Kisah ini berawal dari upaya para dewa dan asura untuk memperoleh air suci amerta yang dapat memberikan keabadian bagi siapa saja yang meminumnya. Wishnu membujuk para dewa dan asura, bahwa daripada mereka bertempur sebaiknya mereka bekerjasama untuk mendapatkan #amerta. Maka Wishnu memimpin baik kaum dewa dan asura untuk melilitkan naga raksasa Wasuki pada Gunung Meru. Lalu gunung Meru dipindahkan ke samudra, akan tetapi gunung Meru tenggelam, untuk menyelamatkannya Wishnu berubah wujud menjadi #Kurma awatara yaitu kura-kura raksasa, dan menopang Gunung Meru. Wishnu membujuk para asura untuk memegang ujung tubuh yang terdapat kepala Wasuki, sementara para dewa memegang ekor ular naga Wasuki. Maka akibatnya para asura terkena racun bisa yang keluar dari mulut Wasuki. Meskipun demikian baik para dewa maupun para asura tetap bekerjasama menarik tubuh Wasuki dengan gerakan seperti menarik tambang untuk memutar gunung Meru, sehingga samudra susu teraduk.
Dari dalam adukan ini muncullah racun berbahaya yang disebut #Halahala. Racun ini demikian berbahaya sehingga dapat memusnahkan alam semesta. Wisnu membujuk Siwa untuk membantu, maka Siwa menelan racun ini dan menyelamatkan jagat raya. Pasangan Siwa, Parwati membantu menekan leher Siwa agar racun tidak lolos keluar. Karena hal ini leher Siwa berubah menjadi biru, sehingga muncul julukan Siwa sebagai #Nilakanta (sansekerta: nila= biru, kantha= leher).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar