Senin, 26 Desember 2016

Sloka



Sloka adalah syair, ayat atau bait yang bersumber dari kitab suci dan umumnya berbahasa Sansekerta.
Sebagai upaya pelestarian seni budaya dalam lagu-lagu suci kerohanian yang dalam beberapa contoh Dharma Gita, biasanya sloka terdiri dari empat baris dalam satu bait dengan jumlah suku kata yang sama setiap barisnya.
Dahulu juga diceritakan, pada saat jaman satya yuga para manu mendiktekan hukumnya dalam seratus ribu sloka dalam kitab suci Manawa Dharmasastra kepada Maharshi Brghu, yang pada gilirannya mengajarkan kepada Rsi Narada
Kemudian Rsi Narada, berdasarkan pertimbangannya mengurangi aturan itu menjadi dua belas ribu sloka. Kitab hukum ini kemudian dikurangi lagi menjadi delapan ribu sloka oleh Rsi Markandeya yang mempunyai banyak ilmu.
Terkadang bait-bait sloka-sloka yang ada dibaca dengan menggunakan irama mantra sebagaimana dijelaskan RPP, SMP N 3 Susut dalam mata pelajaran pendidikan agama Hindu, yaitu :
Sloka biasanya terdiri dari empat baris dalam satu padartha dengan suku kata yang sama pada setiap baris, yang isinya tentang pujaan-pujaan atas keagungan dan kemahakuasaan Tuhan.
Untaian sloka-sloka seperti halnya yang terdapat dalam Slokantara dsebutkan syair – syairnya berbahasa Sansekerta yang dapat pengaruh kuat dari bahasa-bahasa lokal yang ditulis dengan kombinasi aksara swalalita dan digunakan dalam kitab-kitab suci, misalnya :
  • Sloka 1- 11 Sarasamuscaya berkaitan dengan tujuan hidup manusia dilahirkan di dunia ini.
  • Sloka yang disebutkan dalam Lontar Sundarigama disebutkan 
    • Soma ribek, dirayakan pada soma Pon Sinta.
    • Sugihan Jawa sebagai hari pasucian dewa kalinggania pamrastista batara kabeh yang bermakna menyucikan bhuana agung di luar dari manusia.
    • Pada purnama sasih kapat (oktober), pada saatnya bulan penuh ini maka beryogalah Bhatara Paramecwara, 
    • dll

  • Sloka Rig Veda 10.129, berisi tentang penciptaan alam semesta ini yang disebut dengan nâsadâsìya sebagai sumber utama kosmologi Hindu.
  • Bhagawad Gita IX sloka 26 menyebutkan 
    • bunga sebagai unsur pokok dalam upakara selain buah-buahan, daun dan air yang bunyinya : "Pattram Puspamtoyam Yo me bhakty prayacchati Tad aham bhaktyupahrtam Asn-mi prayat-tmanah" yang dalam aspek relegi pertamanan tradisional Bali disebutkan artinya bahwa
      • siapa pun dengan kesujudan hati mempersembahkan pada Ku (Tuhan) daun, bunga, buah-buahan dan air, 
      • persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci, aku terima.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar