Satyaloka adalah loka tertinggi, kediaman Brahmā. Disebut Satyaloka karena penuh dengan satya (kebenaran abadi). Orang yang sampai di sini hampir tidak kembali lagi ke dunia fana, melainkan sudah di ambang Mokṣa.
Seperti yang telah dijelaskan dalam sastra

Atharva Veda X.8.37
“yasya satyāni lokeṣu satyaṁ brahma sanātanam /
tasya lokaḥ satyalokaḥ paraṁ dhāma sanātanam //”
“Bagi Dia yang kebenaran-Nya ada di seluruh loka, Brahman yang kekal, tempat kediaman itu disebut Satyaloka, kediaman abadi tertinggi.”
Dalam

Śrīmad Bhāgavata Purāṇa 2.2.28 mengatakan:
“satya-lokaṁ tu brahmāṇam
yatra dharmo hy anāvṛtaḥ /
nityānanda-svarūpeṇa
brahma-loka iti smṛtaḥ //”
“Satyaloka adalah kediaman Brahmā, di mana dharma murni bersemayam, penuh dengan kebahagiaan abadi. Karena itu ia disebut Brahmaloka.”
Aktivitas yang Mengantar kita ke Satyaloka yaitu:
1. Satya (Kebenaran Sejati). Tidak sekadar jujur, tetapi hidup sepenuhnya dalam dharma.
Kalau di dunia kita masih suka bilang “macet nih” padahal telat bangun, itu artinya belum lulus ujian masuk Satyaloka.

2. Bhakti & Jñāna. Mengabdi kepada Tuhan dengan pengetahuan suci.
Kalau sembahyang hanya minta “rezeki lancar, proyek banyak”, itu masih level Svarga. Kalau sembahyang sudah bilang “Saya pasrah, apa pun kehendak-Mu”, nah itu level Satyaloka.
3. Meditasi Brahman. Duduk hening, menyatu dengan Brahman.
Kalau di dunia kita masih meditasi sambil kepikiran cicilan, jangan harap dulu sampai Satyaloka.
4. Tapa & Tyāga (Pengendalian dan Pelepasan). Lepas dari keterikatan dunia: gengsi, harta, jabatan.
Kalau sudah bisa ikhlas kehilangan sandal di pura tanpa marah, berarti sudah latihan kecil menuju Satyaloka.

Humor supaya gak bosan yach, contoh Kehidupan Sehari-hari
Ada orang rajin sembahyang, tapi habis sembahyang langsung bilang: “Om Swaha… semoga tetangga saya jatuh miskin biar saya kelihatan kaya.” → Maaf, ini bukan tiket Satyaloka, tapi tiket drama loka.

Ada juga yang bantu orang, tapi tiap kali bantu sambil bilang: “Tolong dicatat ya, aku sudah nolong kamu 10 kali.” Itu bukan Satyaloka, tapi Excel loka.
Sebaliknya, ada orang sederhana, hidup tulus, penuh satya, tidak pamrih, dan bhakti kepada Tuhan. Dialah yang paling pantas naik ke Satyaloka.
Semetonku, Para bhakta yang berbahagia, Satyaloka adalah loka tertinggi, tempat kebenaran sejati bersemayam. Di sana tidak ada kepalsuan, tidak ada ego, tidak ada pamrih. Hanya ada satya, dharma, dan ananda.
Hidup kita di dunia ini hanyalah latihan kecil menuju Satyaloka. Jadi marilah kita belajar:
Bhakti → sembahyang dengan ikhlas, bukan transaksional.
Dhyāna → melatih kesadaran Paramātma dalam hati.
Tyāga → berani melepaskan ego dan keterikatan.
Dengan cara itu, bukan hanya Satyaloka yang kita capai, tapi Mokṣa pun akan terbuka.
Om Santih, Santih, Santih Om
