Senin, 07 September 2015

Saraswati


Saraswati (Dewanagari: सरस्वती; IAST: Sarasvatī) adalah salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga). Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta. Saraswati berasal dari akar kata sr yang berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati juga disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna, Susoma dan yang lainnya.
Saraswati
Dewa Hindu
DEWI
Dewi pengetahuan, kesenian, kebijaksanaan, dan inspirasi
Ejaan Dewanagari
सरस्वती
Ejaan IAST
Sarasvatī
Golongan
Dewi
Wahana
Angsa dan bunga teratai
Pasangan
Brahma
lbs
Untuk kegunaan lain dari Saraswati, lihat Saraswati (disambiguasi).
Dalam agama Hindu Sunting
Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam agama weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.
Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan — sakti — dari Brahman. Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali.
Penggambaran
Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri di atas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati. Selain itu, dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak.
Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri)/mulat sarira dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:
Lontar (buku), adalah kitab suci Weda, yang melambangkan pengetahuan universal, abadi, dan ilmu sejati.
Genitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.
Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan.
Damaru (kendang kecil).
Angsa merupakan semacam simbol yang sangat populer yang berkaitan erat dengan Saraswati sebagai wahana (kendaraan suci). Angsa juga melambangkan penguasaan atas Wiweka (daya nalar) dan Wairagya yang sempurna, memiliki kemampuan memilah susu di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian.

sloka BG. XVI.23.



ah sastrawiddim utsrijya, wartate kamakaratah na sa siddim awapnoti, na sukham na param gatim.
Yang artinya;
Mereka yg meninggalkan Weda(Sastrawiddim), mrk yg dipengaruhi oleh nafsu duniawi, tdk akan pernah bisa mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tdk pernah bisa mencapai tujuan tertinggi (Sorga atau Moksa).
Apabila dia seorang perempuan Hindu menjadi istri non Hindu, justru sang istri diperintahkan untuk mengajarkan Weda kpd sang suami, sbg orang yg masih asing bagi Weda untuk mengikuti jalan Weda(Agama Hindu), seperti mantra yg termuat dlm Yayur Weda XXVI.2 sbb;
Yathemam vacam kalyanim avadani janebhyah, Brahma rajanyabhyam sudraya caryaya ca svaya caranayaca.
Yang artinya;
Hendaknya sabdakan sabda suci ini (Weda) kpd seluruh umat manusia baik kpd para Brahmana para raja raja maupun kpd para masyarakat pedagang petani dan nelayan serta para buruh, kpd orang orangKu maupun orang asing sekalipun.
Hyang Widhi memerintahkan umat Hindu untuk menyebarkan ajaran Hindu kpd seluruh umat manusia.
Seandainya ada wanita Hindu akan menikah dg laki laki yg bukan beragama Hindu maka kewajiban si wanita untuk mengajari dan mengajak laki lakinya ( calon suaminya) Agama Hindu seperti perintah Hyang Widhi tersebut diatas.***



mantram




Dagang Banten Bali



kadang orang bilang bahwa kekuatan mantram hanya sekedar kekuatan sugesti, mungkin iya, kalau tidak ada jalur inisiasi yang kuat, tapi kalau ada jalur inisiasi yang kuat, suatu mantram akan dapat melakukan banyak hal di luar logika, seperti halnya mantram yang diinisiasikan oleh Maharesi Narada kepada Empu Valmiki, yang pada mulanya adalah seorang perampok dan pembunuh, hingga kemudian dapat menjadi seorang bhakta sekaligus pujangga agung, setelah melakukan sadhana dan tapasya dengan mantram yang diinisiasikan oleh Maharesi Narada kepada beliau..banyak sekali hal yang terlihat, yang dihasilkan dari berbagai hal yang tak terlihat.. Be blessed and stay blessed at there,



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI








Kebo Iwa





Kebo Iwa adalah salah seorang panglima militer Bali pada masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten pada awal abad ke-14. Nama lain dari Kebo Iwa adalah Kebo Wandira atau Kebo Taruna yang bermakna kerbau yang perjaka. Pada masa itu nama-nama binatang tertentu seperti kebo (kerbau), gajah, mahisa (banteng), banyak (angsa) lazim dipakai sebagai titel kehormatan khususnya di Bali ataupun Jawa.
Panglima muda yang bertempat tinggal di desa Blahbatuh dan anak dari Panglima Rakyan Buncing ini sering digambarkan sebagai pemuda bertubuh tinggi besar yang mengusai seni perang selain ilmu arsitektur. Undagi (arsitek tradisonal Bali) ini membangun berbagai tempat ibadah di Bali dan tak segan-segan mengangkut sendiri batu-batu besar dengan kekuatan fisiknya.
Mahapatih Majapahit, Gajah Mada, memandang Kebo Iwa dan Pasung Grigis, panglima Bali yang lebih senior dan ahli strategi militer, sebagai batu sandungan politik ekspansionisnya. Untuk itu ia melakukan tipu muslihat dengan menghadap raja Bali dan menawarkan perdamaian. Ia mengundang Kebo Iwa untuk datang ke Majapahit dan dinikahkan dengan seorang putri dari Lemah Tulis sebagai tanda persahabatan antar kedua negara. Namun sesampai di Majapahit, Kebo Iwa kemudian dibunuh. Waktu itu kebo gajah mada merasa kalau dirinya telah berhasil membunuh kebo iwa, tpi pada kenyataanya tidak. Kebo iwa masih hidup, mereka pun terus saling bertempur gajah mada pun merasa sangat tadak mungkin mengalahkan kebo iwa. Kebo iwa merasa kuatnya keinginan gajah mada untuk menyatukan nusantara. Tapi jika kebo iwa menuruti keinginan gajah mada untuk menaklukan bali sama saja kebo iwa dianggap sebagai penghianat kerajaan bali. Kebo iwa pun membisikan kelemahan nya, setelah gajah mada tahu kelemahnya kebo iwa sekarat meningggal melawan gajah mada. Gajah mada merasa sangat sedih telah kehilangan seseorang yang sangat kuat seperti kebo iwa.
Gugurnya Kebo Iwa mempermudah ekspedisi penaklukan Bali yang dipimpin Adityawarman, panglima berdarah Singhasari-Dharmasraya, pada tahun 1343.


Putra Bali yg menjadi Raja di Jawa Timur.




Para Aryeng Kediri adalah keturunan Putra Bali yg menjadi Raja di Jawa Timur.
Beliau adalah Airlangga yg setelah mudur menjadi pendeta dg Bhiseka Rsi Gentayu atau Jatiningrat.
Setelah meninggal digambarkan sebagai Wisnu duduk di atas Garuda.
Semua Arya keturunan Airlangga adalah penganut Waisnawa.
.
Gajahmada yg berhasil menundukkan Bali th 1343, selama 9 tahun ditentang oleh rakyat Bali. Setelah Pasek gelgel memberanikan diri meminta agar yg diangkat jadi raja di Bali adalah keturunan Airlangga dan di penuhi maka Bali menjadi tenang. Siapakah yg dipercaya ut jadi Raja bawahan di Bali????
Beliau adalah putra Mpu Kepakisan yg no 4. Mpu Ketut Kepskisan.
Mpu diganti dg Sri.
Sri Kresna Kepakisan jadi Raja Sampangan 1352.
Beliau di dampingi Rsi Mustika sebagai Purohita.
.
Jadi para Arya Kediri yg ikut ke Bali inilah penganut Waisnawa.
.
Warga Bhujangga Waisnawa tercatat sebagai keturunan Rsi Mustika.
Setelah lebar Rsi Mustika di stanakan di Pedharman Bhujangga Waisnawa di Besakih


Oṃ Namaḥ Śivāya

Dagang Banten Bali


Malam ini, saat yang tepat untuk reruwat dengan Panchakshara Mantra.
Semesta memiliki pola gerak dan nafas tertentu, dan, para leluhur kita dapat memahami hal tsb, sehingga mereka dapat membuat sistem kalender dengan pasaran, pawukon, dll, supaya mereka dapat menyelaraskan pola gerak dan nafas mereka dengan semesta, demi mendapat berbagai kebaikan materi dan rohani, atas ijin dan kehendak-Nya.
Begitu juga, saat ini, sistem Kalender Jawa telah memasuki malam Rabu Legi, pasca Selasa Kliwon - Kajeng Kliwon dalam sistem Kalender Bali, di mana, saat ini sangat baik untuk reruwat diri dari berbagai sengkala & sukerta berat yang dapat mewujudkan berbagai kesialan dalam kehidupan.
Satu di antara doa reruwat saya pada malam ini, semoga, pada malam ini, jika ada di antara para sahabat yang menulis Oṃ Namaḥ Śivāya di bagian komen pada upload post ini, dan mengucapkan Panchakshara Mantra (Oṃ Namaḥ Śivāya) tsb, sebanyak 3,5 atau 7 kali dengan khusyuk, juga dapat menangkal berbagai kesialan yang berpotensi untuk timbul di sekitarnya, dari lahan karma semesta.
Oṃ Namaḥ Śivāya
Salam kepada Anda, Dewa Syiwa.
Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia, sesuai kualitas dan kuantitas karma baik mereka. Svaha. _/|\_
Catatan : Jika ada di antara para sahabat yang sulit tidur atau mimpi aneh setelah mengikuti prosesi reruwat ini, itu wajar, sesuai dengan gerak dan nafas semesta.
Ilustrasi : Om Shiva by Vrindavan Das.















hipnoterapis



"Di balik semua penemuan, di balik semua agama dan filsafat, di balik semua peralatan, yang menyelamatkan atau menghancurkan kehidupan manusia adalah pikiran."
Demikian kutipan Swami Sivananda, pendiri Divine Life Society. Pikiran memiliki potensi luar biasa untuk membawa perubahan pada alam semesta. Dengan mengenali dan mempelajari cara menggunakan kekuatan pikiran, Anda mampu menciptakan berbagai kondisi atau mewujudkan hal-hal yang Anda harapkan.
Hasibuan Santosa, hipnoterapis yang berfokus pada hipnosis metafisika, memaparkan berbagai hal tentang pikiran, potensi yang dimilikinya, serta langkah-langkah praktis untuk mengaplikasikan kekuatan pikiran dalam keseharian. Hasibuan mengajak Anda, para pembaca, untuk mulai mengeksplorasi pikiran dan merasakan sejumlah dampak mengagumkan yang belum pernah Anda alami sebelumnya.
Dengan metode meditatif aktif, Hasibuan menyampaikan kunci mengakses kekuatan pikiran. Temukan cara menyembuhkan penyakit yang Anda derita, memancarkan energi positif ke sekitar Anda, mendapatkan hal-hal yang Anda inginkan, atau jawaban dari segala pertanyaan dalam kehidupan Anda.
The mind is everything. What you think you become —Buddha.
Buku karya Mas Hasibuan Santosa

 The Key to Miracles
Mengoptimalkan potensi supernormal pikiran untuk mencapai kesuksesan material dan spiritual