Sabtu, 29 Oktober 2016

BERFIKIR CERDAS MEMAHAMI AJARAN PERANTARA



Ada sebuah pesan bijak “hati hati menyuruh orang lain menyampaikan pesan, karena pesannya bisa tidak nyampai, pesannya bisa berubah dari A bisa jadi B, C atau Z.... atau pesannya di tambah tambah dan dilebih lebihkan atau dibolak balik” BEGITUPUN juga yg menerima pesan harus juga selektif.
Yang dimaksud PERANTARA/ UTUSAN bisa saja keluarga, orang dekat, ANAK atau ORANG KHUSUS. Apalagi dalam menyampaikan pesan TIDAK ADA SAKSI... kemungkinan terjadinya MANIPULASI PESAN sangat besar contoh. Seorang guru menyuruh salah satu anak didiknya untuk membeli KANFAS karena knsentrasi si anak eror.... yg dibeli bukan kanfas tetapi KAPAS nah itu yg terjadi.
Dalam ajaran agama, wahyu tuhan yg diterima lewat perantara atau utusan entah ORANG KHUSUS atau ANAK tanpa ada SAKSI...kebenarannya perlu diragukan.
Dan hati hati dengan ajaran seperti itu. Banyak ranjau dan jebakan, yg menimbulkan kebingunngan dan kesalahan kesalahan KARENA PESAN SEJATI TIDAK TERSAMPAIKAN SECARA UTUH, DISEBABKAN ADANYA EROR HUMAN, MANIPULASI DLL.
SESUNGGUHNYA TUHAN SEJATI tidak pernah menurunkan ajaran lewat PERANTARA baik UTUSAN KHUSUS ATAU ANAK...karena TUHAN MAHA TAHU dan mengetahui kelemahan manusia... dan TUHAN tidak Perlu butuh bantuan orang lain untuk menyampaikan itu...
TUHAN SEJATI mampu menyampaikan ajaran kebenaran yg sejati Langsung tanpa perantara dan UTUSAN.
Jika Tuhan mampu menciptakan SEMESTA yg tak terhingga ini tanpa perantara .......KENAPA TIDAK?...maka ajaran kebenaran wahyu agama pun akan dilakukan dan disampaikan TANPA perantara..!!!!!!...dan ITULAH YG SESUNGGUHNYA ajaran SEJATI DARI TUHAN YG SEJATI.
Kerena Manusia mahluk BERFISIK... maka agar komonikasi TUHAN dengan manusia nyambung, (karena tuhan tanpa wujud, maka komonikasi manusia yg tampak dengan yg tidak nampak jelas tidak mungkin)
memahami akan ketrbatasan manusia maka TUHAN DENGAN KEMAHAKUASAANNYA.... menjelmakan diri menjadi manusia untuk mengajarkan ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI NILAI KEBENARAN SEJATI kepada mahluk dan Seluruh umat manusia .di BUMI.....
PENJELMAAN TUHAN menjadi manusia dalam upaya mengajarkan ILMU PENGETAHUAN DAN Nilai nilai hakiki kehidupan didalam ajaran WEDA/HINDU di sebut AWATARA/AVATARA
Avatara adalah KEPRIBADIAN tuhan sejati yg mewujudkan diri sebagai mahluk/manusia agar dapat dan mampu berkomonikasi secara langsung dengan manusia TANPA MELALUI PERANTARA APAPUN
untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dharma dan kesucian/ VIDIA/ WEDA dan nilai nilai kehidupan yg hakiki untuk menuntun manusia agar memperoleh jalan dan penerangan, cahaya sinar kesucian TUHAN serta menyadari cahaya tuhan dalam diri dan di semua mahluk dan semesta dan usaha dalam mengarungi kehidupan yg penuh dengan KEGELAPAN DAN KEBODOHAN.
ILMU PENGETAHUAN SUCI ini sudah berulang kali diajarkan kepada mahluk semenjak semesta dan bumi ini diciptakan, melalui perwujudan kpribadian tuhan yg berbeda beda. Ada 9 awatara yg sudah terlewatkan... salah satunya adalah KRISNA AWATARA yg mengulas weda kembali dlm intisari weda yg disebut BHAGAWAD GITA.
AJARAN SEJATI adalah ajaran yg dipesan kan/ di ajarkan LANGSUNG DARI TUHAN BRAHMAN/Hyang Widhi Wasa sebagai sumber dan narasumber yg utama dan ESA. TANPA PERANTARA !!!!!!!!!
Jangan pernah TERKECOH dengan ajaran yg PENDISTRIBUSIAN NYA melalui PERANTARA.....karena banyak akan terjadi EROR disana.....
seperti contoh diatas sumber nya KANFAS..... berlanjut distribusi menjadi KAPAS...lama lama bisa menjadi LAPAS.... LUPUS..... AKHIRNYA sampai di hilir menjadi MAMPUSSS.

Selasa, 25 Oktober 2016

MANUSIA DALAM PEMAHAMAN FILSAFAT HINDU


Manusia berasal dari bhs sanskrit MANU yg artinya nenek moyang mahluk bumi dan keturunannya yg memiliki manah/pikiran yg sudah tercerahkan/ somia/budhis yg membedakan nya dengan mahluk lain seperti binatang, tumbuhan dll.
Mahluk bumi yg sudah tercerahkan oleh spiritual ajaran dharma yg selanjutnya membentuk komonitas sebagai salah satu mahluk penghuni planet bumi.
Sebagaimana yg tertulis dalam Bhagawad gita
“AKU telah mengajarkan ilmu pengetahuan weda (yoga) ilmu pengetahuan abadi yg tidak dapat dimusnahkan ini kepada dewa matahari, lalu dewa matahari menurunkan kepada vivasvan, kemudian vivasvan mengajarkannya kepada manu leluhur manusia, dan manu mengajarkannya kepada ikswaku”(BG 4.1)
Manusia adalah mahluk yg telah dibekali pikiran yg memiliki 2 badan yaitu badan halus dan badan fisik. Dalam ajaran panca maya kosa badan manusia terbentuk dan terlapisi oleh lima lapisan tubuh.
1. Lapisan paling dalam, inti sari manusia adalah percikan tuhan/pertikel BRAHMAN atau Tuhan yaitu tuhan itu sendiri yg tersebar sama disemua mahluk yg disebut dengan ATMAN. Brahman dan atman adalah TUNGGAL.... inti sari manusia adalah atman (percikan Tuhan). Sering disebut lapisan terdalam atau ananda maya kosa.
2. Lapisan kedua diluar tubuh atman adalah lapisan tubuh JNANA yaitu lapisan tubuh kebijaksanaan/ kesadaran sejati/ budhis/somia. Lapisan tubuh NETRAL/ vijnana maya kosa. Tubuh tanpa keterikatan. Tanpa dwalitas.
3. Lapisan tubuh ketiga adalah lapisan tubuh PIKIRAN. Yg sering disebut Mano maya kosa. mano// Manah atau pikiran inilah yg membedakan manusia satu dengan yg lain. Pikiran itu ada 2 yaitu pikiran positif..yg menarik hal hal positif dan memberi hasil positif... dan pikiran negatif yg menarik hal hal negatif dan memberikan hasil negatif.... fenomena fikiran sejenis menarik sejenis......semua pikiran baik yg positif maupun yg negatif terekam dalam sebuah fail memori yg disebut MEMORI KARMA...
.
Memori karma persentase pikiran positif dan negatif ini adalah wujud dari identitas yg membedakan kwalitas mahluk manusia dengan mahluk lain dan juga sesama manusia itu sendiri. Memori karma adalah beban sekaligus penentu kwalitas manusia.
DIRI MANUSIA ADALAH APA YG DIPIKIRKAN.... MANUSIA ADALAH PIKIRAN ITU SENDIRI....ANDA ADALAH APA YG ANDA PIKIRKAN.........rekaman rekaman pikiran ini kmudian menjadi kan gudang fail yg melekat menjadi memori karma, yg terbawa selalu dalam setiap siklus evolusi kelahiran yg disebut PUNARBAWA/ SAMSARA/ atau disebut reinkarnasi ..............kelahiran berulang yg kwalitas hidup dan kelahiranya mengikuti MEMORI KARMA........
kwalitas manusianya sesuai persentase antara positif dan negatif.
JIWA/ROH adalah ATMAN yg Terbungkus badan Jnana dan badan PIKIRAN yg menyimpan fail memory karma/ sebagai memori alam bawah sadar.
Jiwa tidak pernah mati..jiwa sama dengan energy hanya berpindah atau berganti wujud...jiwa itu kekal, sebagaimana hukum kekekalan energy.
Dalam Bhagawad gita jiwa/roh disebutkan
“tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang jiwa/roh pada saat manapun. Dia tidak diciptakan pada masa lampau, ia tidak diciptakan pada masa sekarang dan dia tidak diciptakan pada masa yg akan datang. Dia tidak dilahirkan. berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak mati meskipun badan pembungkus ini mati dan hancur”.(BG 2.20)
“seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka dan membuang pakaian lama, begitu pula sang jiwa/roh menerima badan badan jasmani yg baru dengan meninggalkan badan badan lama yg tidak berguna”(BG 2.22).
Manusia adalah JIWA yg Terbungkus FISIK yg dilengkapi badan enegy sebagai badan no 4
4. Lapisan tubuh ke empat disebut PRANA mayakosa atau tubuh PRANA/ tubuh nafas. Tubuh energy dengan CAKRA CAKRA nya yg tersusun yg menciptakan energy dan aura dan juga jalur hubungan lalu lintas jalur terhubung meditasi dan bakti....antara atman dan brahman, antara jiwa dan tuhan.........manusia dengan tuhan........manusia dengan sesama .........dan manusia dengan alam,............ untuk menciptakan keseimbangan dan harmonisasi hubungan timbal balik...TRI HITA KARANA ...
cakra anahata/jantung tempat atman sebagai cakra cinta kasih .....cakra manipura/perut tempat kegelapan sad ripu, nafsu, ego, kemarahan, kesombongan dan cakra lain yg memiliki fungsi masing masing....termasuk cakra untuk jalur jalan bagi atman menuju pulang menyatu dengan brahman (MOKSHA).
5. Lapisan tubuh manusia yg kelima yg terluar dan yg tampak adalah lapiasan tubuh FISIK yg terbentuk dari 5 elemen PANCA MAHA BUTHA....yg terdiri dari elemen 1.padat/ pertiwi, 2.apah/air, 3 teja/api, 4 bayu/udara, 5 akasa/ether.... tubuh fisik ini bisahancur dan mati.
Perpaduan unsur atman, jiwa, halus dan badan fisik memunculkan sifat sifat TRIGUNA,..yg melahirkan sad ripu,sapte timira dan trimala..dan dengan ajaran weda...panca yama dan nyama, dasa yama dan nyama bratha... trikaya pari sudha.. tri hita karana, tatwan asi...mampu membuat manusia seimbang (MANU)..
.dengan keseimbangan..dan dalam posisi frekwesi yg sama seimbang.... kesadaran sejati muncul... dan pada akhirnya FREKWENSI YG SAMA dengan frekwensi kesadaran sejati hingga akhirnya mampu memahami akan kesadaran tuhan........
untuk selanjutnya mampu terhubung bahkan bersatu..ibarat titik air embun jatuh disamudra... menyatu dalam dekapan tanpa riak....
.menyatunya dan terhubungnya atman/TUHAN dalam diri dengan brahman/TUHAN SEJATI baik dalam kondisi badan fisik masih hidup maupun sudah mati...moksha dalam kehidupan dan setelah mati.... “mokshatam jagatgita yaca ithi dharma”
Swaha......

RAS MANUSIA PERIODISASI WEDA DAN NON WEDA


Ketika Tuhan menciptakan SEMESTA semua perangkat desain, fisik dan non fisik dan unsur unsur pendukung termasuk semua pengetahuan dan sebab akibatnya tercipta,tegambar dan menyatu didalamnya sebagai satu panduan.
WEDA (ajaran sanatana) adalah sumber pengetahuan itu sebagai desain arsitektur dan ilmu nya semesta yg diciptakan bersama dengan ciptaan yg lain DAN membaur menyatu didalam ciptaan itu. Maka pengetahuan weda dikatakan pengetahuan yg tidak mengenal awal dan akhir (sanathana dharma).
Pengajaran weda dan bimbingan TUHAN langsung telah diajarkan semenjak evolusi semesta yg berpusat dari matahari menuju evolusi planet planet lainnya hingga bumi.
Sebagaimana yg tertulis dalam Bhagawad gita
“AKU telah mengajarkan ilmu pengetahuan weda (yoga) ilmu pengetahuan abadi yg tidak dapat dimusnahkan ini kepada dewa matahari, lalu dewa matahari menurunkan kepada vivasvan, kemudian vivasvan mengajarkannya kepada MANU leluhur manusia, dan manu mengajarkannya kepada ikswaku”(BG 4.1)
MANU adalah Leluhur manusia di BUMI yg sudah ada semenjak jaman KERTA YUGA jutaan tahun sebelum masehi dan mengarungi jaman demi jaman setelahnya...yaitu TRETA YUGA..lalu DWAPAYUGA...DAN TERAKHIR KALI YUGA (JAMAN SAAT INI) YG DALAM WEDA DISEBUT CATUR YUGA.
Keturunan MANU (sanskrit) menyebar kemana mana ..... MANU menjadi MAN (inggris)...
Manusia berasal dari bhs sanskrit MANU yg artinya nenek moyang mahluk bumi dan keturunannya yg memiliki manah/pikiran yg sudah tercerahkan/ somia... yg membedakan nya dengan mahluk lain seperti binatang, tumbuhan dll.
MANU DAN KETURUNANNYA ADALAH Mahluk bumi yg memiliki otak dan pikiran serta hati yg sudah tercerahkan dan suci oleh spiritual ajaran dharma /WEDA yg selanjutnya membentuk komonitas sebagai salah satu mahluk penghuni planet bumi....
Sebagaimana yg tertulis dalam sloka-sloka Bhavisya Purana dapat disebutkan bahwa agama Veda (sanatana-dharma) adalah peradaban dan agama yang tertua dan dianut oleh umat manusia dari awal ciptaan higga melalui 4jaman CATUR YUGA
.
Kelompok manusia yg sering tertulis di weda dan purana dalam 4 jaman itu adalah kelompok DHARMA/suci dan ADHARMA/jahat/kotor .......... yg persentase dharma dan kesucian nya dari jaman kerta yuga kejaman berikutnya semakin merosot dan menurun. Kelompok ADHARMA(kekuatan jahat) semakin mendapat kekuatan dan legetimasi dijaman KALIYUGA......
Jaman kali yuga adalah era jaman kekusaan KALI – PURUSA..mahluk ADHARMA..kelompok jin atau setan yg memperoleh mandat dan legalitas sebagai penguasa kegelapan dan angkara murka yg menjadi pengacau dan penjerumus KESUCIAN KETURUNAN MANU agar jatuh dalam ADHARMA/kejahatan yg berkepanjangan.
SALAH SATU dari sekian banyak KETURUNAN MANU yg tersebar dibumi pada jaman mulainya KALIYUGA yg terjerumus dan keluar dari ikatan keturunan manu dan tidak lagi mengakui WEDA, dan membentuk komonitas dan RAS baru....disebutkan
Dalam Bhavisya Purana
..
Kardama..adalah.salah satu keluarga MANU yg memiliki anak bernama Rsi Adama dan memiliki istri bernama havyawati...pasangan suami istri ini tinggal di KEBUN MILIK DEWA INDRA...(Dewa indra dalam weda adalah pemilik sorga dan sebagai raja sorga). Adam dan hawa tinggal ditaman milik dewa INDRA.
Godaan KALI_PURUSA membuat rsi adama/adam dan hvyawati/hava/hawa...terjerumus dan tidak mengakui MANU dan AJARAN SUCI WEDA.....dan semenjak itu dan keturunannya keluar dari jalur MANU menjadi A-MANU.(/tidak manu) ../A-MAN../..IMAN .kelompok ber IMAN..yg artinya kelompok keturunan adam dan hawa yg tidak mengakui MANU Sebagai garis keturunannya dan keluar dari pengikut ajaran suci WEDA....lalu membentuk RAS BARU dibumi.hingga akhirnya muncul agama dibumi yg beberapa isinya mengambil bagian bagian weda namun tidak mengakui weda.
Karena merasa tertipu oleh godaan kali-purusa .....adam dan hawa terusir dari taman sorga dewa indra,dan memutus jalur keturuanan MANU dan ajaran weda...maka dendam ini terwariskan oleh keturunan nya sehingga keturunan adam dan hawa membenci kaum SETAn yg telah menjerumuskan moyangnya...sehingga kelompok ini dalam pesan ajarannya selalu punya obsesi untuk kembali ke SORGA sebagai tujuan akhiratnya.
dan agama yg muncul belakangan dari keturunan RAS BARU adam dan hawa selalu berkisah untuk kembali ke SORGA dan benci dengan SETAN.
Sakeng begitu sensitifnya..keturunan adam hawa ini bahkan KETURUNAN MANU yang lain yg bertebaran dimuka bumi ini yg masih memegang tradisi WEDA yg masih kokoh menganut ajaran SNANATANADHARMA ikut dicurigai nya juga....
Cikal bakal pemikiran dan dendam kaum RAS BARU adam hawa telah melahirkan DISKRIMINASI, LUKA dan dendam antar sesama...sebagai Kemenangan dari pengaruh KALI_PURUSA/mahluk kejahatan yg mendapat restu menjadi penguasa dan berpengaruh di JAMAN KALIYUGA ini.
RAS manusia sebelum zaman kaliyuga adalah keturunan dari MANU sehingga memiliki fisik dan spiritual yang jauh lebih tinggi
Karena itu manusia zaman Kaliyuga adalah ras (spesies) manusia yang jauh merosot secara fisik dan rohani dibandingkan dengan manusia-manusia zaman sebelumnya sampai era Mahabharta.
Itulah sebabnya kecanggihan teknologi dan keampuhan mantra Veda pada zaman Mahabharata DAN sebelumnya ...tidak dapat digunakan oleh manusia saat ini karena kualitas manusianya yang sudah dipengaruhi oleh Kali-purusa sejak awal.
Spesies manusia pada zaman sebelum Kaliyuga dapat berinteraksi langsung dengan para dewa karena kesucian mereka, namun setelah zaman Kaliyuga, benih ras manusia telah dipengaruhi Kali-purusa sejak awal sehingga umat manusia cenderung lebih tertarik berbuat jahat ketimbang melaksanakan dharma...
Tuhan adalah ayah bagi setiap mahkluk hidup. Ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini melalui Dewa Brahma, dharma dan adharma juga diciptakan dari bagian depan dan belakang badan Brahma. Kali-purusa lahir dari adharma ini. Setiap mahkluk yang dilahirkan. Di alam semesta ini memiliki hak melakukan kegiatannya, dan Tuhan sebagai ayah alam semesta memfasilitasi hal itu. Akan tetapi, Tuhan tidak bertanggung jawab terhadap hasil perbuatan mahkluk hidup.
Hasil perbuatan mahkluk hidup akan ditanggung mahkluk itu sendiri berupa karma-phala. Karena Kali-purusa juga mahkluk hidup yang diciptakan Tuhan, maka Tuhan memberikan waktu khusus bagi Kali untuk berkuasa di bumi. Masa ini dinamai Kaliyuga, berlangsung selama 432.000 tahun manusia. Setelah itu, masa kekuasaan Kali akan berakhir.

Aum sarvesham svastir bhavatu




Dagang Banten Bali



Aum sarvesham svastir bhavatu
Sarvesham shantir bhavatu
Sarvesham purnam bhavatu
Sarvesham mangalam bhavatu
Sarve bhavantu sukhinah
Sarve santu niramayah
Sarve bhadrani pashyantu
Makaschit dukkha bhag bhavet

[Semoga semua mahluk sukses.
Semoga semua mahluk dalam kedamaian.
Semoga semua mahluk merealisasi kesadaran.
Semoga semua mahluk sejahtera.
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga semua mahluk bebas dari ketidak-sempurnaan.
Semoga semua mahluk menolong kesejahteraan mahluk lain.
Semoga semua mahkluk bebas dari penderitaan.]
Ida Ratu saking luhur, gerakkanlah hati dan welas asih semua orang agar saling membantu dan saling menyayangi satu sama lain.
Atmaupamyena sarvatra samam pasyati, sukham va yadi duhkham sa yogi paramo matah
[Mereka yang mengidentifikasikan dirinya dengan semua yang ada di alam semesta dan mengidentifikasikan kesenangan dan penderitaannya sendiri dengan kesenangan dan penderitaan semua makhluk, dialah seorang yogi yang sempurna].


Posisi tidur yang baik menurut Hindu


Dagang Banten Bali




Posisi tidur yang baik menurut Hindu
menurut Nitisastra VII, 1-2 :
"Jika kepalamu di timur, akan panjang umurmu. Jika di utara, engkau mendapatkan kejayaan. Jika letak kepalamu di barat, akan mati rasa cinta padamu, engkau akan dibenci para sahabatmu; dan jika membujur ke selatan, akan pendek umurmu, dan menyebabkan rasa duka cita"


Dana Punia



Dagang Banten Bali




DALAM berbagai sastra suci Hindu, sudah diprediksi berbagai ciri-ciri baik dan buruknya keadaan setiap zaman. Dari zaman Kerta, Treta, Dwapara maupun zaman Kali.
ciri-ciri zaman Kali Yuga seperti sekarang ini. Apa yang terjadi dewasa ini sudah dinyatakan dengan sangat jelas dalam sastra suci Hindu ribuan tahun yang lalu.
Bagaimana cara mengatasi ciri negatif setiap zaman, juga sudah diajarkan dalam berbagai sastra suci Hindu. Kalau benar-benar kita paham dengan cara mengatasi keadaan setiap zaman itu, maka manusia pun akan selalu dapat memperkecil akibat buruk dari keadaan negatif setiap zaman. Misalnya keadaan zaman Kali dalam Manawa Dharmasastra dinyatakan bahwa Dharma hanya berkaki satu sedang Adharma berkaki tiga. Ini artinya suara ketidakbenaran jauh lebih kuat dari pada suara kebenaran (dharma).
Dalam kekawin Nitisastra dikatakan bahwa yang paling diutamakan pada zaman Kali adalah kekayaan.
"Sunguh kalau zaman Kali datang tidak ada yang lebih utama dari kekayaan (harta benda). Karena itu zaman Kali ini benar-benar nyata, uanglah yang paling berkuasa"
Selanjutnya dinyatakan pula dalam kekawin Nitisastra bahwa orang berilmu, para pemimpin, orang suci, orang kuat pengaruhnya semuanya mengabdi kepada orang kaya.

Dalam sastra lainnya juga diungkapkan bahwa para penguasa tidak lagi berderma kepada mereka yang miskin malahan disuap oleh orang yang kaya. Pengusaha (Waisya) tidak lagi menghormati penguasa, karena memang sudah tidak pantas lagi untuk dihormati. Para Brahmana enggan mentaati ajaran kitab suci. Orang saling meninggi-ninggikan dirinya. Karena pengaruh zaman Kali manusia menjadi kegila-gilaan, suka berkelahi berebut kedudukan. Orang saling bermusuhan dengan saudaranya sendiri dan mencari perlindungan pada musuh. Demikian antara lain ciri-ciri negatifnya zaman Kali.
Dalam Lontar Sangara Bumi, Yoga Sengara, Kali Yuga dam lainnya. Yang patut direnungkan bagaimana manusia mencari pembebasan dirinya dari pengaruh negatif zaman Kali itu untuk dapat hidup bahagia. Pertama-tama yang patut dilakukan adalah memahami keadaan zaman Kali yang memang seperti itu adanya.

Sudah dinyatakan dalam kitab Manawa Dharmasastra bahwa cara beragama zaman Kali adlah dengan cara lebih menekankan pada dana punia. Tentunya cara-cara yang lainnya seperti bermeditasi, melakukan upacara yadnya sebagai media untuk melakukan Jnyana, Karma dan Bhakti tidak boleh dilupakan. Cuma beda penekanannya saja. Melakukan dana punia itu tentunya harus dengan cerdas. Artinya ikutilah ajaran tentang melakukan dana punia sebagaimana diajarkan oleh kitab-kitab sastra suci.

Misalnya dalam Bhagawad Gita XVII.20 yang menyatakan bahwa melakukan dana punia itu hendaknya berpedoman pada ajaran Desa, Kala dan Patra.
Desa artinya disesuaikan dengan tradisi setempat yang sudah berlaku baik dan diterima oleh masyarakat luas. Kala melakukan dana punia itu disesuaikan dengan waktunya. Umumnya dianjurkan ber-dana punia pada saat matahari Uttarayana. Ber-dana punia juga harus tepat kepada orang yang disebut Patra. Patra artinya orang yang patut mendapatkan dana punia. Bhagawad Gita menekankan bahwa yang patut dilakukan zaman Kali adalah berbhakti pada Tuhan dan melayani sesama (Pujanam Sewanam). Itulah yang patut dilakukan untuk mencapai pembebasan rohani pada zaman Kali.

 dari berbagai sumber



KARMA PHALA



Dagang Banten Bali


Karmaphala atau karmapala adalah salah satu dari lima keyakinan (Panca Sradha) dari Agama Hindu serta filsafat dari agama Dharmik. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti "perbuatan", "aksi", dan phala berarti "buah", "hasil". Karmaphala berarti "buah dari perbuatan", baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan.

 

Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, dan efeknya kepada orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum kausalitas bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil. Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku, Ketiganya lah yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.

 

Karma phala terbagi atas tiga jenis, yaitu:

 

Sancita Karma Phala merupakan jenis phala/hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya.

 

Prarabdha Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini dan phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga.

 

Kryamana Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.

 

Jadi apapun perbuatan kita saat ini baik itu baik ataupun buruk pasti ada karmaphalanya baik itu kita terima saat ini maupun kehidupan kita selanjutnya. Tidak salah jika kita melihat kehidupan seseorang yang sangat sukses ataupun bahagia, mungkin saja karmanya sangat baik dikehidupannya yang dahulu, begitupun sebaliknya. Maka dari itu berbuat baiklah sebanyak mungkin agar dapat memetik buah karma yang baik di kehidupan selanjutnya. 


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI