Kamis, 14 April 2022

RAINAN SOMA RIBEK

 


Soma ribek merupakan rerainan pertama pada Wuku Shinta. Soma ribek jatuh pada hari Senin (Soma) Pon Wuku Sinta. Pada hari ini umat Hindu kepada Bethari Sri Amerta. Tuhan dalam manifestasinya memberikan kemakmuran kepada umat manusia.
Dalam lontar Sundarigama disebutkan :
"Wuku Sinta, Soma Pon ngaran Soma Ribek. Mangereti ring Sanghyang Tri Murti ungguan ring lumbung, parhyangan, widi widane nyanyah geringsing"
Artinya :
"Soma Pon disebut juga Soma Ribek. Hari pujawali Hyang Sri Amerta. Tempat bersemayamnya adalah di lumbung"
Pada hari ini umat Hindu mengadakan selamatan terhadap padi di lumbung, beras di pulu. Adapun sarana yang dipakai adalah nyanyah geti geti, geringsing, pisang mas serta bunga bunga yang harum.
Pada hari ini ada juga sejumlah pantangan seperti yang disebutkan dalam lontar Sundarigama:
"Ikang wang tan wenang anumbuk pari, angadol beras, katemah dening Bhatara Sri. Pakenania wenang ngatusti Sang Hyang Tri Pramana. Angisep sari tattwa adnyana, aje aturu ring rahina"

" Pada saat Soma Ribek orang orang tidak diperkenankan menumbuk padi, menjual beras,karena jika dilanggar akan dikutuk Bethara Sri. Pada hari ini juga tidak diperkenankan tidur siang"
Hal tersebut dikarenakan pada hari ini merupakan payogan Sang Hyang Pramesti Guru. Beliau melakukan yoga pada siang hari. Sehingga untuk menghormati yoga beliau, umat diharapkan untuk tidak tidur siang. Kita diharapkan untuk melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Tri Pramana serta mempelajari atau memetik sari tattwa adnyana atau intisari dari ajaran kebenaran.
Soma Ribek merupakan peringatan hari pangan bagi masyarakat Bali. Karena pada hari ini kita diharapkan bisa menjaga kelestarian sumber sumber pangan. Baik sumber pangan padi maupun buah buahan. Pantangan menumbuk padi, menjual padi atau beras maupun memetik buah buahan merupakan wukud penghormatan kita kepada Dewi Sri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar