. DHUMAKETU : Yang bermahkota asap.
5. CHAGARATA : Yang mengendarai
kambing betina.
6. SAPTA JIHWA : Yang berlidah tujuh.
7. PUROHITA : Sebagai Pengantar Yajna.
AGNE NAYA SUPATHA RAYE ADMAN, VISVANI DEVA VAYUNANI VIDVAM. YUYODHY ASMAJ JUHURANAM ENO, BHUYISTHAM TE NAMA UKTIM VIDHEMA.
Yajurveda 40.16
Ya Deva Agni yang menerangi seluruh dunia ini, pemberi kebahagiaan dan memiliki segala sumber ilmu pengetahuan, berkatilah hamba agar memperoleh pengetahuan, karya yang utama, dan dapat mengikuti jalan yang benar. Jauhkanlah hamba dari karma yang tidak benar dan yang berliku-liku. Melalui pujian-pujian dengan penuh rasa hormat hamba selalu memuja-Mu agar mendapat kebahagiaan.




- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI




SADHANA MANTRAM

[PAWEJANGAN SADHANA MANTRAM, ]Om swastiastu. Om awighnam astu namo sidham. Om sidhirastu tad astu swaha. _/|\_ Semoga segala sesuatu di sekitar kita senantiasa berlimpah dengan kebaikan, semoga segala sesuatu yang kita kerjakan dapat berjalan dengan lancar, dan semoga segala sesuatu yang kita kerjakan dapat berhasil dengan baik. _/|\_
Berikut ini adalah pawejangan sadhana maha mantram, pada Hari Kajeng Kliwon - Saniscara Kliwon, menurut sistem penanggalan kalender Hindu - Bali, pada tanggal 11 April 2015, seperti yang pernah saya bilang di http://on.fb.me/1y8NHp6 , untuk diwejangkan kepada umum, karena beberapa persyaratan dari saya untuk bersedia memberikan pawejangan sadhana mantram ini tsb telah dapat terpenuhi di http://on.fb.me/1CvcD9l 

ULASAN PEMBUKA DARI PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Sadhana maha mantram yang diwejangkan ini tsb berasal dari Tradisi Sanatana Dharma (Hindu), akan tetapi, menurut kajian kitab-kitab yang mereferensikan sadhana maha mantram ini tsb, maka sadhana maha mantram ini tsb boleh dilakukan oleh semua orang secara umum dengan berbagai latar belakang apapun juga, asal ada niat yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini tsb.
MANFAAT UMUM DARI PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Manfaat dari sadhana maha mantram ini sangat banyak, di mana, manfaat yang paling utama dan umum adalah untuk pemurnian batin, sehingga dapat mengurangi, bahkan melenyapkan berbagai macam bibit karma buruk pada diri para sadhaka (orang yang melaksanakan sadhana) ini, sehingga, di masa depan, tidak mewujud dalam berbagai kejadian buruk pada kehidupan mereka.
Juga, sadhana maha mantram ini tsb sekaligus dapat menambah berbagai macam bibit karma baik dari para sadhaka, sehingga di masa depan, dapat mewujudkan berbagai kejadian baik pada kehidupan mereka, karena dengan melakukan japam dengan maha mantram ini, sama dengan menebarkan berbagai macam bibit karma baik pada berbagai lapisan kesadaran pada semesta ini secara rohani.
Akhir-akhir ini juga sering terjadi aksi kejahatan di jalan raya, jadi, jika mau, japamlah maha mantram ini dengan khusyuk, ketika akan / sedang melewati tempat-tempat yang rawan terjadi aksi kejahatan tsb, niscaya, sadhaka yang melakukan hal tsb akan mendapat perlindungan secara batin dari berkah dan kekuatan dari maha mantram tsb ketika melewati jalan raya yang sering terjadi aksi kejahatan tsb.
REFERENSI KITAB SUCI, SEKALIGUS PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Mantram untuk pelaksanaan sadhana maha mantram ini adalah 16 kata suci dari Hare Krishna Maha Mantra, seperti yang diwejangkan oleh Dewa Brahma kepada Maharesi Narada, seperti yang diriwayatkan dalam Kitab Kali Santarana Upanishad 1-6, sebagai berikut,
dvaparante narado brahmanam jagama katham bhagavan gam paryatan kalim santareyam iti. [1]
"Suatu ketika, pada akhir jaman Dwapara Yuga, setelah melanglang buana, Maharesi Narada datang menghadap kepada Dewa Brahma, lalu bertanya, "Wahai Dewa Yang Mulia, bagaimanakah cara agar seseorang dapat melepaskan diri dari pengaruh buruk jaman Kali Yuga yang akan dimulai ini?""
sa hovaca. brahma sadhu prsto ’smi sarva sruti rahasyam gopyam tat srnu yena kali samsaram tarisyasi. [2]
Dewa Brahma menjawab:
"Pertanyaanmu sangat bagus. Aku akan mengungkap kepadamu suatu rahasia yang paling rahasia dari seluruh Kitab Weda, dengan mana, jika memahami rahasia ini, seseorang akan dapat menyeberangi kesengsaraan pada jaman Kali Yuga."
bhagavat adi purusasya narayanasya namoccarana matrena nirdhuta kalir bhavatiti [3]
"Cukup dengan mengucapkan Nama Suci dari Aspek Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Narayana, maka seseorang akan dapat terbebas dari cengkeraman kesengsaraan pada jaman Kali Yuga."
narada punah papraccha tan nama kim iti. [4]
"Maharesi Narada kembali bertanya: "Nama Suci manakah yang Anda maksud?""
sa hovaca hiranyagarbah, hare krishna hare krishna, krishna krishna hare hare, hare rama hare rama, rama rama hare hare; iti sodasakam namnam, kali-kalmasa-nasanam; natah paratara-upaya, sarva-vedesu drsyate. [5-6]
Selanjutnya, Dewa Brahma menjawab:
"Enam belas kata maha mantra Hare Krishna yaitu : Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare, secara khusus dimaksudkan untuk menghancurkan berbagai pengaruh buruk dari jaman Kali Yuga.
Untuk menyelamatkan diri seseorang dari pencemaran jaman Kali Yuga, tidak ada cara lain yang lebih efektif daripada mengucapkan maha mantra Hare Krishna. Setelah mencari ke seluruh literatur Kitab Weda, seseorang tidak akan menemukan metode lain untuk jaman ini yang lebih efektif daripada pengucapan maha mantra Hare Krishna."
Enam belas kata suci tsb - Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare, disebut Maha Mantram / Mantram Agung, karena banyak sekali referensi dalam kitab purana yang mengagungkan kemuliaan enam belas kata suci maha mantram tsb, seperti yang seringkali direferensikan dalam Tradisi Gaudiya Waisnawa.
REFERENSI ATURAN, SEKALIGUS ADAB PELAKSANAAN SADHANA MANTRAM INI :
Tentang aturan ritual dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini tsb, tiada aturan yang ketat, baik itu berupa ritual nyasa (penyucian) yang kompleks, jumlah japam, sesaji, waktu dan ataupun arah tertentu dalam menjapam maha mantram tsb - Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare.
Akan tetapi, lebih diperlukan sikap batin yang hormat, tulus, rendah hati, dan percaya pada sakti / kekuatan spiritual dari maha mantram tsb yang luar biasa kuat sekaligus cerdas, dalam melakukan pemurnian pada berbagai lapisan kesadaran dari para sadhaka yang menjapam maha mantram tsb, seperti yang dipesankan oleh Sri Chaitanya Mahaprabhu, dalam sloka suci kedua dan ketiga pada sajak doa Sri Siksastakam dari beliau yang berikut ini,
nāmnām akāri bahudhā nija-sarva-śaktis
tatrārpitā niyamitaḥ smaraṇe na kālaḥ
etādṛśī tava kṛpā bhagavan mamāpi
durdaivam īdṛśam ihājani nānurāgah [2]
"Wahai Tuhan, nama suci-Mu adalah yang dapat memberikan segala karunia kepada para makhluk hidup. Karena itu, Engkau memiliki berjuta-juta nama suci, misalnya Krishna dan Govinda. Engkau telah memasukkan segala energi rohani-Mu ke dalam nama-nama suci-Mu. Tidak ada aturan yang ketat untuk mengucapkan nama-nama suci tersebut. Wahai Tuhan, oleh karena Engkau sangat murah hati, Engkau memungkinkan kami mudah mendekati-Mu dengan cara mengucapkan nama-nama suci-Mu, namun diri hamba begitu malang, jika hamba sampai tidak tertarik kepada nama-nama suci tersebut."
tṛṇād api sunīcena
taror iva sahiṣṇunā
amāninā mānadena
kīrtanīyaḥ sadā harih [3]
"Hendaknya seseorang mengucapkan nama suci Tuhan dengan sikap batin yang rendah hati, dengan menganggap diri lebih rendah daripada rumput di jalan; lebih toleran daripada sebatang pohon, bebas dari segala rasa angkuh dan siap memberikan segala hormat kepada para orang lain. Dengan sikap batin seperti itu, senantiasa ucapkanlah nama suci Tuhan."
Jika telah selesai melaksanakan sadhana dengan menjapam maha mantram tsb, ucapkanlah doa berikut ini, untuk memohon berkah dari-Nya, dengan perantaraan maha mantram tsb :
"Ya Tuhan, hamba-Mu ini mempersembahkan pelaksanaan sadhana maha mantram ini kepada-Mu, melalui berkah dari maha mantram ini, hamba mohon, tambahkanlah berbagai kebaikan dalam hidup hamba-Mu ini, Ya Tuhan. Svaha."
REFERENSI MAKNA DAN MANFAAT DIKSHA DALAM SUATU SADHANA MANTRAM :
Sesuai aturan dalam pawejangan baku akan suatu sadhana mantram, bahwa untuk para sadhaka (pelaku sadhana) yang benar-benar ingin serius dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini, maka akan saya sediakan opsi untuk dapat mengambil prosesi diksha / inisiasi dari seorang pembimbing spiritual yang telah memiliki mantra siddhis (kelebihan spiritual dari penguasaan mantra tsb) terkait dengan maha mantram tsb, dalam konteks ini adalah saya, selaku pihak yang membimbing dan memberikan pawejangan sadhana maha mantram ini, sesuai dengan pesan dalam sloka suci dari Kitab Rudra Yamala yang juga disertakan dalam Kitab Hari Bhakti Vilasa 2/29 oleh Srila Sanatana Goswami, bahwa :
sulagna candra tara adi balam atra sadaiva hi labdho 'tra mantro dirghayuh sampat satati-vardhanah
"Untuk (dapat) menerima diksha / inisiasi (mantra dari seorang pembimbing spiritual), (maka) seorang (sadhaka) sebaiknya mengamati waktu-waktu yang baik, tempat-tempat yang baik, seperti tempat-tempat suci, supaya (efek dari inisiasi mantra tsb kelak) dapat menambah durasi umur (bagi sadhaka tsb) untuk menjalankan kegiatan keagamaan, mendapat kekayaan, kesuksesan realisasi spiritual, serta dapat menambah jumlah para pihak yang menghormati (sadhaka tsb)."



Keberadaan suatu prosesi diksha tsb sangat penting dalam pelaksanaan suatu sadhana mantram secara baku, dengan jalur spiritual yang kuat, karena dengan mengambil prosesi diksha tsb, maka, seorang sadhaka tsb akan mendapat akses ke jalur spiritual dari (balik keberadaan) pihak pembimbing spiritual yang memberikan diksha tsb, sehingga, niscaya pelaksanaan sadhana mantram tsb dapat lebih berhasil daripada para sadhaka yang tidak mendapat diksha, pun seperti kedudukan dari saya, yang telah mengambil berbagai proses inisiasi dari para guru spiritual saya, sehingga dapat mencapai kesuksesan terkait berbagai sadhana mantram yang diinisiasikan oleh para beliau tsb.
Tapi, sekali lagi, ini adalah opsi dari saya, karena ini tidak mutlak, bahkan, bagi para pihak yang tidak meyakini skill dari saya untuk memberikan prosesi diksha untuk sadhana maha mantram ini, justru tidak saya sarankan untuk mengambil prosesi diksha tsb, karena tentunya, jika prosesi diksha tsb dilakukan dengan niat ingin coba-coba / dilakukan tidak dengan sepenuh hati serta niat yang baik, maka "sesuatu" yang ada "di balik" keberadaan saya, yang memberikan jalur energi spiritual pada diksha ini tsb tentunya juga tidak akan senang, dan jika itu sampai terjadi, justru hanya akan dapat menimbulkan keburukan daripada kebaikan, bagi mereka yang mengambil prosesi diksha tsb dengan niat hanya ingin coba-coba, dll, tsb.
Dan, lebih lanjut, tentunya, ada satu syarat dari saya, selaku pihak yang menyediakan jalur diksha untuk amalan sadhana maha mantram ini, kepada para pihak yang ingin mengambil jalur diksha dari saya tsb, yaitu :
"Jangan pernah membandingkan antara sadhana maha mantram dalam pawejangan ini dengan sadhana apapun dari spiritualis lain dan atau jalur tradisi lain di hadapan saya, karena saya paling tidak suka jika ada keilmuan dari saya yang dibandingkan dengan keilmuan dari orang lain dan atau jalur tradisi lain (jangankan ke para koresponden biasa, kepada para klien secara profesional pun saya juga senantiasa pesankan demikian)."
METODE DALAM PROSESI PENGAMBILAN DIKSHA UNTUK SADHANA MANTRAM INI :
Ada banyak metode untuk prosesi diksha, tetapi, karena tidak sedang dalam pawejangan sadhana mantram dalam koridor tradisi sampradaya secara formal, maka saya pilihkan prosesi diksha yang sangat mudah, di mana, seperti yang kita ketahui, bahwa dalam semesta ini, satu hal yang dapat menghubungkan segala sesuatu dengan baik dan secara universal itu adalah suatu kebaikan, karena kebaikan adalah ibarat nafas dari kehidupan yang meliputi seluruh semesta.
Oleh karena itu, untuk para pihak yang ingin mengambil jalur diksha akan sadhana maha mantram ini tsb, cukup fokus dan ucapkan doa kebaikan berikut ini untuk saya, sebanyak 1 atau 3 kali, sebelum melaksanakan japam dalam sadhana maha mantram tsb, maka prosesi diksha tsb telah dilaksanakan, dan "saya" akan membimbing secara batin, bagi siapapun juga yang mengambil diksha tsb dalam pelaksanaan sadhana maha mantram ini, sesuai dengan tingkat evolusi spiritual mereka :
"Semoga segala sesuatu di sekitar Anda senantiasa berlimpah dengan kebaikan, Guru (isi dengan nama lengkap saya), bimbinglah saya dalam melaksanakan sadhana maha mantram ini, supaya memperoleh kesuksesan dalam pelaksanaan sadhana maha mantram ini. Hari Om Tat Sat."
Kemudian, baru laksanakan japam dalam sadhana maha mantram tsb, dengan demikian, maka siapapun juga yang telah melakukan prosesi diksha tsb, telah mengambil sekaligus meminjam jalur spiritual di balik keberadaan saya, dalam melaksanakan sadhana maha mantram tsb, sesuai dengan tingkat evolusi spiritual mereka.
Prosesi diksha tsb boleh dilakukan berulang kali, bahkan, jika mau dilakukan setiap saat sebelum melakukan sadhana maha mantram tsb justru lebih baik, demi kesuksesan bersadhana dari sadhaka yang mengambil jalur diksha dari saya tsb, karena menyediakan jalur spiritual kepada para sadhaka yang minta tolong bimbingan secara batin untuk melaksanakan sadhana maha mantram ini adalah bagian dari dharma yang ada dalam keberadaan diri saya, selaku pelaksana Vishnu Dharma, untuk menolong para sadhaka yang berniat melaksanakan Vishnu Dharma tsb, sesuai dengan tingkat evolusi spiritual mereka masing-masing.
Untuk keterangan lebih lanjut, bahwa saya tidak mewajibkan kepada para pihak yang telah mengambil jalur diksha akan sadhana maha mantram dari saya tsb untuk memanggil saya dengan sebutan "Guru" dalam keseharian mereka, pun seperti halnya saya tidak mewajibkan para murid dan klien saya secara formal untuk memanggil saya dengan sebutan "Guru" juga dalam keseharian mereka.
REAKSI YANG KADANG TERJADI DALAM MELAKSANAKAN SADHANA MANTRAM INI :
Walaupun tidak selalu terjadi, tapi lebih baik saya jelaskan aja sekalian dalam pawejangan ini, bahwa, terutama, jika seorang sadhaka telah mengambil prosesi diksha dari saya tsb, maka berbagai reaksi aneh akan dapat muncul, karena berbagai jalur energi dalam tubuh non-fisik dari sadhaka tsb dapat mengalami perubahan secara signifikan, di antaranya, muka dan atau sekujur badan sadhaka tsb dapat terasa hangat atau bahkan panas, tanpa sebab yang jelas, perubahan bioritme tubuh, dll, hingga mungkin ada perasaan ingin menangis tanpa sebab yang jelas, dll, bahkan hingga dapat terjadi berbagai keanehan hingga gangguan pada benda-benda elektronik di sekitar sadhaka tsb tanpa sebab yang jelas, dll.
Jika berbagai reaksi aneh tsb muncul, tidak usah heran atau panik, tidak apa-apa, itu wajar, karena berbagai reaksi tsb menandakan adanya suatu fase perubahan internal dalam sistem energi sadhaka tsb secara signifikan, sebagai efek samping dari pelaksanaan sadhana tsb dengan tepat, dan niscaya, ntar juga dapat netral kembali, jika fase tersebut telah terlewati.
Entah disadari atau tidak disadari, seiring dengan kemajuan tingkat evolusi spiritual dari sadhaka yang melaksanakan sadhana tsb, maka, berbagai aspek kehidupan dari sadhaka tsb akan terasa lebih mendapat berbagai kemudahan secara misterius, tanpa sebab yang jelas, dengan berbagai "kebetulan" yang terjadi, yang kadang logis, pun kadang pula tidak logis.
Hingga, jika memang telah digariskan, seiring dengan laju gerak dan nafas dari semesta, maka "saya" pun akan dapat datang ke mimpi para sadhaka yang mengambil prosesi diksha dari saya tsb, dan memberikan berbagai pesan langsung / tidak langsung, mengenai berbagai macam hal yang dapat bermanfaat bagi mereka, untuk masa saat itu, atau bahkan masa depan mereka, seperti yang dulu pernah saya sampaikan dalam topik pembahasan khusus terkait berbagai mimpi tsb di : http://on.fb.me/1Cue4Sj , dengan puluhan sharing kisah dan kejadian mimpi tsb secara langsung dari para koresponden yang ada akun FB, yang pernah mengalami mimpi-mimpi tsb.
PESAN SEKALIGUS DOA PENUTUP UNTUK PAWEJANGAN SADHANA MANTRAM INI :
Ok, untuk menyingkat waktu, mungkin segitu aja dulu yang perlu saya sampaikan dalam pawejangan sadhana maha mantram ini secara umum, dan, jika ada pertanyaan lebih lanjut terkait pawejangan ini secara umum, silakan ditanyakan pada komen-komen di upload post tentang pawejangan ini, dan, tidak saya rekomendasikan untuk bertanya via pesan di inbox FB, karena seringkali inbox FB saya full, dan seringkali saya lebih fokus dalam menyimak komen-komen di wall FB, daripada menyimak pesan-pesan di inbox FB.
Sebagai catatan tambahan, bahwa, jika ada di antara para sahabat yang ingin menyalin materi dalam pawejangan sadhana maha mantram ini untuk arsip pribadi mereka, atau ingin share materi dalam pawejangan ini kepada para sahabat mereka, maka saya persilakan, dan semoga materi dalam pawejangan ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang menyimak materi ini.
Dan, pawejangan sadhana maha mantram ini akan saya tutup dengan pesan dari Kitab Brhan-naradiya Purana 38.126 berikut ini,
harer nāma harer nāma
harer nāmaiva kevalam
kalau nāsty eva nāsty eva
nāsty eva gatir anyathā
"Pada jaman Kali Yuga yang penuh dengan pertikaian dan kemunafikan ini, jalan untuk mencapai keselamatan hanyalah melalui pengucapan nama suci Tuhan. Tiada jalan lain. Tiada jalan lain. Tiada jalan lain."
Untuk doa dalam menutup pawejangan sadhana maha mantram ini, terlantun doa dari sloka suci ini, untuk mempersembahkan pawejangan ini sebagai yajna kepada Sri Vishnu, karena pada hari ini, 11 April 2015 yang merupakan Hari Kajeng Kliwon - Saniscara Kliwon dalam sistem penanggalan kalender Hindu - Bali, adalah hari yang sangat baik untuk melaksanakan kegiatan Dewa Yajna.
kāyena vācā manasendriyair vā budhyātmanā vā
prakṛtessvabhāvāt karomi yadyat sakalaṃ parasmai
nārāyaṇāyeti samarpayāmi
"Apapun yang telah saya lakukan dengan pikiran, panca indera, kecerdasan dan jiwa, ataupun yang telah saya lakukan dengan segala sesuatu di dalam diri saya ini tsb, saya persembahkan semuanya itu kepada Sri Narayana."
Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia. Svaha. _/|\_
Hari Om Tat Sat.