Jumat, 08 Maret 2024

TUMPEK WAYANG

 


Tumpek Wayang yang jatuh setiap #Saniscara_Kliwon_Wayang, adalah Tumpek Terakhir dari urutan enam Tumpek yang ada dalam siklus Kalender Pawukon Bali.
Tumpek Wayang adalah merupakan manifestasinya #Dewa_Iswara yang berfungsi untuk ;
Tumpek Wayang merupakan cerminan dimana dunia yang diliputi dengan ;
Oleh sebab itu #Sang_Hyang #SAMIRANA turun ke dunia untuk memberikan Kekuatan kepada manusia yang nantinya sebagai Mediator di dalam menjalankan aktifitasnya.
Orang yang menjadi mediator inilah disebut seorang #Dalang atau #Samirana, Hyang Iswara juga memberikan kekuatan seorang Dalang sehingga mampu membangkitkan Cita Rasa Seni dan daya tarik yang mampu memberikan sugesti kepada orang lain yaitu para penontonnya.
Pada hari Tumpek Wayang adalah Puja Walinya Sang Hyang Iswara. Hari ini umat Hindu di Bali menghaturkan upacara menuju #Keutamaan_Tuah Pratima-pratima dan Wayang, juga kepada semua macam Benda Seni dan Kesenian, Tetabuhan, seperti: Gong, Gender, Angklung, Kentongan dan lain-lain.
#Bebantennya yaitu :
Suci,
Peras,
Ajengan,
Sedah woh,
Canang raka,
Pesucian lauknya #Itik_Putih.
Upakara dihaturkan ke hadapan Sanghyang Iswara, dipuja di depan segala benda seni dan kesenian agar selamat dan beruntung dalam melakukan pertunjukan-pertunjukan, menarik dan menawan hati tiap-tiap penonton.
Untuk Pecinta dan Pelaku seni, upacara selamatan berupa persembahan bebanten:
Sambil memohon agar supaya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam menciptakan kemajuan
Tumpek Wayang menjadi hari yang penuh dengan waktu-waktu #Peralihan, dan oleh karenanya anak-anak yang lahir pada saat ini ditakdirkan #menderita karena mengalami Gangguan Emosi dan menyusahkan orang lain.
Untuk melawan akibat keadaan yang tidak menguntungkan itu, orang Bali melakukan upacara ”PENEBUSAN KHUSUS ” yang dinamakan #SAPUH_LEGER, dengan harapan akan dianugerahkan nasib baik pada anak itu dan menjamin bahwa hari ”Lahir yang tidak baik” itu tidak akan berpengaruh buruk pada perkembangan selanjutnya..
Sebelum Rerahinan Tumpek Wayang, disebut dengan Rerahinan ;
Atau
HARI PEMAGPAG KALA,
yang Jatuh Pada #Hari_Sukra_Wage_Wayang Yang Tersurat di Dalam Lontar #Kala_Tattwa.
Pelaksanaan #Rerahinan_Kala_Paksa, Yakni Memasang SESUUK , SESELAT , Yakni Daun Pandan Berduri yang dipotong potong di olesi Pamor/Kapur sirih , dengan #Tanda_Tapak_Dara di ikat dengan Benang Tridatu dilengkapi dengan ;
• API TAKEPAN,
• CANANG SARI,
• DUPA
• SEGEHAN MANCA WARNA
Katur ring LEBUH , Pengacepan antuk ;
SANG_HYANG_KALA ,
BHUTA DENGEN
BHUTA BHUCARI
KALA BHUCARI ,
DURGA BHUCARI
Sesuuk,Seselat yakni Simbol Pelindung dari Hal Yang Negatif, Black Magick dan Buta kala.
Sesuuk dipasang pada Palinggih , pintu rumah dan Lebuh .
Dan Pada Esok Hari pada Tumpek Wayang ,, Sesuuk dilukar pada Pagi Hari semuanya di Jaba Lebuh depan Rumah di aturkan ;
• Canang 2 tanding ,
• Segehan Manca Warna
• Segehan Barak 2 tanding
• Beserta Api Takepan.
Untuk nyomia Bhuta Bhuti.
Belajar Wariga, tanpa adanya Media Media Gambar, adalah kemustahilan di jaman ini.
Mau?.... durus wa.me/6281936230533
Ong Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar