Jumat, 29 Desember 2017

kisah Jatila



Ini kisah seorang anak desa bernama Jatila yang harus pergi ke sekolahnya di desa seberang yang cukup jauh. Ia harus menyeberangi sungai dan hutan yang lebat. Ia berangkat di pagi-pagi buta dan kembali di waktu yang senja. Ia minta kepada ibunya seorang janda untuk mencarikannya seorang yang bisa menemaninya di perjalan. Ibunya berkata, “Nak… ibu terlalu tua dan miskin untuk mencarikanmu seorang pengantar dalam perjalanan. Mintalah pada Krishna kakakmu, seorang gembala yang tinggal di dalam hutan untuk mengantarmu berangkat dan pulang sekolah!”.
Itulah yang dilakukan Jatila yang lugu pada pagi berikutnya. Ia memanggil-manggil dan menyebut-nyebut Krishna, dan seorang pemuda tampanpun muncul di hadapannya. Dengan kepolosan, keluguan dan ketulusan hati, Jatila menyampaikan tujuannya memanggil Krishna dan Krishna pun menyetujuinya.
Pada suatu hari, sekolahnya Jatila melaksanakan perayakan hari ulang tahun dan setiap anak diharapkan membawa sesuatu yang bisa dimanfaatkan pada perayaan itu. Jatila menyampaikan kepada ibunya. “Nak… semenjak kepergian ayahmu, ibu sudah tidak punya apa-apa lagi, ibu tak punya apa-apa untuk sekolahmu. Mintalah pada kakamu Krishna untuk hal tersebut!”. Seru ibunya. Keesokan harinya seperti biasa Jatila memanggil Krishna di dalam hutan sembari meminta sesuatu untuk sekolahnya. Sri Krishna memberikan sebuah mangkuk tertutup yang berisi susu sapi.
Sesampainya di sekolah, ketika semua kue dan susu dikumpulkan, Jatila merengek-rengek agar mangkuknya diambil oleh gurunya. “Saya tidak diperhatikan…. Rupanya Pak guru tidak senang terhadap susu saya”. Ucap Jatila. Guru berkata pada pesuruhnya, “Supaya tenang, tuangkan susu anak itu ke dalam bejana dan segera panaskan!, lalu cepat kembalikan mangkuknya!”. Apa yang terjadi? Ketika susu itu dituangkanke dalam bejana, mangkuk itu kembali penuh terisi susu. Ketika kembali dituang berulang-ulang, ajaib mangkuk itu kembali penuh.
Gurunya bertanya pada Jatila, “Dimana kamu dapakan mangkuk ajaib ini nak?”. “Kakak Krishna yang memberiku pak”. Jawab Jatila. “Krishna, siapa dia?” Tanya sang guru kembali. “Ia seorang gembala tampan yang tinggal di hutan, setiap hari Ia selalu mengantarku pulang pergi ke sekolah”. Sang guru tidak percaya. “Masa ada Krishna pada zaman ini, mustahil…!”, gumamnya dalam hati. “Kami ingin melihat kakakmu Krishna, bawalah kami ke sana!”, pinta sng guru. Dengan senang hati Jatila ingin memperkenalkan Krishna kepada mereka semua. Jatila pun bejalan menuju hutan memimpin sekelompok orang, guru-guru, penjaga sekolah, seluruh siswa kerabat sekolahnya.
Ketika mereka tiba di hutan, Jatila memanggil-manggil Sri Krishna dan yakin bahwa Beliau akan datang seperti biasa. Namun apa yang terjadi, Sri Krishna tidak muncul-muncul juga sampai hari menjelang senja. Sekarang temen-teman Jatila mulai mengejeknya, “Kamu pembohong, dasar anak miskin….!”. umpat teman dan juga gurunya.
Dengan air mata bercucuran Jatila berkata, “Kakakku Krishna, datanglah…. Kalau Engkau tak juga datang, maka aku disangka pendusta dan mereka tidak akan pernah percaya lagi padaku!”. Sejenak suasana menjadi hening. Lalu mereka semua mendengar, “Adikku, aku tak dapat menampakkan wujudKu, kapanpun guru dan teman-temanmu mempunyai kemurnian dan ketulusan hati serta iman seperti dirimu, pada saat itu Aku akan datang di hadapan mereka”.
*) Sumber : DAINIKA UPASANA Doa Umat Hindu Sehari-hari, oleh DR. I MADE TITIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar