Eggy Sudjana pernah mendaftarkan gugatan MK untuk membubarkan Hindu sebab disebutkan tidak sesuai dengan sila pertama dari Pancasila. Sehingga menurut yang bersangkutan Hindu dan yang lainnya yang serupa layak dibubarkan.
Penjelasan “Tauhid” di Hindu sangat banyak dan beragam serta kompleks sebab menggunakan istilah beragam. Misal yang Maha Tinggi yang non dual bisa dijelaskan dengan istilah Rudra yang bermakna penyebab dari keberadaan atau material atau kebendaan dan yang mendayagunakan alam semesta melalui sifat meresap dan membungkusnya (Wyapi Wyapaka) dan bukan sekedar penciptanya melainkan juga pelindungnya dan pembimbingnya.
Ia disebut juga Krshna karena gelap tak tersentuh, tak terjelaskan, tak terpikirkan, tak dapat dimengerti, dst...atau juga diistilahkan Acintya (Tak Terpikirkan dan Terbayangkan). Ia adalah Tunggal dan sekaligus Ia adalah kegandaan yang disebut dengan Purusa dan Prakerti. Ketika kegandaan mampu diatasi dan ketunggalan mampu dilampaui maka Ia akan mampu disadari....inilah kompleksnya tauhid Hindu.
Pradana atau jagat semesta beserta isinya ini bukanlah hal yang terpisah dan atau berdiri sendiri melainkan terangkai satu dan terlihat bagai atom didalamNya dan Iapun mampu mengisi hal yang lebih kecil dari atom sehingga tanpa batas dan alam semesta ini meski Tunggal juga adalah dalam kegandaan bagaikan Jagad Raya yang tersusun dalam ribuan atom dan atom yang tunggal yang diperbesar kembali terdapat didalamnya Jagat Raya dan Atom. Sehingga hal ini disimbolkan dengan simbol Iconic Hindu yang populer disebut Ouroboros (Tanpa batas dan tanpa akhir). Hal ini juga dapat diibaratkan ketika kita berdiri diantara dua cermin dimana bayangan kita terlihat tanpa batas. Ia juga disebut Mayin sebab pencipta dunia yang maya dimana ini mengembang terus bagai bayangan kita yang tunggal pada cermin menjadi banyak dan terus berganda bila diamati satu persatu.
Ini adalah salah satu penjelasan beragam mengenai Tauhid Hindu. Yang Maha Esa sendiri disebut dalam berbagai nama dan tetap merujuk Esa (Eko Narayana Na Dwiyo).
Ano Badrah Kartawo Yantu Wiswatah
Agus Wirawan Sudewa R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar