Tetandingan Banten Bali

Label

  • Bali inspiration
  • Bali Masa Depan
  • basa Bali
  • Bersenang-senang dengan devanagari
  • Bhagavad Gita
  • Cafe Herbal
  • Caru
  • Dewa Yadnya
  • English for kids
  • Gamelan
  • Hindu bilingual
  • Jenis Banten
  • Jual Banten
  • Karya Ngenteg Linggih
  • Macam-macam Banten
  • Macam-macam Tebasan
  • Manusa Yadnya
  • Memukur
  • Panca Sembah
  • Pitra Yadnya
  • pustaka
  • Rerainan
  • Sampyan
  • saMskrtam
  • Satua
  • Sesayut
  • Tetandingan
  • Toko OnLiNe jualan onlain
  • Upacara upakara
  • Uparengga
  • Yoga Bali

Kamis, 29 Desember 2016

SASTRA JENDRA



Waktu-waktu terbentuknya mimpi ada tiga, yaitu titiyoni, gondoyoni dan puspatajem
Tetapi dalam kondisi sadar dan tidak tidur, kondisi-kondisi memasuki waktu-waktu tersebut bisa sangat berguna, sebagai contoh apabila telah memasuki jam Gondoyoni.
Di jam-jam itu, bagi yang terbiasa melekan akan mulai KLEBON SETAN (kemasukan setan), kumat edane dan mulai NGLAYUNG.
Sebenarnya kondisi ngomong nglantur, pikiran seperti kosong di jam GONDOYONI itu justru jadi SEMA’AN di sesi NGRASUK.
Kenapa?
Karena yang berbicara bukan lagi SADARNYA, melainkan BAWAH SADARNYA.
Bawah Sadar Sang Kiai akan BERBICARA dengan Bawah Sadar para Cantrik.
Apakah interupsi dilakukan pada saat target tidur?
Jam biologis adalah waktu tubuh yang otomatis mengeluarkan hormon-hormon tertentu, sehingga otak berada pada kondisi tertentu (theta).
Jadi, kondisi tidur atau kondisi bangun sama saja.
Jam EMAS GONDOYONI ini terjadi antara pukul 01.30-02.00.
Kenapa?
Karena di saat itu aktifnya Sushumna.
Ilmu Gendam Gondoyoni
Bagi Anda yang mau menggendam pasangan untuk tunduk, lakukan di jam emas Gondoyoni ini.
Dan… bagi Anda yang mau menyedot jiwa pasangan Anda, Anda HARUS ADA di jam emas Gondoyoni ini.
Kalau untuk MEMBANGUN JIWA ANAK-ANAK kita, ini tekniknya…
Pegang pipinya, atau elus kepalanya, dan katakan:
“Adek/kakak, kalau sudah besar jadi Komisaris yang adil, bijaksana, kaya raya yang bermanfaat buat orang banyak dan sehat selalu ya…?
Kakak/Adek, mau ya…?
Lalu cium antara 2 alis…
Teknik kunci memasukkan Ilmu Gendam Gondoyoni ini ada di:
Gunakan Kalimat Tanya
Elus pipinya dan tanya sampai dia mengangguk
Ini kunci utamanya, ditanya sampai dia mengangguk.
Tetapi tekniknya akan sedikit berbeda jika Anda sudah menguasai pengetahuan AJI RAJAH KALACAKRA.
Anga cukup menyentuh kakinya, atau bahkan cukup memandangi wajahnya melalui foto atau sambil memegang benda-benda yang masih memiliki BAU TARGET.
Inilah mengapa disebut sebagai GONDOYONI yang artinya kekuatan GAIB yang menggunakan media BAU.
Anda secara langsung dapat melakukan INTERUPSI JARAK JAUH.
Inilah namanya Santet Cinta.
Jadi, bagaimana membentuk Jiwa seseorang yang tempatnya jauh dan mensugesti diri sendiri?
Berdoalah dengan doa-doa positif di jam antara jam 03.00 sampai dengan menjelang subuh.
Jika kamu bangun pukul 3 hingga 5 pagi, tandanya Tuhan sedang berusaha berbicara padamu.
Jika kamu bangun di jam ini, maka dipercaya Tuhan sedang membimbingmu untuk jadi lebih baik.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 16.18 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Hindu bilingual

Senin, 26 Desember 2016

Sloka



Sloka adalah syair, ayat atau bait yang bersumber dari kitab suci dan umumnya berbahasa Sansekerta.
Sebagai upaya pelestarian seni budaya dalam lagu-lagu suci kerohanian yang dalam beberapa contoh Dharma Gita, biasanya sloka terdiri dari empat baris dalam satu bait dengan jumlah suku kata yang sama setiap barisnya.
Dahulu juga diceritakan, pada saat jaman satya yuga para manu mendiktekan hukumnya dalam seratus ribu sloka dalam kitab suci Manawa Dharmasastra kepada Maharshi Brghu, yang pada gilirannya mengajarkan kepada Rsi Narada. 
Kemudian Rsi Narada, berdasarkan pertimbangannya mengurangi aturan itu menjadi dua belas ribu sloka. Kitab hukum ini kemudian dikurangi lagi menjadi delapan ribu sloka oleh Rsi Markandeya yang mempunyai banyak ilmu.
Terkadang bait-bait sloka-sloka yang ada dibaca dengan menggunakan irama mantra sebagaimana dijelaskan RPP, SMP N 3 Susut dalam mata pelajaran pendidikan agama Hindu, yaitu :
Sloka biasanya terdiri dari empat baris dalam satu padartha dengan suku kata yang sama pada setiap baris, yang isinya tentang pujaan-pujaan atas keagungan dan kemahakuasaan Tuhan.
Untaian sloka-sloka seperti halnya yang terdapat dalam Slokantara dsebutkan syair – syairnya berbahasa Sansekerta yang dapat pengaruh kuat dari bahasa-bahasa lokal yang ditulis dengan kombinasi aksara swalalita dan digunakan dalam kitab-kitab suci, misalnya :
  • Sloka 1- 11 Sarasamuscaya berkaitan dengan tujuan hidup manusia dilahirkan di dunia ini.
  • Sloka yang disebutkan dalam Lontar Sundarigama disebutkan 
    • Soma ribek, dirayakan pada soma Pon Sinta.
    • Sugihan Jawa sebagai hari pasucian dewa kalinggania pamrastista batara kabeh yang bermakna menyucikan bhuana agung di luar dari manusia.
    • Pada purnama sasih kapat (oktober), pada saatnya bulan penuh ini maka beryogalah Bhatara Paramecwara, 
    • dll

  • Sloka Rig Veda 10.129, berisi tentang penciptaan alam semesta ini yang disebut dengan nรขsadรขsรฌya sebagai sumber utama kosmologi Hindu.
  • Bhagawad Gita IX sloka 26 menyebutkan 
    • bunga sebagai unsur pokok dalam upakara selain buah-buahan, daun dan air yang bunyinya : "Pattram Puspamtoyam Yo me bhakty prayacchati Tad aham bhaktyupahrtam Asn-mi prayat-tmanah" yang dalam aspek relegi pertamanan tradisional Bali disebutkan artinya bahwa, 
      • siapa pun dengan kesujudan hati mempersembahkan pada Ku (Tuhan) daun, bunga, buah-buahan dan air, 
      • persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci, aku terima.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 05.26 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Satua

Minggu, 25 Desember 2016

Leak, Bukan Ilmu Yang Menyakiti


Dagang Banten Bali


CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI
Aumkalki Tantra Nataradja menambahkan 3 foto baru — minum vodka dan bir .
15 Desember pukul 9:36 · Cartagena De Indias, Colombia ·
Leak, Bukan Ilmu Yang Menyakiti
Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada? Apa betul leak itu menyakiti? Secara umum leak itu tidak menyakiti. Leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat. Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri. Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak. Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu. Ilmu leak sama dengan ilmu lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.
Jaman dahulu, ilmu leak tidak dipelajari sembarang orang. Ini karena ilmu leak masuk kategori ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh. Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya. Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia. Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari. Namun zaman telah berubah, otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya. Namun esensinya sama dalam penerapan. Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti.
Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul. Ilmu inilah yang disebut pengiwa. Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat dan seringkali dicap sebagai ilmu leak. Leak itu memang ada dan dibagi sesuai dengan tingkatan ilmunya, termasuk dengan endih leak. Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka sedang latihan atau lagi bercengkrama dengan sesama leak lainnya, baik sejenis maupun lawan jenis. Munculnya ‘endih’ itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.
Mengapa ditempat angker?
Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi. Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya. Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana. Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara. Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak. Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri.
Bentuk ‘endih leak’ ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya. Ada yang berwujud seperti bola atau kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai). ‘Endih’ atau sinar Leak di Bali ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya. Endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya. Bagi yang pernah melihatnya, ‘endih’ berjalan sesuai dengan arah mata angin. Endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam. Warnanya pun berbeda-beda. Kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan berjalan sedangkan, sinar penerangan biasa hanya satu warna dan diam. Endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Ilmu leak tidak menyakiti
Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.`Bersikap sewajarnya saja.`Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan. Endih ini tidak menyebabkan panas. Endih juga tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda. Endih leak bersifat ‘niskala’ atau gaib, tidak bisa dijamah.
Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).
Filosofi Leak Ngendih di Bali Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
– Si adalah mencerminkan Tuhan
– Wa adalah anugrah
– Ya adalah jiwa
– Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
– Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa
Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura). Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.
Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ‘ngelekas’ atau ‘ngerogo sukmo’. Kata ‘ngelekas’ artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar.
Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut ‘angeregep pengelekasan’. Sampai di sini roh bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut ‘endihan’.
Bola cahaya melesat dengan cepat. Endihan ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu). Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya. Sebab tidak semua orang bisa melihat endihan. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.
Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya. Begini bunyi doa leak memberikan berkat : ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah.
Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu. Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian? Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.
Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra. Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa.
Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan. Di Jawa tradisi ini disebut tirakat. Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak, yaitu :
Leak barak
Leak bulan
Leak pemamoran
Leak bunga
Leak sari
Leak cemeng rangdu
Leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.
Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi bagi yang mempelajarinya sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut ‘penestian’. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.
Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi. Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, se
perti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri). Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.
‘Pengiwa’ banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di laboratorium rumah sakit. Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali.
- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 13.36 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: pustaka

Kamis, 22 Desember 2016

Rumus Perhitungan Wariga dan Dewasa Ayu dalam Kalender Bali


Dengan adanya kalender saka bali, baik kalender bali digital maupun yang digunakan sehari - hari, orang bali tidak akan susah untuk menentukan hari baik berdasarkan wariga dan ala ayuning dewasa ayu.
Tetapi apabila ingin mempelajari secara manual, tentu ada rumus baku untuk wariga tersebut. dibawah ini akan diberikan sekilas perhitungannya, dan bila ingin mendalaminya tentu memerlukan materi yang lebih mendalam. 
Ini hanya kulit luarnya saja, tapi sudah bisa digunakan untuk kegiatan sehari – hari. adapun cara mempelajarinya adalah sebagai berikut;

PEDEWASAN, yang mula – mulanya dapat dibagi dua bagian antara lain;

Pedewasan Sehari – hari yang hanya berdasarkan perhitungan;
  • Pawukon (Ingkel, Rangda Tiga, Tanpa Guru, Was Penganten dll)
  • Tri wara (Pasah untuk memisahkan, Beteng untuk mempertemukan, Kajeng untuk wasiat)
  • Sapta wara (Soma/senin, Budha/rabu dan Sukra/jumat, yang lainya termasuk kurang baik)
  • Sanga wara ( yang terbaik adalah Tulus dan Dadi)
  • Dauh Inti, berlaku pada waktu/jam tertentu saja, dari jam sekian sampai dengan sekian saja.
Pedewasan Inti berdasarkan Perhitungan yang terperinci, antara lain; Ayu nulus, Dauh ayu, Ayu badra, Mertha yoga, Mertha masa, Mertha dewa, Mertha danta, Sedana yoga, Subacara, Dewa ngelayang, dengan tidak melupakan hal – hal yang tersebut diatas serta dihubungkan dengan baiknya sasih dan Penanggal.

 Selanjutnya mari kita ikuti perumusan – perumusan berikutnya;

Urip Wewaran
  • Urip Panca wara; Umanis (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8).
  • Urip Sapta wara; Dina Redite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wraspati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9).
  • Urip Wuku; Sita (7), landep (1), ukir (4), kilantir (6), taulu (5), gumbreg (8), wariga (9), warigadean (3), julungwangi (7), sungsang (1), dunggulan (4), kuningan (6), langkir (5), medangsia (8), pujut (9), Pahang (3), krulut (7), merakih (1), tambir (4), medangkungan (6), matal (5), uye (8), menial (9), prangbakat (3), bala (7), ugu (1), wayang (4), klawu (6), dukut (5) dan watugunung (8).
Bilangan
  • Bilangan Sapta wara; Redite (0), Soma (1), Anggara (2), Budha (3), Wraspati (4), Sukra (5), Saniscara (6).
  • Bilangan Wuku; Sita (1), landep (2), ukir (3), kilantir (4), taulu (5), gumbreg (6), wariga (7), warigadean (8), julungwangi (9), sungsang (10), dunggulan (11), kuningan (12), langkir (13), medangsia (14), pujut (15), Pahang (16), krulut (17), merakih (18), tambir (19), medangkungan (20), matal (21), uye (22), menial (23), prangbakat (24), bala (25), ugu (26), wayang (27), klawu (28), dukut (29) dan watugunung (30).

RUMUS PERHITUNGAN WARIGA
Ingkel (pantangan) mulai dari Redite/Minggu dan berakhir pada Saniscara/Sabtu (7 hari) dan bilangan wuku dibagi 6, sisa;
  • Wong / yang berhubungan dengan Manusia.
  • Sato / yang berhubungan dengan Hewan.
  • Mina / yang berhubungan dengan Ikan.
  • Manuk / yang berhubungan dengan Burung/Unggas.
  • Taru / yang berhubungan dengan Tumbuhan Berkayu.
  • Buku / yang berhubungan dengan Tumbuhan Berbuku.
Perhitungan Wewaran
  • Eka Wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = Luang (tunggal/padat) -> urip 1
  • Dwi Wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara =    Ganjil = menga (terbuka) -> urip 5 ; Genap = pepet (tertutup) -> urip 4
  • Tri Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 3 = sisa    
           => Pasah (ditujukan kepada Dewa) -> urip 9
           => Beteng (ditujukan kepada Dewa) -> urip 4
           => Kajeng (ditujukan kepada Bhuta) -> urip 7
  • Catur Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 4 = sisa
           => Sri (makmur) -> urip 6
           => Laba (pemberian/imbalan) -> urip 5
           => Jaya (unggul) -> urip 1
           => Menala (sekitar daerah) -> urip 8

Dari Redite Sinta sampai dengan Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan + 1, sebelum dibagi. ini disebabkan adanya Jaya Tiga pada Wuku Dunggulan berturut – turut dari redite, selanjutnya rumus berlaku seperti biasa.
  • Panca Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 5 = sisa
          => Umanis (penggerak) -> urip 5
          => Paing (pencipta) -> urip 9
          => Pon (penguasa) -> urip 7
          => Wage (pemelihara) -> urip 4
          => Kliwon (pemusnah/pelebur) -> urip 8
  • Sad Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = sisa
          => Tungleh (tak kekal) -> urip 7
          => Ariang (kurus) -> urip 6
          => Urukung (punah) -> urip 5
          => Paniron (gemuk) -> urip 8
          => Was (kuat) -> urip 9
          => Maulu (membiak) -> urip 3
  • Jejepan ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = sisa
          => Mina (ikan)
          => Taru (kayu)
          => Sato (hewan)
          => Patra (tumbuhan merambat/menjalar)
          => Wong (manusia)
          => Paksi (burung/unggas)
  • Astha Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 8 = sisa
          => Sri (makmur) -> urip 6
          => Indra (indah) -> urip 5
          => Guru (tuntunan) -> urip 8
          => Yama (adil) -> urip 9
          => Ludra (peleburan) -> urip 3
          => Brahma (pencipta) -> urip 7
          => Kala (nilai) -> urip 1
          => Uma (pemelihara) -> urip 4
Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, sebelum dibagi. selanjutnya rumus berlaku sebagai biasa.
  • Sanga Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 9 = sisa
          => Dangu (antara terang dan gelap) -> urip 5
          => Jangur (antara jadi dan batal) -> urip 8
          => Gigis (sederhana) -> urip 9
          => Nohan (gembira) -> urip 3
          => Ogan (bingung) -> urip 7
          => Erangan (dendam) -> urip 1
          => Urungan (batal) -> urip 4
          => Tulus (langsung) -> urip 6
          => Dadi (jadi) -> urip 8

Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, sebelum dibagi. selanjutnya rumus berlaku sebagai biasa.
  • Dasa Wara ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari + 1) : 10 = sisa
          => Pandita (bijaksana) -> urip 5
          => Pati (dinamis) -> urip 7
          => Suka (periang) -> urip 10
          => Duka (jiwa seni / mudah tersinggung) -> urip 4
          => Sri (kewanitaan) -> urip 6
          => Manuh (taat / menurut) -> urip 2
          => Manusa (sosial) -> urip 3
          => Eraja (kepemimpinan) -> urip 8
          => Dewa (berbudi luhur) -> urip 9
          => Raksasa (asura keras) -> urip 1

Dasawara berarti watak agung (karakter)
Watek Madia ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 5 = sisa
    => Gajah (besar) – hewan
    => Watu (kebal) – keras
    => Bhuta (tak nampak) – jerat
    => Suku (berkaki) – meja
    => Wong (orang) – pembantu
  • Watek Alit ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 4 = sisa
           => Uler (beranak banyak)
           => Gajah (besar)
           => Lembu (kuat)
           => Lintah (kurus)
Tanpa Guru ; dalam satu WUKU tidak terdapat GURU (Astha Wara), yang artinya tidak baik untuk memulai suatu usaha terutama mulai belajar.

Was Penganten ; dalam satu WUKU terdapat dua WAS (Sad Wara), baik untuk membuat benda tajam (seperti keris, tombak dll), tembok, pagar dan membuat pertemuan.

Semut Sadulur ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 13 dan berturut – turut tiga kali, pantangan untuk atiwa – tiwa (menguburkan mayat / ngaben). tetapi sangat baik untuk membentuk organisasi.

Kala Gotongan ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 14 dan berturut – turut tiga kali, pantangan untuk atiwa – tiwa (menguburkan mayat / ngaben). tetapi sangat baik untuk memulai suatu usaha.
Mitra satruning Dina (segala usaha/acara penting)
  • (Urip Saptawara + Pancawara Kelahiran) + (Urip Saptawara + Pancawara memulai Usaha/acara) = sisa
           => Guru (tertuntun)
           => Ratu (dikuasai)
           => Lara (terhalang)
           => Pati (batal)
Demikian RUMUS untuk mencari hari baik berdasarkan WARIGA dan DEWASA AYU (ref)

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 22.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Hindu bilingual

Gebogan



Dagang Banten Bali


Gebogan adalah susunan raka-raka berupa buah dan jajanan yang dihaturkan ke hadapan Hyang Widhi sebagai rasa syukur atas rejeki yang kita nikmati demikian disebutkan dalam kutipan keterangan gebogan | Flickr - Photo Sharing.
Dialasi dengan sebuah dulang sebagai simbol yoni yang bermakna agar pertemuan dengan yang dipuja berjalan dengan lancar.

Dan pada zaman dahulu intinya menggunakan gedebong sebagai simbol lingga. 

Gebogan atau Pajegan yang juga disebut sebagai aturan rayunan dibuat sebagai persembahan yadnya untuk bersyukur serta memohon prana/prani sehingga setelah mendapat anugrah kembali kita nikmati, itulah perkembangan jaman,  

apa yang kita makan,
itulah yang kita persembahkan Kepada Tuhan

Banten gebogan itu ada makna filisofinya juga karena bentuknya yang menjulang mirip seperti gunung, makin keatas makin mengerucut (lancip), dan diatasnya juga diletakkan canang dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti kita kehadapan Tuhan sbg pencipta alam semesta.
Akan lebih baik dan terlihat indah bila digabungkan dgn seni... makanya dirangkai, diatur sedemikian rupa supaya banten itu terlihat unik dan cantik...barangkali Hindu memang terkesan unsur 'art-nya'... mungkin itu juga bagian dari kepuasan tersendiri bagi 'si pelaku' tersebut.

Jika kecil, sederhana namun indah akan baik...bila mewah, indah, barangkali lebih baik, namun bukan itu yang jadi ukuran, yang penting 'ikhlas, tulus, jujur, sesuai dgn kemampuan' tak kan menjadikannya beban
. 

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 21.36 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Hindu bilingual

Selasa, 20 Desember 2016

Canakya niti sastra




Dagang Banten Bali



CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

BAB I Sloka 16.
Visadapyamrtam grahyam
Amedhyadapi kancanam
Nicadapyuttaman vidyam
Stri-ratnam duskuladapi
Artinya: Saringlah Amerta meskipun ada dalam racun, ambilah emas meskipun ada di dalam kotoran. Pelajari ilmu pengetahuan keinsyafan diri walaupun dari seorang yang masih anak-anak atau orang kelahiran rendah. Dan juga meskipun seorang wanita lahir di keluarga yang jahat dan hina, tetapi kalau ia berkelakuan mulia bijaksana ia patut diambil sebagai istri.
BAB II Sloka 6.
Na visvaset kumitre ca
Mitre capi na visvaset
Kadacit kupitam mitram
Sarva guhyam prakasayet.
Artinya : janganlah menaruh kepercayaan kepada teman jahat/kumitra. Juga jangan terlalu percaya kepada teman dekat sekalipun, sebab kalau ia marah, segala rahasia anda akan dibukanya.
BAB II Sloka 7.
Manasa cintitam karyam
Vacasa na prakasayet
Mantrena raksayed gudham
Karya capi niyojayet
Artinya : Pekerjaan/rencana apapun berada dalam pikiran, jangan sama sekali anda keluarkan dalam kata-kata. Simpanlah dalam-dalam di dalam pikiran anda, dan diam-diam lakukan pekerjaan tersebut dengan penuh kemantapan.
BAB II Sloka 13.
Slokena va tadardhena
Tadarddharddhaksarena va
Avandhyam divasam kuryad
Danadhyayana-karmabhih.
Artinya : isilah waktu setiap hari dengan menghafalkan satu sloka satu ayat, atau setengah sloka, atau seperempat sloka ataupun satu huruf dari sloka tersebut. Atau isilah hari-hari anda dengan bersedekah, belajar kitab-kitab suci dan kegiatan bermanfaat lainnya. Dengan demikian hari-hari anda akan menjadi berarti.
BAB II Sloka 19.
Duracari duradrstih
Duravasi ca durjanah
Yan maitri kriyate pumsa
Sa tu sighram vinasyati
Artinya : Kalau seseorang berteman dengan orang yang tingkah lakunya tidak baik, dengan orang yang penglihatannya jahat, dengan orang yang tinggal di tempat-tempat kotor dan tidak suci, bergaul dengan penjahat, segera menemui kebinasaan.
BAB III Sloka 7.
Murkhastu parihartavyah
Pratyakso dvipadah pasuh
Bhinatti vakyasulyena
Adrsyam kantakam yatha
Artinya : Menjauhlah dari orang bodoh jahat dalam rupa binatang berkaki dua. Bagaikan duri tidak kelihatan ia menusuk dengan pisau tajam kata-katanya.
BAB III Sloka 8.
Rupa yauvana sampanna
Visala kula sambhavah
Vidyahina na sobhante
Nirghandha iva kimsukah
Artinya : Ada orang yang tampan, dalam keadaan yang masih muda, serta lahir di keluarga bangsawan terhormat. Tapi kalau ia miskin dengan pengetahuan keinsyafan diri, sebenarnya orang begini sama sekali tidak berarti apa-apa, bagaikan bunga kimsuka kemerahan menarik tapi tidak berbau wangi.
BAB III Sloka 9.
Kokilanam svaro rupam
Nari rupam pativratam
Vidya rupam kurupanam
Ksama rupam tapasvinam
Artinya : Burung tekukur menjadi indah menarik karena suaranya, seorang istri menarik karena kesetiannya kepada suami, orang yang rupanya buruk menjadi menarik karena ilmu pengetahuannya dan karena memiliki sifat maha pengampun pendeta menjadi menarik.
BAB IV Sloka 4.
Yavat svastho hyayam dehe
Yavan mrtyus ca duratah
Tavad atma-hitam kuryat
Pranante kim karisyam
Artinya : Selama badan masih kuat dan sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah sesuatu yang menyebabkan kebaikan bagi roh anda, yaitu keinsyafan diri. Pada saat kematian menjelang apa yang bisa dilakukan ?

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

BAB IV Sloka 15.
Anabhyase visam sastram
Ajirne bhojanam visam
Daridrasya visam gosthi
Vrddhasya taruni visam
Artinya : Ilmu pengetahuan ( kitab-kitab suci ) yang tidak diterapkan dalam praktek adalah racun, makanan yang tidak dicernakan adalah racun, bagi orang miskin pesta/kumpul-kumpul dan pertemuan-pertemuan adalah racun, dan untuk orang tua, wanita muda adalah racun.
BAB V Sloka 10.
Anyatha vedapandityam
Sastramacaramanyatha
Anyatha vadanacchantam
Lokah klisyanti canyatha.
Artinya : Meremehkan kebijaksanaan ajaran Veda, menghina tingkah laku/kegiatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran sastra/Veda, menjelekan orang yang selalu berkata-kata lembut bijaksana, tidak lain lagi inilah yang menyebabkan kekalutan dunia.
BAB V Sloka 11.
Daridraya-nasanam danam
Silam durgati-nasanam
Ajnana-nasim prajnya
Bhavana bhaya-nasini.
Artinya : Kedermawanan menghapuskan kemiskinan, perbuatan yang baik menghilangkan kemalangan kecerdasan rohani menghapuskan kegelapan/kebodohan, dan bhaya atau rasa takut bisa dihilangkan dengan merenungkannya baik-baik.
BAB V Sloka 17.
Nasti meghasaman toyam
Nasti catmasamam balam
Nasti caksuh samam tejo
Nasti canna samam priyam.
Artinya : Tidak air yang menyamai air hujan, tidak ada kekuatan yang lebih dari kekuatan diri sendiri, tidak ada sinar yang melebihi sinar matahari dan selain beras tidak ada sesuatu lain yang lebih disenangi orang.
BAB X Sloka 9.
Yasya nasti svayam prajnya
Sastram tasya karoti kim
Lokanabhyam vihinasya
Darpanah kim karisyati
Artinya : Bagi mereka yang tidak mempunyai budi pekerti yang baik dalam dirinya, apa yang akan dilakukan dengan kitab suci? Bagaikan orang yang buta, apa gunanya cermin bagi orang buta ini.
BAB XI Sloka 8.
Na veti yo yasya guna-prakarsam
Sa tam sada nindati natra citram
Yatha kirati kari-kumbha-labdaham
Muktam prityajya vibharti gunjam.
Artinya : Hal ini tidak usah membuat heran, bahwa orang yang belum mengetahui sesuatu dengan sebenarnya selalu menjelek-jelekan hal yang belum diketahui secara jelas. Seperti halnya permaisuri para kirata ( golongan pemburu pada zaman purba ) menolak permata dari kepala gajah, sebaliknya memakai perhiasan biji gunja ( biji-bijian yang terdapat di semak belukar.
BAB XI Sloka 10.
Kaham krodham tatha lobham
Svadam srnggara kautukam
Ati nidrati seva ca
Vidyarthi hyasta varjayet
Artinya : Seorang brahmacari/pelajar kerohanian hendaknya meninggalkan delapan kecenderungan berikut, yaitu : hawa nafsu, amarah, loba, kenikmatan lidah, rasa cenderung berhias, bermain-main, terlalu banyak tidur dan terlalu banyak bekerja.
BAB XIII Sloka 2.
Gate soko na kartavyo
Bhavisyam naiva cintayet
Vartamanena kalena
Pravartante vicaksanah
Artinya : Jangan bersedih terhadap apa yang sudah berlalu, jangan pula risau terhadap apa yang akan datang, orang-orang bijaksana hanya melihat masa sekarang dan berusaha sebaik-baiknya.
BAB XIII Sloka 9.
Jivantam mrtavan-manye
Dehinam dharma-varjitam
Yato dharmena samyukto
Dirgha-jivi na samsayah
Artinya : Orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan dharma,sebenarnya ia sudah mati, walaupun masih hidup. Seorang dharmatma yaitu orang yang perbuatannya sepenuhnya sesuai dengan dharma, sebenarnya ia masih hidup, walaupun sudah mati.
BAB XIV Sloka 16.
Susidhomausadhom dharmam
Grhachidram ca maithunam
Kubhuktam kusrutam caiva
Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana tidak akan mengungkapkan keamat-manjuran obatnya, kegiatan saleh yang dilakukan, kejelekan keluarga, hubungan dengan istri, makanan jelek dan kata-kata kotor.
BAB XVI Sloka 17.
Priya-vakya-pradanena
Sarve tusyanti jantavah
Tasmat-tadeva vaktavyam
Vacane kim daridrata
Artinya : Setiap orang akan menjadi senang kalau diberikan kata-kata yang manis menarik. Oleh karena itu, perlu sekali berbicara yang manis menarik. Sesungguhnya apa kekurangan berkata-kata manis?
BAB VII Sloka 1.
Arthanasam manastapam
Grhe duscaritani ca
Vancanam capamanam ca
Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana hendaknya tidak mengatakan kepada orang lain tentang kehancuran harta bendanya, tentang kesedihan pikirannya, tentang kelakuan istrinya yang jelek, tentang penipuan yang dilakukan oeh orang lain kepada dirinya, atau kalau ada orang yang membuatnya malu.
BAB VII Sloka 4.
Santosa trisu kartavyah
Svadare bhojane dhane
Trisucaiva na kartavyo
Dhyayane japa danayoh
Artinya : Hendaknya orang merasa puas terhadap tiga hal ini, yaitu : terhadap istri sendiri, terhadap makanan dan terhadap kekayaan yang didapat dengan cara yang halal. Tetapi terhadap tiga hal, yaitu : mempelajari ilmu pengetahuan suci, ber-japa/memuji nama-nama suci Tuhan dan berdana-punya, haruslah orang tidak merasa puas.
BAB VII Sloka 12.
Natyantam saralair bhavyam
Gatva pasya vanasthalim
Chidyante saralas tatra
Kubjas tisthanti padapah,
Artinya : Janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur, sebab begitu Anda pergi ke hutan Anda akan melihat bahwa pohon-pohon yang lurus ditebang, sedangkan pohon-pohon yang bengkok dibiarkan hidup.
Catatan : Ada saat-saat diperbolehkan berbohong disebut Pancanrta.

http://kebangkitan-hindu.blogspot.co.id/2012/09/sloka-dan-makna-yang-indah-di-canakya_10.html#ixzz4TOenbCCq

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

BACA JUGA :
-  LAMAR KERJA TANPA BIKIN CV KLIK DISINI
-  CEK LOWONGAN KERJA DI BALI KLIK DI SINI 
- Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
- DOWNLOAD FILM SUB INDONESIA GRATIS
- DOWNLOAD MP3 GRATIS
Diposting oleh kedai di 20.50 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: pustaka
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Komentar (Atom)

Entri Populer

  • Banten Pralina Sanggah
    Banten Pralina : tamas, aled, raka, 5 petangas dr pandan diisi nasi, kojong rasmen, ..... Pejati Pralina : pejati, kuangen + pis ...
  • Menjual Tanah Leluhur Dalam ajaran ๐—›๐—ถ๐—ป๐—ฑ๐˜‚ ๐—•๐—ฎ๐—น๐—ถ
        Dalam ajaran ๐—›๐—ถ๐—ป๐—ฑ๐˜‚ ๐—•๐—ฎ๐—น๐—ถ, terutama yang tertulis dalam berbagai lontar seperti Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul dan Lonta...
  • DAFTAR HARGA BANTEN Upakara
    DAFTAR HARGA BANTEN BANTEN NGODALIN: RP. 3,500,000 BANTEN TUMPEK LANDEP: RP. 2,000,000 BANTEN MELASPAS: RP. 8,000,000 BANTEN...
  • BAYUH OTON
    Rahajeng otonan.... Dumogi dirgahayu lan dirgayusa... Nyeneng setutug tuwuh... 8 tanding sesuai urip kamis brumbun tebasan tutug ...
  • Candi Sumur, juga Candi Pari
    Candi Sumur, juga Candi Pari, dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya da...
  • Fenomena warga lebih memilih beli penjor
      Sekarang banyak yang beli penjor jadi karena praktis, padahal dulu banyak yang buat sendiri bareng keluarga-lebih hemat dan ada nilai kebe...
  • Tebasan Semaya Pati
    Tebasan Semaya Pati  yi tebasan untuk membayar janji yang dilakukan oleh orang yg sudah meninggal janji yang belum dibayar ketika hidu...
  • Memenjor hanya saat Galungan Nadi.
      Petikan Sundari gama Anggara Wage, penampaan ngaran, yatapanadah Ira butha galungan marmaning pasanggraha, dening prakerti ring desa wehan...
  • MAKNA UPACARA MAPEGAT
    Mapegat berasal dari kata “pegat” yang berarti putus. Dengan menggunakan banten papegat, upacara Mapegat ini dilaksanakan bertujuan untuk me...
  • “Keajaiban Danau-Danau di Bali: Warisan Letusan Purba dan Salah Satu Keajaiban Geologis di Dunia.
    Di tengah kecilnya Pulau Bali, alam mempersembahkan keajaiban geologis dan spiritual yang luar biasa: empat danau besar yang tersebar di ant...

Kontributor

  • goro
  • kedai

Arsip Blog

  • ►  2025 (128)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (31)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (18)
    • ►  Juli (55)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2024 (63)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (44)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (8)
  • ►  2023 (65)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (8)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (45)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2022 (339)
    • ►  November (10)
    • ►  Oktober (56)
    • ►  Juli (201)
    • ►  April (66)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2021 (110)
    • ►  Juli (6)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (21)
    • ►  Februari (27)
    • ►  Januari (49)
  • ►  2020 (118)
    • ►  Desember (41)
    • ►  November (43)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (25)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2019 (7)
    • ►  Desember (7)
  • ►  2018 (68)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (16)
    • ►  Juli (18)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (11)
  • ►  2017 (74)
    • ►  Desember (16)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (8)
    • ►  Februari (14)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2016 (118)
    • ▼  Desember (24)
      • SASTRA JENDRA
      • Sloka
      • Leak, Bukan Ilmu Yang Menyakiti
      • Rumus Perhitungan Wariga dan Dewasa Ayu dalam Kale...
      • Gebogan
      • Canakya niti sastra
      • Tilem Jyesta
      • Tari Janger
      • Mengapa Umat Hindu Menghormati Sapi?
      • Makna dari "Amor Ring Acintya"
      • Pulang Sebelum Calonarang Usai Bisa Dicegat Leak, ...
      • BANTEN OTON YANG PALING UTAMA MEMBERIKAN ANUGERAH.
      • Tentang Krishna
      • Sanggah cucuk
      • ASAL USUL WUKU
      • tebasan warangan
      • Mecaru ring kahyangan
      • Tebasan Pasupati
      • Tebasan Saraswati
      • Tebasan Merta Uttama
      • Tebasan Merta Sari
      • Banten Butha Yadnya
      • Bukti Perang Nuklir Pada Jaman Mahabharata
      • Waktu dalam Veda
    • ►  November (36)
    • ►  Oktober (25)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2015 (284)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (68)
    • ►  Agustus (111)
    • ►  Juli (64)
    • ►  Juni (33)
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.