Sabtu, 15 September 2018

klasifikasi bipatrisi


Klasifikasi Jagad
Konsep klasifikasi kosmik, atau cara pandang manusia atas tatanan jagad atau semesta alam. Klasifikasi jagad ini bukanlah barang baru di sudut-sudut Nusantara ini (Koerniatmanto Soetoprawiro, 1996). Dalam Ilmu Anthropologi konsep ini dikenal dengan klasifikasi bipatrisi (Rwa Bhineda), klasifikasi tripartisi (Tri Hita Karana), dan klasifikasi kuadripartisi (Catur Loka Phala).
a. Konsep Rwa Bhineda
Dalam konsep ini jagad dipandang sebagai sesuatu yang terdiri atas dua bagian yang saling bersebarangan, namun saling melengkapi dan saling tergantung. Tidak akan ada sesuatu yang disebut kiri apabila tidak ada sesuatu yang disebut kanan. Tidak ada wanita tanpa laki-laki. Jagad di dalam pandangan ini senantiasa bersifat dwitunggal. Loro-loroning atunggal, dalam bahasa Jawa.
b. Konsep Tri Hita Karana
Dalam konsep yang merupakan kontribusi Mpu Kuturan ini, wilayah dipandang sebagai sesuatu yang terdiri atas tiga bagian harmonis yang seimbang atau saling mengimbangi. Ketiga bagian tersebut adalah:
1) Uttama Mandala atau Wilayah Parhyangan atau alam dewa, dalam arti tereksanya relasi antara manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa.
2) Madhya Mandala atau Wilayah Pawongan atau alam manusia, dalam arti tereksanya relasi antara manusia dengan sesamanya.
3) Nishtha Mandala atau Wilayah Palemahan atau alam bawah, dalam arti tereksanya relasi antara manusia dengan alam semesta.
Hubungan yang serba harmonis ini terselenggara demi reksa kesejahteraan kehidupan atau sukerta sakala-niskala. Konsep ini dikenal pula sebagai konsep Triloka yang terdiri atas swahloka, bhwahloka, dan bhurloka.
c. Konsep Catur Lokapala
Konsep yang juga umum dikenal adalah konsep Catur Lokapala , atau yang di dalam budaya Jawa dikenal sebagai konsep Mancapat.
Dalam konsep ini jagad terdiri atas empat unsur atau elemen yang termanifestasi ke dalam empat penjuru mataangin (timur, selatan, barat, dan utara), yang bersatu dengan elemen kelima yang terdapat di pusat, menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Keempat elemen ini terdapat pula di jagad gede atau bhuwana agung maupun di bhuwana alit atau jagad cilik. Elemen-elemen padabhuwana agung itu adalah tanah, api, angin, dan air. Sedangkan elemen-elemen pada bhuwana alit adalah daging, sumsum, nafas,dan darah. Masyarakat Bali mengenal konsep ini juga dalam bentuk kanda mpat, panca maha bhuta, dan panca kosika (Hooykaas, 1974). Adapun konsep klasifikasi jagad menjadi enam atau delapan bagian itu merupakan varian dari konsep Mancapat itu sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar