Selasa, 15 September 2015

Puspadiani Suanda Santra Brahman



Puspadiani Suanda Santra Brahman yg meresapi badan dan mengenakan suatu wujud tertentu disebut : 1. ISWARA (ROH KREATIF), 2. HIRANYAGARBHA (ROH ALAM SEMESTA), 3. VIRAJ (ALAM SEMESTA).....yg biasa dikenal sbg konsep TRI SUPARNA
Pemahaman Atman tidak dpt dipisahkan dr Brahman, itu krn adanya pembatas (UPADHI) sajalah mk tampaknya Atman berbeda dr Brahman. Sankara mengambil kata Atman dr akar kata "At" yg artinya memperoleh makan atau menikmati / meliputi segalanya. Atman merupakan prinsip kehidupan manusia, roh yg meresapi atau meliputi keberadaannya, nafas (prana), kecerdasan (prajna) dan mengatasinya. Atman adl segala sesuatu yg tetap tinggal,bila segala sesuatunya yg bukan diri lenyap (Rg Weda X.16.4) menyatakan bagian yg tak terlahirkan (AJO BHAGAH) yg merupakan unsur abadi pd manusia, yg jgn dibingungkan dgn badan, unsur kehidupan, pikiran dan kecerdasan, yg kesemuanya ini bukanlah sang diri (ATMAN) tp hanyalah pengungkapan luarnya saja. Atman / Sang Diri Sejati adalah DIRI MUTLAK yg bukan suatu katagori metafisika abstrak, tp diri spiritual yg sejati. Ia merupakan kesadaran saksi yg konstan spt yg dilukiskan dlm Pancadasi I.7 : "Masabda yuga kalpesu gatagamyesw anekatha nodeti nastam ety eka samwid esa swayam prabha" (melalui segala bulan, tahun, musim dan kalpa ,tidak melalui segala (pembagian waktu) masa lalu dan masa depan, kesadaran tetap satu dan mencerahi diri. Ia muncul maupun tenggelam).


SIDIKARA




Kata ini dimasa Kecil sering diucapkan orang Tua untuk mengingatkan " ikatan Persaudaraan" .dalam kehidupan kemasyarakatan. Sidikara lebih ditujukan kepada ikatan persaudaraan diluar keluarga tunggal sanggah dan tunggal sembah atau tunggal Kawitan (klan ). Suatu sasanti yg melekat dalam wujud prilaku sosial religius untuk mewujudkan sifat kegotongroyonhan, kebersamaan dan rasa untuk mengejewantahkan Kerukunan sebagai tujuan utama dari Yadnya yg telah menjadi dasar berkehidupan masyarakat Hindu di Bali.
Tahun demi tahun terus berganti pola kehidupan juga mengalami perubahan perubahan seiring berubahnya sang waktu, Kemajuan teknologi kadang menganyutkan seseorang hingga tanpa disadari telah melupakan " Pesidikaran" dan mulai menganut budaya hedonis dan individualis yg sesungguhnya akan semakin menjauhkan diri dari akar budaya leluhur.
Rasa asing yg dipenuhi Kecurigaan, ketidakpercayaan , kesombongan, iri hati yg berujung pada pertentangan dan permusuhan akan terus mengubur nilai Sidikara sebagai pesan leluhur untuk membangun kehidupan sebagai bagian dari " yadnya" ..putusnya sidikara hilangnya ikatan kekeluargaan habis pula sasanti luhur asah asih asuh paras paros sarpanaya selunglung sebayantaka..anehnya lagi tunggal sanggah dan tunggal sembah ikut terbawa hingga kita akan mengenal " Penyimpangan" karena dibangun atas dasar perpecahan dan nyimpang dari tunggal itu sendiri..ngiring mesidikaran mewujudkan tatujon agama, mogi sudha,sidha, sidhi, Moksartham jagadhita ya ca iti dharma.MG.


BHUTA YADNYA




Dari 3 hutang ( Tri Rna ) dibayar dengan melalukan Yadnya.
Dewa Rna dibayar melalui pelaksanaan Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya
Pitra Rna dibayar dengan melaksanakan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya
Rsi Rna dibayar dengan melaksanakan Rsi Yadnya
Jadi Tri Rns dibayar dengan melaksanakan Pan ca Yadnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah : MENGAPA DEWA RNA DIBAYAR MELALUI DEWA DAN BHUTA YADNYA ?
Jawabannya adalah karena kita hidup memakai otak yang terbagi 2, sehingga Tuhanpun terbagi menjadi 2 yaitu Tuhan sebagai Dewaning Dewa ( Mahadewa ) dan Tuhan sebagai Bhutaning Bhuta ( Mahabhuta, yang banyaknya 5 disebut Panca Mahabhuta)
Dewa Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Nirguna Brahman/ Tuhan Yang Tidak Berwujud/ Tuhan Yang Tidak Berpribadi,
Walaupun Dewa Yadnya ini sebenarnya kepada Tuhan Yang Tidak Berwujud, manusia berusaha juga mewujudkan dalam bentuk Dewa Dewa, hal ini sama dengan Tuhan Yang Acinthya yang artinya tidak terpikirkan,juga diusahakan berwujud seperti wujud yang kita lihat di Padmasana.
Sedangkan Bhuta Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Saguna Brahman/ Tuhan Yang Berwujud/ Tuhan Yang Berpribadi.
Upacara Bhuta Yadnya ditujukan kepada Tuhan sebagai Bhutaning Bhuta/ Panca Mahabhuta yang banyaknya 5 yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa, bukan kepada makhluk – makhluk ciptaan Tuhan sejenis JIN, WONG SAMAR, DEDEMIT dll.
Bhuta Yadnya adalah upacara yang ditujukan kepada Tuhan dalam wujud ALAM SEMESTA ini, bukankah sering kita dengar alam semesta ini adalah Tuhan
Kemudian Upacara Bhuta Yadnya kepada 5 Mahabhuta itu dikembangkan menjadi upacara seperti di bawah ini
• Samudra Kertih yaitu upaya untuk melestarikan samudra,
• Wana Kertih yaitu upaya untuk melestarikan hutan,padat), Apah (zat cair), Teja (api), Bayu (zat udara), Akasa (eter) yang semua saling berkaitan satu dengan yang lain. S
• Danu Kertih yaitu upaya untuk menjaga kelestarian sumber air tawar di daratan,
Kemudian baik Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya karena keduanya ditujukan kepada Tuhan, maka mantranya sama yaitu memakai Om yang artinya RATU SANG HYANG WIDHI baik dalam Dewaning Dewa maupun Bhutaning Bhuta.


Senin, 14 September 2015

AJARAN AGAMA TIDAK PERNAH MENCAPAI TUHAN,






AJARAN AGAMA TIDAK PERNAH MENCAPAI TUHAN,
Pada jaman kali yuga (dimulai 5000 th sebelum masehi) banyak muncul kisah wahyu Tuhan yg secara politisasi dirangkum menjadi ajaran agama. Dan agama adalah ajaran politisasi kesepakatan yg mengambil sebagian unsur WEDA. Tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pada jamannya oleh orang orang yg memiliki kelebihan sebagai pengarang kitab pada jamannya dengan berbekal ikusi wahyu..
Wahyu adalah konfirasi antara manusia dengan mahluk penghuni planet semesta yg tidak ada hubungannya dengan TUHAN. Karena setelah semesta tercipta dan bekerja sendiri tuhan sudah tidak ikut campur, hanya menyerahkan sistem kerja semesta yg tertera pada ajaran WEDA sebagai punutan semesta.
Maka ajaran wahyu cendrung seperti PEDANG BERMATA DUA dan bertolak belakang dengan Sifat KETUHANAN. Karena bersifat DUALITAS,dan masih terbelenggu nafsu dan keinginan, irama keindahan dan juga terbelenggu oleh adanya dualitas laki dan perempuan. karena mengakomodasi sifat sifat DUNIAWIsistem kerja dari ciptaan tuhan.
Ajaran wahyu TIDAK PERNAH AKAN SAMPAI KEPADA TUHAN YG SESUNGGUHNYA ,ajaran wahyu hanya sampai pada tingkatan mahluk semesta ciptaan Tuhan seperti mahluk mahluk planet langit...planet dewa, atau mahluk lain seperti iblis, picasa dll yg di Tuhankan dan yg mengkonfirasi penerima wahyu itu.
sehingga penerima wahyu dan pengikutnya itu secara tidak langsung digiring pada mahluk planet yg di ajak berkonfirasi. Maka setiap pengikut agama kaliyuga roh yg meninggal akan menempati planet berbeda, sesuai dengan tempat dari pemilik planet yg diajak ber KONFIRASI dari pengarang kitab yg bersangkutan yg diyakininya. AJARAN PLANET bisa bersifat kejam karena mengakomodasi sifat sifat materi ciptaan. Dan penuh dengan kemelekatan materi dan sifat sifat DUALITAS.
WEDA bukan WAHYU tapi PUSTAKA SUCI rangkaian ajaran dan denah atau petunjuk jalan pasti dan lurus menuju JALAN BENAR TUHAN..karena weda adalah sebagai desain lukisan TUHAN dan IDE tuhan yg tertuang sebagai gambaran arsitektur nya semesta beserta ajaran dan konsep 6 karma yoganya TUHAN sebelum semesta diciptakan hingga nanti sampai sistem berhenti/ atau berproses ulang mengkikuti siklus sesuai YUGA nya (catur yuga).
Pustaka suci tulisan TUHAN hanya ditulis SEKALI bersamaaan dengan PENCIPTAAN semesta..meresap DAN MENSEMESTA SERTA MEMBUMI dengan prilaku DHARMA inti sari semesta dan menjadi insting universal penghuni semesta.dan selalu diluruskan jika terjadi pembelokan dan kesalahan duplikasi sistem melalui Energy AVATARA Tuhan.
Maka kitab suci diluar pustaka pertama itu bukan ajaran langsung dari TUHAN, tetapi hasil konfirasi dari mahluk penghuni semesta yg gila untuk mencari pengikut. Sedangkan ajaran TUHAN bukan ajaran mencari PENGIKUT. Ajaran Tuhan adalah ajaran ke AJEGAN semesta dengan desain nya yg penuh persaudaraan sesama mahluk. Sebagai satu kesatuan semesta untuk saling melengkapi.
Ajaran TUHAN bukan di wahyukan tapi diteruskan melalui cahaya energy AVATARA TUHAN.
TUHAN ADALAH kebebasan tanpa DUALITAS DAN TANPA PILIH KASIH. MENEMPATI ALAM KEBEBASAN, ALAM TANPA KETERIKATAN. Alam tanpa kemelekatan.
Dalam WEDA/ Bhagawad gita...TUHAN hanya bisa di capai lewat 4 jalan/marga yang disebut catur marga yaitu Bakti marga, karma marga, jnana marga, dan raja marga melalui ajaran srada brata/pengendalian diri tanpa keterikatan. Karena Tuhan dan alam Tuhan adalah alam tanpa KETERIKATAN maka hanya bisa di capai dengan ajaran 4 marga yg tanpa keterikatan juga.
Kekosongan hanya bisa dicapai dengan unsur kekosongan. Alam kebebasan hanya bisa dicapai oleh ajaran kebebasan tanpa keterikatan. Yaitu ajaran..MOKSHA./Ajaran WEDA. .




I Gede Suarjana dan agama yg diakaui saat ini dan digembor gmborkan bahkan dibela belain sampai menghancurkan tatanan dunia tatanan desain tuhan tatanan kemanusiaan dan penghancuran, kekersaan dan kekejaman mengatas namakan tuhan dengan berkedok membela tuhan yg sesungguhnya tidak perlu dibela. adalah sebuah kebodohan dan kebingungan manusia karena terjerat konfirasi penghuni planet langit yg mengkonfirasi pengikutnya untuk teerjebak oleh permainan ilusi wahyu agama langit yg sesungguhnya itu hanyalah permainan dari konfirasi. yg mengadu domba manusia bumi sehingga kita secara didak langsung dijajah untuk dipecah belah dengan ber kedok ke imanan karena kebodohan manusia yg menerima wahyu yg telah membohongi sehingga timbulnya kekerasan dimuka bumi ini mengatas namakan Tuhan yg tidak lain yaitu penghuni planet dan manusia yg dokonfirasi tsb.... selama ini manusia dengan tidak sadar telah men TUHAN kan MANUSIA PLANET dan MANUSIA PEMBUAT kitab ilusi itu dengan imbalan imbalan kenikmatan yg penuh KEMELEKATAN dan penuh DUALITAS....inilah sebuah pembodohan yg terjadi.dan selama ini dengan tidak sadar manusia telah dibodoh bodohi dipecah belah, ketentraman bumi diadu domba tanpa disadari.....sangat MIRIS...banyak manusia teraniaya mengatas namakan TUHAN YG SALAH... MIRIS MIRIS MIRIS,,,,,, sungguh kebodohannnnn..hanya jalan WEDA kembali pada ajaran pertama tuhan desain tuhan utama sebelum semesta diciptakan inilah jalan menuju TUHAN yg sesungguhnya jalan KEDAMAIAN, terbebas DARI KETERIKATAN....SWAHA



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI







EKAM SAT WIPRAH BAHUDA WADANTI



sebenarnya tidak ada orang yang atheis, agnostic dan lain lain sebutan seperti itu.
Mengapa demikian ?
Sesuai dengan konsep Hindu di atas yang artinya Tuhan itu satu,manusia menyebut dengan nama berbeda.
Oleh karena bahasa orang menjadi bingung. Dengan konsep ini yang satu itu dalam bahasa kenegaraan, di Indonesia disebut Tuhan, di Inggris disebut God.
Dalam bahasa keagamaan, Hindu menyebut Sanghyang Widhi, Islam menyebut Allah.
Sedangkan dalam bahasa keilmuan ( Fisika ) disebut ZAT yang berasal dari bahasa Sansekerta Tat/ Sat yang kemudian berkembang menjadi Dzat dan ZAT.
Orang Indonesia tentu tidak percaya dengan God karena tidak ada kata God dalam bahasa Indonesia, sebaliknya orang Inggris tidak percaya dengan Tuhan karena tidak ada kata Tuhan dalam bahasa Inggris.
Sedangkan yang menyebut dirinya Atheis atau sebutan yang lain, boleh saja tidak percaya/ meyakini dengan sebutan Tuhan, God, Sang Hyang Widhi, Allah, tetapi mereka yang menyebut dirinya Atheis pasti percaya dengan sebutan ZAT ( Tat/ Sat/ Dzat ). Zat dan Energi, dimana Hindu menyebut dengan istilah Nirguna dan Saguna Brahman, Siwa dan Shakti, Tuhan dan Kemahakuasaan-Nya.
MANUSIA BINGUNG KARENA BAHASA/ ISTILAH/ SEBUTAN.


BHATTARA



BHATTARA dalam bahasa sansekerta, berasal dari kata BHATTR yang artinya " Yang Melindungi, Tuan atau Raja. Jadi Bhattara artinya mereka yang sangat dihormati karena fungsinya sebagai Raja dan Pelindung umat manusia. Jadi siapakah Para Bhattara itu ?
Para Bhattara adalah Roh Roh Suci yang telah menjadi Bhakta ( pemuja ) Deva Tri Murti atau manifestasi Beliau dengan tulus, sehingga dianugerahi kekuatan dan tugas tugas tertentu. Hanya Deva Tri Murti dan manifestasi Beliau dan Siva Guru yang boleh memberikan anugerah Bhattara. Sedangkan Para Deva yang mendapat sinar dari Tri Murti belum boleh memberikan anugerah sebagai Bhattara. Dengan demikian Bhattara Siva artinya Roh Suci yang mendapat anugerah kekuatan dari Deva Siva. Bhattara Guru adalah Roh Suci yang mendapat anugerah dari Siva Guru, dan lainnya.
Dengan demikian BHATTARA adalah sebuah gelar bagi Roh Suci, sedangkan nama Deva yang ada dibelakangnya adalah Deva yang memberikan anugerah, atau tugasnya.


PRANA JIWA



ENERGY COSMIC adalah Energy Alam Semesta yg sering disebut juga PRANA JIWA.
By WPS
===========
Kekuatan Tuhan yg meliputi segala hal yg ada di alam semesta raya. Kekuatan alami yg meliputi segenap makhluk.
Begitupun juga dgn manusia...
Energy cosmic ini meliputi 4 elemen utama pendukung kehidupan setiap hal.
...
Kekuatan Alam Bawah Sadar pun yg saya sebut dgn GERAK SIFAT ASMA' BAYU SEJATI adalah inti yg dimiliki setiap Manusia dan makluk lain.
.....
Namun sebagian manusia lupa bahwa didlm dirinya ada ENERGY diluar batasan pikirannya, yg mengendalikan semua fungsi organ dan siklus didlm metabolisme dirinya.
....
Gerak murni Sang Tuhan, Sifat Murni Sang Tuhan yg mampu menunjukkan apa apa yg pikiran kita belum mengetahuinya itulah manfaat dari aksi reaksi yg selalu harmoni dlm setiap penciptaan.
....
Roh Sejati, Guruku Sejati pepundenku ing donyo tumekaning akhirat, begitulah sebagian filsafat dlm mantram jawa yg mengakumulasi dgn cipta utk pengendalian alam bawah sadar itu sendiri.
....
Begitu banyak yg dikerjakan kekuatan alam bawah sadar meskipun kita tidur pulas, dia tdk kenal baik dan buruk, dia terbebas dari maya rasa, namun dia memberikan rasa dan manfaat, begitulah Putra Sang Vayu simbolik Hanuman dlm kisah wayang, hanyalah bentuk bahasa bagaimana dasyatnya ENERGY COSMIC itu dlm PRANA JIWA alias BAYU SEJATI dlm HIKMAH KESUCIAN DIRI