Senin, 31 Agustus 2015

bedakan antara puja dengan sabda


Coba lihat Atharwaveda VIII.1.6 disitu ada sloka yg berbunyi :
"udyanam te purusa nawayanam, jivatum te daksatatim"
Dlm terjemahannya sy dpt baca artinya
"wahai manusia, giatlah bekerja untuk kemajuan, jangan mudah menyerah, Aku anugrahkan kekuatan dan tenaga untukmu"
Apakah ini puja mantram apa sabda Tuhan?
Karena kebanyakan penulis setiap mantram disebut pemujaan, shg umat tdk mampu lagi membedakan mana yg patut di ucap dan mana yg tdk boleh atau tidak pantas diucap............ Mantra adalah bunyi, suku kata, kata, atau sekumpulan kata-kata yang dianggap mampu "menciptakan perubahan"
Misal sabda tsb diatas kalau diucapkan berulang2 dan masuk dibawah pikiran sadar kita maka kita akan menjadi seperti yang disabdakanNya ................ kata weda berarti PENGETAHUAN dan SUSASTRA TTG PENGETAHUAN. Untuk memahami dan menarik manfaat dr 2 arti kata weda itu, para penyusun weda juga sdah membuatkan disiplinya. Yg disebut SAD ANGGA WEDA (siksa, nirukta, wyakarana, candha, jyotisha, kalpa)
Dr 6 itu, 4 yg pertama adalah ILMU BAHASA. Dlm ilmu bahasa inilah kita lemah.
Padahal para ilmuwan sdh menekankan, BAHASA ADALAH ALAT UNTUK MENJELASKAN SEGALA HAL.
Jadi, penyebab utama kita kebingungan menghadapi weda, adalah; kita lemah, kurang dalam pengetahuan bahasa. ..... Mantram; dr akar kata MAN = Pikiran dan TRAYAM=menyebar.
Jd kata mantram berarti "pikiran yg menyebar" maksudnya, pikiran/gagasan yg di-NYATA-kan. Apakah dlm bentuk ucapan atau tulisan.
Perbedaan antara apa yg disebut mantram dg yg bukan mantram adalah;
Ucapan/tulisan yg diucapkan/ditulis dg aturan tertentu, disebut mantram.
Kl tdk menggunakan aturan, tdk bisa disebut mantram. ........ Jika pemujaan, pakailah Puja Mantra ... jika pencerahan umat pakailah Weda Parikrama. Semua berbentuk sloka ... Weda Mantra .......... Dr cara mengucapkan dan akibat yg ditimbulkan, mantram lalu dibedakan sedikitnya menjadi 2.
Mantram yg bersifat mistis/magis dan tidak mistis/magis.
Kenapa demikian, karna di dalam mantram beberapa unsur dijadikan 1 yaitu: prana, akasha, suara/bunyi, aksara, suku kata, kata dan rangkaian kata.
Bagaimana unsur2 ini diformulasikan oleh pembuat dan pengucap mantram, akan menentukan sifat dan akibat penulisan dan pengucapan mantram...... Itulah yg menyebabkan kenapa jika suatu mantram diucapkan, ada orang marah, senang, ketakutan dll. ...... Khusus ttg kutipan Atharwa Weda di atas, sederhananya bisa kimasukan ke dlm kelompok puja. Karna akibat yg ditimbulkan/makna yg ada dlm mantram itu lebih bersifat menyenangkan.
Rg Weda Sama Weda kebanyakan berisi mantram2 pemujaan.
Yajur dan Atharwa banyak berisi mantram2 yg bersifat magis. .....Setiap bahasa memiliki aturan/hukumnya sendiri. Unsur terpenting dr mantram, ad\lah GURU dan LAGHU. bhs Indonesia dan Bali tidak memiliki hukum guru lagu. Jd tdk bisa digunakan menulis mantram dg sifat magis....... Bhs Kawa kuno, setelah dikombinasikan dgn bhs Sanskreta, lalu diolah sedemikian rupa, barulah bhs itu bisa dipakai menuliskan mantram. Makanya, di Bali banyak mantram menggunakan bhs Jawa kuno.


Minggu, 30 Agustus 2015

Aham Brahmaasmi-Tat Tvam Asi





Pandangan Hindu pada alam material dan non material ini adalah juga bagian dari Sang Diri sehingga disebut dalam mantra Sarva Khalvidam Brahma (Segalanya adalah Tuhan).
Wedanta mengajarkan untuk melihat kesatuan segala hal dan segala mahluk di dalam Sang Diri (Narayana). Sang Diri ada pada segalanya dan segalanya ada pada Sang Diri. Menghormati dan menjaga alam dan isinya sama dengan menghormati diri sendiri. Jadi dengan mampu menghormati alam dan isinya serta diri sendiri otomatis kita mampu mencintai Tuhan.
Maka sikap kebaktian Hindu terkait tiga hal yang disebut Tri Hita Karana. Orang-orang Hindu menghormati segala bentuk suci ada di segala hal dan juga mengakui kesucian yang tak berbentuk bahkan melampaui Sang Pencipta dan universal sebagai Hyang Mutlak atau disebut dengan berbagai istilah berkenaan hal ini misal Paramasiwa (Siwa-Sadasiwa-Paramasiwa). Rasa kesucian ini adalah alasan mengapa orang Hindu menemukan tempat suci dimana-mana dan semua memiliki tingkat kesucian yang sama.
Orang Hindu menghormati segalanya melihat esensi sejati dibalik segala wujud sebagai Hyang Paramakawi atau Yang Mutlak. Sehingga orang-orang Hindu memiliki banyak gunung-gunung dan bukit-bukit suci, danau-danau suci, sungai-sungai suci, pohon dan hutan suci, batu suci, bunga suci, rumput suci, binatang-binatang suci, manusia suci dst. Orang-orang Hindu mampu menghormati Yang Suci tidak hanya dalam bentuk manusia tapi juga dalam semua bentuk alam sebab dibalik semua itu adalah Hyang Mutlak atau Hyang Paramakawi yang bersemayam meresap dan membungkus (Wyapi Wyapaka).
Sikap kebaktian Hindu ini bukalah sikap pagan/berhala/musrik seperti versi kepercayaan semit alamatkan atau gambarkan. Ini bukan pemujaan alam eksternal semata tapi sekaligus ranah Internal. Ini adalah pengakuan realitas Tuhan Maha Suci yang benar! Tuhan yang Maha Suci adalah segala Wujud dan Non Wujud. Tuhan ada pada segala hal baik sebagai wujud dan non wujud dan memenuhi segala hal. Oleh Wedanta umat Hindu mengakui bahwa realitas Tuhan Yang Maha Suci ada pada segala hal di alam semesta ini tak terbatas (Sarva Khalvidam Brahma).
Dalam kepercayaan semit ada banyak tempat suci juga, namun tempat ini didefinisikan demikian karena kaitannya dengan manusia yang disucikan pernah berkunjung kesana walaupun tempat itu memiliki latar belakang alam yang indah.
Tempat-tempat suci di kepercayaan semitik mendapat predikat demikian karena beberapa nabi, juru selamat atau orang suci pernah berkunjung kesana atau berkomunikasi kepada Allah dari tempat itu. Jadi tempat itu tidak suci karena daya kharismanya sendiri.
Orang-orang dari agama semit dapat mengagumi tempat-tempat indah dari alam dan menghormatinya sebagai ciptaan Allah untuk murni dimanfaatkan manusia hanya sebagai benda atau seperti pandangan awam kita melihat ternak, jadi tidak bisa melihat/merasakan/menghormati/menyembah tempat itu sebagai manifestasi Tuhan. Ibadah mereka terbatas pada Allah dan wakil manusianya di dunia ini baik itu utusan, nabi atau rasul.

Jejak - jejak Reinkarnasi







Kebenaran reinkarnasi..
Pada saat bocah kecil itu mulai dapat berbicara, dia mulai menceritakan tentang kehidupan di masa lampau sebelum ia dilahirkan di keluarganya yang sekarang. Sang bocah mengatakan kepada keluarganya bahwa di kehidupan lampaunya dia hidup di sebuah desa yangtidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya sekarang dan ia dibunuh karena pukulan di kepala menggunakan kapak. Pada kepercayaan komunitas tersebut, apabila ada anak yang mengingat kehidupan sebelumnya, maka orang tuanya wajib mengantarkannya ke rumah dimana sebelumnya ia pernah hidup. Pada saat sang bocah ditanya dimana ia tinggal, dia menyebutkan nama sebuah desa, kemudian merekapun pergi ke sana. Pada waktu mereka tiba di desa tersebut, sang bocah mengingat namanya di kehidupan lampaunya. Dia kemudian dipertemukan dengan keluarganya kehidupan lampaunya. Keluarga masa lalubocah ini berkata bahwa pria yang dimaksud anak itu memang sudah menghilang sekitar empat tahun, diperkirakan ia tersesat ke wilayah musuh.Bocah itu kemudian menyebutkan nama lengkap dari pembunuhnya. Saat pembunuhnya bertemu dengan anak itu, dia langsung bisa mengenalinya, tetapi pembunuhnya tak mau mengakui apa yang telah dilakukannya. Bocah itu kemudian menunjukkan dimana tempat ia dibunuh dan dikuburkan. Ternyata benar disana mereka menemukan kerangka seorang pria dengan luka di kepala yang mirip dengan tanda lahir anak itu, juga dengan kapak yang digunakan sebagai senjata untuk membunuh pria tersebut.
Dikutip dari situs Ewao.com, kisah bocah ini disaksikan oleh Dr. Eli Lasch, yang populer dalam mengembangkan sistem medis di Gaza sebagai bagian dari operasipemerintah Israel pada tahun 1960.
Dr. Lasch, yang telah meninggal tahun 2009 silam, sudah bercerita tentang kejadian luar biasan itu kepada Hardo.


 http://www.hotmagz.com/2015/06/bocah-3-tahun-mengingat-pembunuhnya-di.html?m=1


Sabtu, 29 Agustus 2015

prayascita durmangala metumpuk





ada 5 tanding
beakala
durmangala
prayasita
pengulapan
Tatakan lis






beakala
durmangala
prayasita





pengulapan
Tatakan lis







untuk ke pemangku
2 tempeh n 3 tamas ental tebasan
tempeh ke 1

tempeh ke 2

tamas ke 1

tamas ke 2

 tamas ke3

Jual Banten Otonan






Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0897 - 6687 - 246
0882 - 9209 - 6763


Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Kamis, 27 Agustus 2015

PANCA GAVYA.







Panca gavya adlh lima be.nda yg di keluarkan atau di hasilkan dari sapi. Kelima hal ini di pandang suci dalam pradaban weda. Semua di jelaskan dlm catur weda dan penjelasan tentang ke agungang sapi. Panca gavya dalam pustaka leluhur hindu kita bangsa indonesia seperti tertulis dam lontar2. Dalam sloka2 yg indah ini,,
OM MITRA PURIKSAKAM VAPI
KSIRAN DADHI GHRITAN CA
GOBHYA EVA SAMUTPADHAM
PANCA GAVYASYA LAKSANAM
dia,, air kencing sapi, kotoran sapi, susu sapi, susu asam dan ghee,, semua ini di hasilkan dari sapi di sebut panca gavya.
Dalam mantra2 catur weda sapi kotoran sapi bahkan sampai bulu bahkan samapai kukunya pun di agungkan. Ternyata di bali dahulu kala para leluhur kita pun meyakini hal ini. Ini adlh bukti yg jelas bahwa lleluhur kita menyakiti dan memakan daging sapi.. sapi di muluakan dalm berbagai lontar di bali. Seperti di lontar gria anyar sibang dan lontar gria tabanan , blayu.
Tetapi kayaknya jaman sekarang dimana2 kita lihat terdapat orang tua .muda .anak2 ada pemandangan yg berbeda,, yaitu mereka mulai menyukai daging sapi. Kenapa bisa terjadi seperti itu,,,,! apa sebabnya???
Karna walau kita mengetahui tradesi leluhur kita memuliakan sapi dan tidak membunuh sapi, namun tatwa nya yg mengaburkan di buat oleh yg belum matang dalam keagamaan hindu sehingga menimbulkan pemahaman yg tidak jelas.. tanpa mengetahuia filsafatnya dengan baik, walaupun secara umum kita mendengar bahwa orang hindu tidak boleh makan daging sapi .. sradha/iman kita tidak akan kuat jika filsafat nya yg tidak jelas, orang2 tua sudah milai menyukai daging sapi . Ahirnya tidak adayg bisa disalahkan dengan hal ini.. jika anak2 cucu2 kita juga akan terus memakan daging sapi tanpa keraguan dan penyesalal sedikit pun tindakan seperti ini hanya sengaja bunuh diri..!!!!
Sebenarnya dengan membunuh dan memakan daging sapi, tanpa sadar umat hindu telah menebang akar pohon weda. Dengan menebang akar pohon weda . Hanya menunggu semuanya jadi layu..


BENARKAH BALI ITU HINDU?


Tradisi Spiritual Bali memiliki banyak sebutan, mulai dari Gama Bali, Agama Tirtha, Siwa-Buddha sampai Agama Hindu Bali dan Hindu Dharma. Bahkan para sesepuh Bali pun sulit memberi nama untuk tradisi spiritual yang demikian kompleks dan kaya ini.
Tradisi Spiritual di Bali bukan hanya dibentuk oleh elemen-elemen ke-Hindu-an namun juga ada elemen spiritual seperti Bauddha Tantra (Vajrayana) yang berkembang di Bali sejak jaman Kerajaan Bedahulu sampai jaman Dalem Waturenggong, dimana salah satu tokoh Pandita Buddha yang paling populer adalah Dang Hyang Astapaka, yang adalah leluhur para Pandita Buddha di Bali.
Dang Hyang Astapaka adalah keponakan dari Dang Hyang Nirartha, “lelangit” para Pedanda di Bali. Beliau datang atas permintaan Dalem Waturenggong untuk menjadi Brahmana Buddha, mendampingi Dang Hyang Nirartha yang adalah Brahmana Siwa.
Ratusan tahun sebelum masa Dalem Waturenggong, di Bali Buddhisme telah berkembang pesat; banyak karya sastra dan bangunan sejarah bisa menjadi buktinya. Namun, sebagaimana juga sistem filsafat Hinduisme, demikian pula sistem Buddhisme di Bali telah membaur sedemikian rupa sehingga “menjadi Bali”, berbeda dengan sistem filsafat Hindu/ Buddha di tempat lain.
Dalam buku ini, C. Hooykaas, salah satu peneliti legendaris yang karena kecintaanya terhadap Bali telah mengeksplorasi Bali semenjak jaman penjajahan Belanda, dibedah secara sangat komprehensif warisan spiritual Brahmana Buddha (Bauddha) di Bali serta sinkretisme Buddisme di Bali.