Jumat, 16 Desember 2016

Pulang Sebelum Calonarang Usai Bisa Dicegat Leak, Mitos atau Fakta ?


Dagang Banten Bali



Nampaknya kepercayaan larangan pulang lebih awal sebelum pertunjukan calonarang usai bisa dicegat leak bukan sekedar mitos, namun memang benar-benar terjadi.

Menurut Ketut Kodi, SSP, M.Si seorang dalang dan juga seniman calonarang mengatakan hal itu bisa terjadi karena pada pertunjukan calonarang ada namanya gending tunjang. Gending ini merupakan salah satu gambelan pengiring pada pertunjukan calonarang, dimana mampu membangkitkan kekuatan para leak.



Salah satu adegan dalam pertunjukan calonarang

“Di gambelan tunjang ada aksara dan suara yang mampu membangkitkan kekuatan leak,” ungkapnya. “Maka setiap ada calonarang tidak diperkenankan untuk pulang pada pertengahan pertunjukan,” kata Ketut Kodi pada Seminar Membedah Etika Tari Rangda, di Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma, Ubud, Gianyar, Minggu (27/3/2016).

Karena para leak dibangunkan, hal ini kemudian membuat mereka (para leak) keluar dan menari-nari berkeliaran di dekat lokasi pertunjukan calonarang. “Karena dibangkitkan, para leak akan ngigel di perempatan, di jalan dan di dekat lokasi pertunjukan,” ujarnya.

Jika memaksakan diri untuk pulang sebelum usai pergelaran calonarang bisa saja akan bertemu dengan berbagai wujud leak di perjalanan, “jika pulang lebih awal, maka pulang dari calonarang bisa bertemu dengan wujud leak seperti bojong (monyet…red), kambing, babi dan sebagainya,” ungkap Kodi.


Cerita Leak Bali : Pencari Jangkrik Bertemu Leak ,Dunia leak memang ada-ada saja. Keberadaannya memang sangat msiterius, semuanya serba rahasia, gelap dan diam-diam. Itulah konon kabarnya.
Pada suatu malam I Nyoman S, I Ketut I beserta I Made J (Nama Di Rahasiakan) berencana Mengintip jangkrik. Dibali Jangkrik biasanya digunakan untuk makanan burung atau di adu. Mereka bertiga tak tahu kalau malam itu merupakan malam Pemapag kajeng kliwon. Menurut orang-orang, pada malam itu adalah malam yang tenget. Karena mereka tak tahu, maka tak sedikit pun terpikiran yang bukan-bukan. Sampai akhirnya ia sampai di suatu areal persawahan di pinggir Desanya (Nama Desa Di Rahasiakan). Mereka belum memulai ngintip jangkrik. Mereka cuma persiapan saja, namun suasana di tempat tersebut sangat sepi dan sudah gelap. Karena ia berangkat sekitar jam setengah sembilan dan di tempat tersebut sudah jam setengah sepuluh malam, Maka Suasana malam yang mencekam tersebut tak menyurutkan niatnya untuk mengintip jangkrik. Karena harapannya kalau mencari jangkrik di tempat yang jauh dan pada tengah malam, maka ia akan mendapatkan jangkrik yang besar- besar dan kuat-kuat (dengan harapan pada tajen jangkrik nantinya ia akan menang dapat uang banyak) Demikian harapannnya.
Di tempat tersebut tumbuh sebuah pohon beringin yang besar di pinggir sungaimdimana bangsingnya (Akar) terurai sampai ke tanah yang menambah angker tempat itu. Banyak orang tak berani datang ke tempat tersebut pada malam hari, bahkan siang hari. Nah kini giliran I Ketut dan teman-temannya mencari jangkrik di sana. Namun sebelum sampai ngintip jangkrik, tiba-tiba dari arah timur datang sekumpulan cahaya sepertinya nyala obor. Ia mengira awalnya itu orang-orang banyak yang datang ngintip jangkrik, Namun setelah mendekat, kok mereka tak melihat sesosok manusia yang datang, hanya kelebatan api saja yang datang dan menuju pohon beringin. Mereka yang berada beberapa puluh meter dari tempat tersebut segera tiarap dan sembunyi di bawah pohon pandan.
I Ketut ingat dengan pesan dari orang-orang, kalau ingin melihat siapa yang ada di balik api itu, maka ia harus telanjang bulat alias melalung. Dari sana baru akan kelihatan siapa saja orangnya. Mereka membuka pakaian dan celana bersamaan, sambil mematikan api obornya mendekat ke rimbunan pohon pandan yang ada di sana. Akhirnya memang benar, apa yang dikatakan orang-orang. Mereka melihat sekumpulan manusia yang sedang menari-nari di bawah pohon beringin tempat api tersebut ngumpul, sambil membawa sarana-sarana tertentu dan membawa dupa.
Namun alangkah terkejutnya mereka, sebab dari wajah-wajah yang tadinya samar-samar, lama lama makin jelas, dimana mereka melihat sosok-sosok yang sebagian besar mereka kenal. Para leak itu melenggang-lenggang ke sana kemari, kegirangan, karena mereka telah nadi. Mungkin mereka tak menyangka kalau aktivitas mereka sedang ada yang menonton. Dan malahan yang nonton tersebut adalah saudaranya sendiri.
I Nyoman S beserta teman-temannya, tetap tiarap tanpa menghiraukan suasana di sampingnya. Sampai kira-kira sekitar dua jam mereka asik menonton leak ngigel, bahkan mereka semakin malam semakin asik menonton. Sampai akhirnya suatu saat leak tersebut kembali bergerombol terbang ke tengah sawah dan akhirnya berpencar. Mungkin mereka sudah selesai menjalankan ritual tariannya, untuk kemudian bubar ke rumahnya masing-masing.
I Made J dan teman-temannya yang masih melalung, segera terbangun dan memakai kembali pakaian mereka. Mereka dengan takut-takut berani pada malam hari itu, mereka pun memutuskan untuk tak melanjutkan ngintip jangkrik, sebab mereka sudah dapat ngintip leak. Mereka pulang bersama dengan perasaan takut-takut berani. Mereka menuju rumah masing-masing, sampai akhirnya mereka terbangun pada pagi hari.
Pada pagi yang cerah itu, ada sesuatu yang tak enak dalam diri I Ketut I Pada bagian butuh-nya (kemaluan) ia merasakan ada yang tak beres dan setelah dilihatnya ternyata butuh-nya besar sekali, alias beseh(bengkak). Nah mulailah ia ketakutan dan kawatir karena kemarin malam menyaksikan banyak leak menari. Ia kawatir jangan-jangan butuh-nya telah dimakan leak. Ia kemudian datang ke rumah termannya yang lain yang diajak ngintip dan menyampaikan masalahnya. Mereka pun menjadi semakin panik, pikirannya bukan-bukan. Mereka mencoba untuk nunas tamba di tempat balian sakti yang ada di luar desanya. 
Namun sebelum berangkat mereka bertemu dengan I Kadek B, kakak I Ketut. Ia seorang perawat kesehatan. Ia melihat I Ketut sedikit mengerang dan raut mukanya kurang sehat. Ia mencoba untuk mencari tahu ada apa dengan adiknya. Adiknya mencoba untuk berterus terang kepadanya dan menyatakan dirinya bahwa butuh-nya bengkak. Karena ngintip leak kemarin malam. Jangan-jangan ia terkena imbas leak. Sambil ia menceritakan ngintip leak dengan cara melalung.
Setelah itu I Kadek mencoba memeriksa adiknya di rumah menggunakan lampu senter. Dilihatnya kelamin I Ketut dengan seksama.  I Kadek tersenyum, yang membuat I Ketut bertanya-tanya. Ternyata I Kadek menemukan dua buah kepala semut gatal di kemaluan I Ketut yang beseh itu. Jelaslah semut ini yang mengigit kemaluannya kemarin hingga bengkak. Ini bukan karena dimakan leak, tapi dimakan semut. Mendengar semua itu mereka menjadi ngakak, seperti tertawa leak, karena dugaan mereka salah.
I Nyoman berpikir “mungkin karena saking asiknya nonton leak ngigel (menari), sampai-sampai ada “leak semut” menyusup dan mengigit tak terasa. Ada-ada saja ….
Mereka tak jadi ke balian, kelamin mereka hanya diolesi minyak kelapa, dan sore hari itu juga kelaminnya yang bengkak sudah kembali kempes.

 http://www.nutrisimedia.xyz/2016/12/cerita-leak-bali-bertemu-leak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar