Agnihotra atau Homayajña kini kembali dibicarakan dan dilaksanakan umat Hindu di Bali, tidak hanya di pura tetapi juga di rumah-rumah. Awalnya dianggap tidak biasa, kini banyak umat tertarik ikut melaksanakannya.
Agni = Api Suci
Hotra = Persembahan
Artinya, Agnihotra adalah persembahan kepada Tuhan melalui api, yang diyakini sebagai simbol lidah Tuhan.
Agnihotra tercantum dalam Catur Weda dan berbagai lontar di Bali, seperti Silakrama dan Prasasti Pande Beratan.
Para leluhur dan pendeta suci di Bali, termasuk Rsi Agastya, Mpu Kuturan, dan Pandita Sakti Wawu Rawuh, senantiasa melaksanakan Agnihotra.
Tradisi sempat terhenti karena insiden kebakaran di Puri Gelgel, namun pada tahun 1990-an, intelektual Hindu Bali kembali mengkaji dan menghidupkan tradisi ini.
Menyiapkan Kunda (tempat api) dan Samagri (bahan persembahan: minyak ghee, kayu cendana, beras, palawija, dll).
Prosesi diawali dengan ngarga tirtha dan acamanyam untuk menyucikan badan.
Penyalakan api suci diiringi persembahan minyak, kayu, dan samagri sambil melafalkan “Swaha”, simbol energi Dewa Brahma dan Dewi Saraswati.
Agnihotra adalah “Raja Yajña”, puncak upacara yajña.
Api suci memiliki berbagai fungsi: memasak (Ahawinaya Agni), mensahkan perkawinan (Grihaspatya Agni), hingga membakar jenazah (Cita Agni).
Melaksanakan Agnihotra dipercaya mendekatkan diri dengan Tuhan dan menyempurnakan upacara Hindu.
#Agnihotra #Homayajña #HinduBali #ApiSuci #TradisiBali #SpiritualBali #CaturWeda #KoranBaliExpress #RitualBali #BudayaBali #Swaha #RajanyaYajña


Tidak ada komentar:
Posting Komentar